Mobil putih berjenis limosin milik Jungkook perlahan memasuki gerbang yang menjulang tinggi setelah dibukakan oleh seorang satpam. Aeyeon tidak bisa menyembunyikan kekagumannya lagi setelah melihat bangunan didepannya, rumah mewah yang begitu besar. Bahkan mungkin ini lima kali lebih besar dari rumahnya.
"Ini rumahmu?" tanyanya tanpa menatap Jungkook dan sibuk menatap bangunan didepannya.
"Rumah ibuku. Sekarang turunlah."
Aeyeon segera tersadar dan membereskan penampilannya, tak lupa rambut palsunya yang sedikit kelihatan tidak rapih di kaca spion. Lalu mengikuti Jungkook keluar dari mobil dengan jantung yang berdetak tak normal.
"Jangan lupa rendahkan suaramu. Usahakan agar terdengar seperti laki-laki sungguhan." ujar Jungkook setengah berbisik setelah mereka bersebelahan. Aeyeon hanya bisa mengangguk sebelum akhirnya mereka berdua memasuki rumah besar yang serba bernuansa Eropa itu.
"Ibu," Jungkook memanggil ibunya yang tengah memegang sebuah majalah sembari bersantai duduk dihalaman belakang. Wanita berbalut pakaian hangat itu lantas berbalik, lalu lekas berdiri saat melihat putranya yang ternyata telah sampai.
"Jadi ini temanmu yang kau maksud?"
Aeyeon sendiri hanya dapat menunduk sambil tersenyum canggung setelah memberikan bow salam kenal. Ia benar-benar tak mengerti bagaimana situasinya sekarang.
Jungkook menyikut Aeyeon membuat gadis itu sontak berpaling padanya, lalu mengisyaratkan agar memperkenalkan diri pada ibunya.
Sebelum mengeluarkan suara, Aeyeon berdeham terlebih dahulu secara diam-diam. "H-halo Bibi, aku Han Bomin." ucapnya kikuk berusaha dengan intonasi yang serendah mungkin.
Ibu Jungkook mengulas senyum manis, "Astaga, kenapa kau cantik sekali." entah itu pujian atau hal lain. Namun Aeyeon cukup tersipu mendengarnya.
"Kalau begitu ayo masuk, kita makan malam bersama sekalian." ujar ibu Jungkook lembut sembari mendorong pelan mereka berdua. Mau tidak mau Aeyeon maupun Jungkook kembali memasuki rumah dan ketiganya berjalan kearah ruang makan.
Untuk kedua kalinya Aeyeon dibuat takjub dengan apa yang dilihatnya sekarang. Meja menjulang panjang yang ia tebak berbahan kayu jati, juga taplak meja berenda yang apik dengan berbagai makanan tersaji diatasnya.
Sebelum duduk diatas kursi, Aeyeon lebih dulu menoleh pada Jungkook dengan ragu. Tak butuh lama pria itu membalasnya dengan anggukkan pelan mengisyaratkan agar gadis itu lekas duduk disebelahnya.
"Berapa umurmu, Bomin-ah?" selagi menyendokkan makanan keatas piring, ibu Jungkook bertanya dengan seulas senyum diwajahnya.
Aeyeon yang memang sedari tadi melamun dan menyenderkan punggungnya tanpa tenaga dipunggung kursi langsung menegakkan tubuhnya dan menatap pada ibu Jungkook dengan raut yang sedikit terkejut.
"A-ah, umurku? Aku berusia 23 tahun, Bi." jawabnya agak gugup dan sedikit menunduk.
Ibu Jungkook sedikit tertawa kecil, "Kau hanya berbeda 2 tahun dengan Jungkook rupanya. Sudah berapa lama kalian berteman? Aku belum pernah sekalipun melihatmu sebelumnya,"
Aeyeon sukses bungkam--bingung harus menjawab apa. Kepalanya ia tolehkan pada Jungkook mengindikasikan agar pria itu tidak diam saja.
"Kami berteman sejak SMA. Dia pindah ke Gyeongju setelah lulus, dan beberapa bulan lalu aku tidak sengaja bertemu dengannya lagi."
Bagus sekali bualanmu itu, Jeon Jungkook. Aeyeon hanya bisa mengangguk pelan serta tersenyum tipis menyetujui. Selepas itu ibu Jungkook hanya menganggukkan kepalanya mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [JJK]
FanfictionPark Aeyeon harus memilih satu di antara dua pilihan. Terus tinggal bersama sang kakak dengan hubungan terlarang mereka, atau justru tinggal bersama Jeon Jungkook yang notabene bukanlah siapa-siapanya. Jika Aeyeon memilih opsi kedua, maka ia harus r...