**
Cahaya matahari perlahan-lahan menerangi kamar yang terdapat seseorang lelaki. Lelaki itu perlahan-lahan membuka matanya berusaha menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya matahari itu.
Setelah membuka mata lelaki itu terdiam sejenak berusaha untuk mengingat kejadian semalam. Beberapa saat kemudian lelaki itu langsung membulatkan matanya.
Kemudian ia langsung keluar dari kamar yang cukup asing untuknya itu tanpa mencuci mukanya terlebih dahulu.
Lelaki yang tak lain adalah Daffa itu turun ke lantai satu dengan nafas yang terengah-engah karena ia tadinya berjalan dengan setengah berlari belum lagi dengan ia turun menggunakan tangga manual bukan lift.
Setelah turun dan tiba di sebuah ruangan yang ia baru ia sadari adalah ruang makan, Daffa lagi dan lagi di buat cengo ketika melihat siapa saja yang duduk di meja makan itu.
"Lho kok bisa ada dia?!"tanya Kairan dengan nada yang tidak santainya.
"Ehh ketos songong Lo salah masuk rumah yah? Atau jangan-jangan Lo lupa sama rumah Lo sendiri?"tanya Kenan
Bagaimana tidak saat ini mereka tengah sarapan pagi tetapi tiba-tiba saja ada seseorang yang datang di hadapan mereka dengan wajah bantal dan rambut yang acak-acakan, jangan lupa dengan nafasnya yang terengah-engah pertanda ia habis berlari.
"I–ini rumah kalian?"tanya Daffa kaget
"Iyalah, dan Lo sendiri kenapa bisa ada disini? Nyasar Lo yah?"ucap Kenan lagi.
"Gue gak tau kenapa gue bisa ada disini"ucap Daffa jujur
"Udah-udah nanti dulu ributnya sekarang kita sarapan dulu, Daffa sini kamu juga ikut"ucap Cesya menengahi.
"Lho kok gitu sih bunbun?!"
"Bun Kairan gak mau sarapan kalo ada dia disini!"
"Keano juga!"
"Karel juga!"
Keempat bersaudara itu kompak menatap tajam Kenzo,berusaha membuat kenzo ikut protes juga tetapi yang terlihat cowok itu malah diam dan fokus dengan makanannya.
"Kalian gak boleh gitu, gimanapun juga Daffa itu tamu kita lho! Udah sini Daf kamu ikut duduk aja disamping Kenzo"ucap Cesya sementara keempat anaknya langsung menatap tajam Cesya pertanda tidak setuju dengan Ucapan sang ibu negara.
Tetapi bukannya takut Cesya malah ikut menatap tajam mereka sehingga membuat mereka akhirnya mengalah.
"Ngapain Lo masih berdiri mau jadi patung? Sana duduk!"perintah Kairan yang langsung di turuti oleh Daffa
"Tapi inget yah! Ini pertama dan terakhir kalinya Lo bisa makan semeja sama kita"peringat Kenan
Cesya yang mendengar ucapan sang anak hanya bisa menghela nafas. Yah dapat Cesya akui jika ia juga membenci Daffa karena kehadiran bocah itu yang menjadi kehancuran keluarganya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect
General FictionCover by ©Pinterest [SUDAH TERBIT] AYO BACA SELAGI LENGKAP! SEBELUM DI HAPUS ** Bagaimana perasaanmu ketika mengetahui lelaki yang selama ini kau anggap adalah satu-satunya prioritas mu ternyata malah mengkhianatimu dengan berselingkuh dengan seoran...