Typo bilang^^
**
Kelima eh ralat keempat remaja itu terdiam membeku mendengar nama yang selama ini sangat mereka hindari ternyata malah disebut oleh seorang remaja didepannya ini.Melihat wajah remaja yang di ketahui bernama Daffa itu membuat keempat remaja bersaudara itu tanpa sadar mengingat masa lalu mereka dulu ketika mereka menanyakan sosok ayah mereka
Flashback On
Di sebuah rumah yang sederhana tetapi nampak sangat nyaman untuk di pandang apalagi di tinggali terdapat seorang wanita setengah baya yang tengah duduk bersama kelima anak kembarnya di ruang keluarga dengan beberapa cemilan di atas meja
"Stttt bang!" Ucap seorang anak yang berumur sekitar lima tahun seraya berbisik kepada kakaknya yang duduk di sampingnya
"Sutttt!" Anak disampingnya pun ikut memberikan kode kepada kakak tertuanya tetapi hanya di balas dengan tatapan acuh nya
Sementara sang ibu yang tak lain dan tak bukan adalah Cesya akhirnya membuka suaranya.
"Kenapa kalian bisik-bisik hm? Kalian mau ngomong apa sama bunda, ngomong aja gak usah takut"ucap Cesya dengan lembut karena sedari tadi ia melihat tingkah anak-anaknya yang tengah saling memberi kode seperti ingin mengatakan sesuatu.
Mendengar ucapan Cesya membuat mereka saling lirik satu sama lain
"Emmm i-it-u bun"ucap Kairan dengan gugup karena ia takut membuat ibunya itu tersinggung dengan pertanyaannya
"Itu apa? Kalian mau ngomong apa sih sayang?"ucap Cesya yang gemas dengan tingkah anak-anaknya itu
"Bun kita boleh tau gak siapa ayah kandung kita?tapi kalo bunda gak mau ngasih tau gak papa" akhirnya si sulung pun membuka suaranya.
Sementara Cesya yang mendengar pertanyaan to the poin anaknya itu pun hanya diam membeku
"Iya Bun, soalnya disekolah kita sering di ejek sama temen-temen gara-gara gak punya ayah"Sahut Keano yang di angguki oleh keempat saudaranya.
Cesya yang mendengar itu pun kembali terdiam. Diejek? Huh harusnya Cesya sudah memikirkan ini sedari dulu
"Bun-"
Drettt Drettt Drettt
Ucapan Cesya pun harus terputus karena adanya telpon yang masuk, sehingga mau tak mau Cesya harus mengangkat telpon itu terlebih dahulu.
Cesya pergi sebentar untuk mengangkat telponnya. Sementara si kembar sudah ketar-ketir dengan jawaban sang bunda. Mereka takut jika Bundanya akan bersedih karena pertanyaan mereka tadi tetapi rasa penasaran mereka lebih besar tentang siapa sebenarnya ayah kandung mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect
General FictionCover by ©Pinterest [SUDAH TERBIT] AYO BACA SELAGI LENGKAP! SEBELUM DI HAPUS ** Bagaimana perasaanmu ketika mengetahui lelaki yang selama ini kau anggap adalah satu-satunya prioritas mu ternyata malah mengkhianatimu dengan berselingkuh dengan seoran...