Semua karyawan yang hadir di ruangan Jungkook hanya bisa menundukkan kepala mereka dengan pasrah. Sudah sejak dua puluh menit lalu, bos mereka memarahi dan menceramahi karena kesalahan yang mereka buat sendiri.
Laporan-laporan yang mereka buat ternyata salah, dan tentunya mereka semua harus menerima konsekuensi kalau Jeon Jungkook selaku bos disini akan marah seperti beberapa hari lalu.
"Bagaimana bisa kalian sampai salah seperti ini?! Bukankah semuanya sudah diatur?!" untuk yang kelima kalinya Jungkook melempar kertas berisi laporan yang salah setelah ia memeriksanya. Meja kerjanya sudah terdapat kertas-kertas sampah yang menjadikannya sampai semarah ini. Jungkook tidak habis pikir, kenapa bisa sampai gagal seperti ini. Padahal sebelumnya baik-baik saja dan sejauh ini pegawainya selalu melakukan yang terbaik.
Ketahuilah kalau Jungkook tengah stress sekarang. Persoalannya dengan Aeyeon saja sudah membuatnya pusing, dan sekarang ditambah dengan ini.
"Perbaiki semuanya dan kalian keluar dari sini!"
Sesuai arahan, mereka semua pergi dari ruangan Jungkook tentunya setelah membereskan kertas-kertas yang berserakan di lantai. Dan tinggal lah Jungkook sendiri di ruangannya. Entah kenapa, ia merasa akhir-akhir ini harinya terasa begitu buruk.
Tepat di saat Jungkook hendak duduk di kursi kerjanya, tiba-tiba saja perutnya terasa begitu mual dan alhasil membuatnya mengeluarkan suara seperti seseorang yang hendak muntah.
"Ada apa denganku?" Jungkook menutup mulutnya menggunakan telapak tangan. Semakin lama rasanya semakin mual, tetapi ia hanya berpikir kalau itu terjadi karena belum makan dan dengan begitu Jungkook bergegas pulang untuk mengisi perutnya yang terasa semakin tidak karuan.
Jungkook bernapas lega ketika sampai apartemen perutnya sudah tidak terasa mual lagi. Keadaan apartemen sudah sangat sepi ketika ia masuk, bahkan lampu-lampu sudah dimatikan. Ini tidak seperti biasanya, jika biasanya Aeyeon akan menunggunya di sofa sembari menikmati beberapa camilan, tetapi sekarang tidak.
Jungkook memilih duduk di sofa lalu melonggarkan ikatan dasinya yang serasa mencekik. Setelah itu membuka jas rompi yang ia pakai dan terakhir melepaskan dua kaitan kancing teratas kemejanya. Sejenak Jungkook hanya terdiam setelah merebahkan kepalanya di punggung sofa. Kedua manik bulatnya memejam menikmati sapuan AC yang menyala di ruang tengah. Ah, benar juga. AC-nya belum dimatikan.
"Apa dia sudah tidur?" Jungkook memandangi sekitar, mencari keberadaan istrinya yang entah berada di mana. Tangan besarnya meraih remot AC yang terletak tak jauh dari posisinya sekarang lalu berdiri setelah mematikan mesin pendingin tersebut.
Hari ini banyak sekali masalah. Kantornya sedang tidak baik-baik saja. Akhir-akhir ini juga terdapat persoalan yang membuatnya memarahi karyawannya seperti tadi.
Jungkook sedikit terkejut saat menemukan kamarnya terang yang artinya Aeyeon belum tidur. Ia menutup pintu terlebih dahulu lalu mengedarkan pandangan mencari keberadaan seseorang yang sedari tadi ia cari.
"Aeyeon?"
"Astaga!"
Sekitar jarak dua meter di depannya, Jungkook mematung melihat bagaimana penampilan istrinya sekarang. Tidak berbeda jauh dengan Aeyeon sendiri yang terlihat terkejut atas kehadirannya.
"Kau sedang apa?" Jungkook mengeraskan rahangnya sembari menyusuri penampilan istrinya dari bawah sampai atas.
"Kau sudah pulang?" Aeyeon terlihat menggaruk tengkuk belakangnya sambil menatap Jungkook kikuk. Jangan lupakan dengan tangan yang menutupi belahan dadanya.
"Kenapa kau memakai baju seperti itu?" Jungkook malah balik bertanya. Sedangkan kedua kaki panjangnya kini berjalan mendekat dengan gejolak gairah yang terasa mendidih di dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [JJK]
FanfictionPark Aeyeon harus memilih satu di antara dua pilihan. Terus tinggal bersama sang kakak dengan hubungan terlarang mereka, atau justru tinggal bersama Jeon Jungkook yang notabene bukanlah siapa-siapanya. Jika Aeyeon memilih opsi kedua, maka ia harus r...