Chapter 17

2K 249 39
                                    

Mereka masih dalam posisi yang sama seperti beberapa detik lalu. Berdiri dan saling berpelukan dan Jungkook membiarkan bajunya basah akibat Aeyeon yang masih memeluk dirinya.

Bibirnya masih membisu, ia hendak menolak sebenarnya. Namun dari hati yang paling dalam, Jungkook merasa iba dan rasanya ingin menenangkan Aeyeon lebih jauh.

Perlahan lengannya terangkat untuk mengelus punggung Aeyeon lembut, berusaha memberikan ketenangan lewat elusannya. Ada sesuatu dalam dirinya yang mendorong untuk melakukan hal ini.

"Tenanglah, aku ada disini bersamamu." ujarnya lembut tidak seperti biasa. Rasanya Jungkook mengatakan itu karena spontanitas.

Selepasnya Aeyeon semakin mengeratkan pelukan dan semakin menyembunyikan kepalanya tepat didada bidang Jungkook, berusaha mencari sebuah kehangatan disana.

Kali ini perasaan Jungkook perlahan lebih relaks dan semakin mendaratkan elusan lembut pada punggung maupun surai belakang gadis dalam dekapannya. Kemudian memilih membawa Aeyeon untuk duduk diatas sofa.

"Aku akan menelpon Kakakmu,"

"Jangan!" Aeyeon segera menangkas cepat sebelum Jungkook benar-benar menelpon Kakaknya. Barulah saat mendongak, Jungkook menyadari jika Aeyeon baru saja menangis. Terlihat dari kedua matanya yang sedikit memerah dan sembab.

Ponselnya ia letakkan kembali diatas meja sebelum bertanya prihatin, "Kau habis menangis?"

Alih-alih menjawab, Aeyeon memilih kembali menyembunyikan wajahnya ditempat semula. "Aku pinjam pelukanmu dulu, sebentar saja." ringkihnya seperti bergumam.

"Apa ini ada hubungannya dengan Jimin Hyung?" Jungkook membatin sembari melipat bibir memikirkan sesuatu.

Hingga satu jam berlalu, dan waktu menunjukkan pukul setengah satu pagi. Jungkook terusik dari tidurnya karena merasakan ada sesuatu yang basah tengah menempel pada tubuhnya. Satu-dua detik mengumpulkan nyawa, ia baru sadar kalau sejak satu jam lalu telah memeluk Aeyeon dalam posisi duduk diatas sofa.

Namun berbeda saat pertama kali mereka berdua duduk, posisinya berubah menjadi Jungkook yang berada dibawah Aeyeon. Sementara gadis itu berada diatasnya, menyender nyaman di dadanya sambil menutup mata. Singkatnya Jungkook tengah menjadi bantal untuk Aeyeon saat ini.

Jika dilihat dalam jarak sedekat ini, Aeyeon tampak lebih menawan dari biasanya. Apalagi wajah polosnya yang terlihat menggemaskan. Jungkook meneguk ludah kasar, ia merasakan hal aneh dalam dadanya.

"Yeon, bangun," ujarnya masih dengan suara pelan. Tak butuh waktu lama Aeyeon langsung terusik saat merasakan ada guncangan ringan pada bahunya, ia lantas mengerjap tanpa mengubah posisi.

Jungkook hanya diam sambil menatap Aeyeon, bibirnya terangkat tipis setelah itu. Tipis sekali, mungkin hanya seukuran satu lembar kertas.

"Oh, maaf." Aeyeon tersadar atas posisinya dan segera menjauhkan diri lalu mendudukkan bokong disebelah Jungkook yang masih kosong. Gadis itu membenarkan sedikit rambutnya yang agak berantakan.

Sedangkan Jungkook merapikan pakaiannya yang juga sedikit berantakan. Pria itu tampak bertingkah persis seperti Aeyeon. Pun suasana diantara keduanya menjadi canggung.

"Apa tubuhmu pegal?" tanya Aeyeon merasa bersalah.

Jungkook menggeleng sebagai respons. Bibirnya masih rapat, bingung hendak mengeluarkan kalimat apa.

Aeyeon menggaruk surai belakangnya walau tidak terasa gatal sama sekali, kemudian menunduk menatap pakaiannya yang masih lembab seperti pertama kali ia pulang ke apartemen.

