Chapter 22

2K 230 51
                                    

Butiran salju menghiasi jalanan kota Seoul dan udara menjadi semakin dingin. Sepertinya musim dingin kali ini akan lebih parah dibandingkan tahun lalu.

Penghangat ruangan sekiranya masih mampu menghangatkan tubuh keduanya hingga di pagi hari seperti ini. Dengan dibalut selimut tebal, kedua sejoli itu masih asik tertidur setelah melakukan kegiatan semalam.

Ah, tidak. Jungkook sudah bangun, ia kini tengah asik menatap wajah manis gadisnya dipagi hari. Bibirnya tak henti melukis senyum sejak ia pertama kali membuka kedua kelopak untuk yang pertama kali.

Dengan nyaman Aeyeon tertidur dengan menyenderkan kepala pada permukaan dadanya yang masih tak terbungkus apapun. Gadis itu terlihat kelelahan.

"Maaf, sepertinya aku bermain terlalu kasar semalam." gumamnya sembari mengelus pelan pemukaan bibir Aeyeon yang terdapat bercak darah kering. Jungkook merasa bersalah, ia tidak seharusnya bermain kasar semalam.

Tapi, ah.. malam itu ia sangat marah mengetahui gadis yang dicintainya sudah tidur dengan pria lain. Yah, tentu tanpa tahu apa itu benar atau tidak.

Namun, ia melihat dengan jelas bagaimana Aeyeon memakai pakaian seksi dan memperlihatkan paha serta belahan dadanya pada lelaki hidung belang disana, disebuah bar yang tempo hari ia kunjungi bersama Taehyung. Hatinya bergejolak marah, tentu saja.

Tangan besarnya terus saja bertepi dikepala Aeyeon dan mengelusnya pelan. Dengkuran napas gadis itu yang tenang membuat suasana hatinya membaik dan pagi ini terasa begitu berbeda.

"Andai kau tahu, aku sangat cemburu tadi pagi saat kau bilang ingin berangkat dengan Younghoon. Si brengsek sialan itu."

Jungkook rasa, Younghoon juga memiliki rasa ketertarikan yang sama seperti dirinya pada Aeyeon. Sudah dapat ditebak kalau pertemanan mereka bukan yang seperti biasanya. Apalagi saat diacara karnaval kampus beberapa waktu lalu, semakin memperkuat keyakinan kalau Younghoon juga menyukai gadis yang kini berada dalam rengkuhannya ini.

"Sudah bangun?"

Untuk pertama kalinya dalam hidup seorang Park Aeyeon, pemandangan pertamanya setelah bangun tidur ialah senyum menawan yang begitu merekah di pagi hari. Perlahan ia menyesuaikan cahaya yang ada dan memfokuskan pandangan melihat Jungkook yang berjarak terlalu dekat dengannya.

Cup

Satu kecupan hangat telah mendarat manis diatas ranumnya yang masih terlihat lebih tebal sejak semalam. Berhasil membawanya melambung tinggi dan pipinya tak tahan untuk tidak bersemu merah.

"Morning kiss untukmu." ucapnya masih dengan senyuman menawan.

Aeyeon tak tahu harus malu atau merasa kesal mendengar itu. Tapi ternyata rasa kesal soal semalam tidak mampu menampik kalau rasa malu lebih mendominasi dirinya saat ini.

"Apa-apaan.."

"Kau tidak berniat memberikannya juga untukku?" tanyanya dengan suara yang dibuat seperti anak kecil seraya semakin mengeratkan pelukan.

Lantas dirinya mencoba menjauh dengan menekan lengannya pada Jungkook, kemudian mengangkat sedikit selimutnya apakah pakaiannya masih lengkap seperti semalam atau tidak.

"Kau benar-benar melakukannya semalam?" tanyanya balik sambil menatap lawan bicara dengan sudut bibir yang digigit was-was.

Gelengan kepala dari Jungkook tentu membuat kedua netranya membulat. "Aku tidak bisa melakukannya karena kau terus menangis." jawabnya seraya kembali menarik Aeyeon tenggelam dalam pelukan dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang gadis sejenak dan kemudian kembali mengangkatnya.

Sincerity [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang