"Malam ini teman-temanku akan berkunjung ke apartemen. Tolong belanjakan beberapa cemilan dan tiga botol soju. Pakai uangmu dulu, nanti kuganti."
Belum sempat merespons, layar ponselnya sudah menunjukkan layar utama yang artinya telepon sudah terputus. Bibirnya berdecak keras-keras dan memasukkan benda pipih itu kedalam saku dengan kesal.
Aeyeon meringis pelan saat mendapati stok uang didalam dompetnya tinggal tersisa 20 ribu won. Pikirannya sontak menerawang apakah uang sebesar itu bisa membelanjakan cemilan dan soju atau tidak di supermarket.
"Pasti bisa," gumamnya meyakinkan.
Beberapa detik berselang ponselnya kembali berbunyi singkat. Aeyeon sempat berdecak karena mengira itu dari si tidak sabaran Jeon Jungkook, namun wajahnya melemas saat mendapati pesan barusan berasal dari pria lain.
Kakak: Yeon, kakak merindukanmu. Kapan kau pulang?
Bibir bawahnya ia gigit kuat-kuat menahan debaran menyesakkan didalam dada. Kalau boleh jujur, dirinya pun sangat merindukan Jimin. Tapi kejadian beberapa hari lalu masih terus membekas dalam benaknya.
Aeyeon memilih memasukkan kembali ponselnya kedalam saku dan beralih menjalankan kedua kaki menuju halte terdekat. Sekian lama menunggu bus dengan desiran angin yang sedikit dingin, suara yang sangat familier ditelinganya tiba-tiba menyeru.
"Kau mau kemana?" tanya Younghoon sembari mendaratkan bokongnya diatas kursi besi disebelah Aeyeon. Gadis itu tak lekas menjawab, sambil memalingkan wajah kesamping ia diam-diam menghapus air matanya yang sedikit keluar.
"Hei, kenapa?" Younghoon melunturkan senyuman cerianya dan berganti menjadi senyuman prihatin.
Aeyeon segera menggeleng lalu memberikan senyuman lebar pada pria tampan disebelahnya, "Tidak apa. Aku hanya kelilipan sedikit,"
"Kalau ada masalah cerita saja padaku, kau ini. Sudah kukatan berapa kali." dari suara bicara Younghoon pria itu seperti mengomel dengan satu tangan besarnya yang mengusap pipi Aeyeon bermaksud menghilangkan jejak air likuid disana.
"Sudah kubilang aku tidak apa. Aku hanya kelilipan, Kim." balasnya gemas lalu mencubit pipi Younghoon pelan.
Aeyeon lebih suka memanggil Younghoon dengan sebutan marga ayah pria itu, Kim.
"Kau akan langsung pulang atau pergi kesuatu tempat dulu?
"Aku akan ke supermarket dulu, ingin belanja."
"Benarkah? Aku ikut, ya?"
Aeyeon terdiam menimang sambil mengusap dagunya menggunakan jari telunjuk juga jempol. Hal itu membuat Younghoon merotasikan kedua bola matanya jengah, pun Aeyeon yang membalasnya dengan kekehan.
"Baiklah,"
Selang beberapa menit setelah menunggu dan mendapatkan bus, Aeyeon maupun Younghoon telah sampai ditempat tujuan. Supermarket yang menurut Aeyeon dekat dengan apartemen Jungkook, supaya ia bisa jalan kaki. Sedikit menghemat tidak apa bukan.
"Kau membeli soju? Untuk siapa? Ayolah Yeon, aku sangat tahu bagaimana toleransimu terhadap alkohol. Kau pasti akan langsung mabuk jika meminum alkohol sedikit saja."
Aeyeon menolehkan kepalanya sebentar sembari tetap memasukkan tiga botol soju kedalam keranjang belanjaan. "Untuk kakakku, kau tidak perlu khawatir." balasnya lagi-lagi berdalih hal lain.
Saat itulah Younghoon akhirnya bisa menghembuskan napas lega. "Sudah selesai?"
Aeyeon lantas memalingkan pandangan kearah keranjang belanjaan yang telah penuh terisi dengan beberapa cemilan ringan, beberapa kaleng cola, dan tiga botol Soju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [JJK]
FanfictionPark Aeyeon harus memilih satu di antara dua pilihan. Terus tinggal bersama sang kakak dengan hubungan terlarang mereka, atau justru tinggal bersama Jeon Jungkook yang notabene bukanlah siapa-siapanya. Jika Aeyeon memilih opsi kedua, maka ia harus r...