"Kalau begitu aku mau mandi dulu, maaf dan terimakasih soal tadi." dengan gerakan gugup Aeyeon beranjak dan berjalan meninggalkan Jungkook dengan sejuta perasaannya yang tak menentu.

Tidak ada yang istimewa memang tentang kejadian tadi. Hanya tidak sengaja saling tidur berdekatan dalam satu tempat yang sempit. Namun itu semua berarti banyak bagi Jungkook, membuat perasaannya membuncah tiba-tiba.

~♡︎~

Pagi ini rencananya Aeyeon hendak pergi ke perpustakaan untuk mencari buku untuk keperluan materi kuliahnya. Gadis itu sudah siap dengan setelan kasualnya seperti biasa, jeans biru dipadukan dengan hoodie ungu pastel yang sedikit kebesaran.

Ia sudah mempersiapkan segala keperluan Jungkook. Jadi bisa langsung pergi setelah ini.

"Jungkook, aku pergi dulu." pamitnya seraya memakai sepatu slip miliknya seperti biasa.

"Jimin Hyung bilang dia akan kesini jam tujuh malam nanti." sahut Jungkook menyimpang dari topik setelah menyimpan ponselnya diatas meja sekaligus melahap sereal untuk menu sarapannya pagi ini.

Aeyeon membenarkan tas selempang yang ia kenakan, "Ya sudah," jawabnya singkat kemudian melangkah pergi.

"Dia ada masalah lagi dengan Kakaknya?" Jungkook bergumam kecil dengan mulut menggembung akibat sereal yang ia makan. Sesaat kemudian kepalanya menggeleng heran, ternyata kisah Kakak-Adik antara Jimin dan Aeyeon benar-benar rumit.

Berbeda 180 derajat dengan dirinya dengan Jinhee. Mereka sebenarnya lebih pantas disebut sebagai musuh karena hampir jarang keduanya akur. Setiap bertemu pasti akan beradu argumen. Tapi walau begitu, ia amat mencintai adik semata wayangnya.

~♡︎~

Aeyeon memang cukup pendek, tingginya hanya 160 cm. Dan sekarang dirinya tengah kesusahan karena tidak bisa mengambil buku di rak paling atas. Jika menanyakan soal tangga untuk orang pendek sepertinya, petugas bilang benda itu tengah dalam masa perbaikan dan akan digantikan dengan yang baru.

"Younghoon-ah, bisakah kau kesini sebentar? Aku tidak bisa mengambilnya," serunya masih dengan suara pelan. Takut-takut kalau petugas perpustakaan datang dan memarahinya karena berisik.

Ditengah kesulitannya menggapai buku bersampul coklat tua itu, ada tangan yang tiba-tiba menggapainya. Namun bukan hanya satu, tetapi dua.

Aeyeon segera menoleh kebelakang dan wajahnya langsung menabrak dada seseorang yang bidang. Sesaat kemudian kedua matanya membola ketika melihat siapa dua pria yang ada dihadapannya sekarang.

"Jungkook?"

"Younghoon?"

Kedua pemuda itu tampak saling melayangkan tatapan tajam masing-masing. Aeyeon sama sekali tidak mengerti ada apa dengan mereka berdua.

Gadis itu rasa atmosfir diantara keduanya mencekam dan itu terasa sedikit horor. Jungkook maupun Younghoon, mereka masih saling tatap dengan tatapan nyalang masing-masing.

"Ada apa dengan kalian?" Aeyeon memberanikan diri untuk bertanya, sambil menatap kedua pemuda tinggi itu bergantian.

Younghoon menghembuskan napas kasar kemudian menggapai lengan Aeyeon dan membawanya pergi tanpa aba-aba.

"Kita mau kemana? Aku belum selesai!" tanya Aeyeon meminta penjelesan.

Tidak ada respons apapun dari Younghoon. Pria itu terlihat sangat marah.

"Sial. Kenapa kau harus bersamanya?" Jungkook mendesis pelan dan berbalik badan, ikut meninggalkan bangunan perpustakaan karena suasana hatinya memburuk.




>TBC<

Haii.. maaf banget baru bisa update sekarang. Kemarin-kemarin ada urusan 🥺🙏 maaf yaa..

Sincerity [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang