Chapter 15

2.1K 248 21
                                    

Aeyeon terus meringis memegangi perutnya yang terasa keram, bahkan hanya bangun dari duduknya saja terasa sangat sulit. Ia belum mandi, dan stok pembalutnya habis. Benar-benar nasib sial sekali.

Demi apapun, rasanya sangat sakit. Gadis itu seringkali memukuli bantal untuk melampiaskan rasa sakitnya walau tidak berhasil.

"Aeyeon, kau dimana?" terdengar suara Jungkook dari balik pintu kamar dengan nada bicara kesal.

Aeyeon berusaha berdiri lalu membuka sedikit pintu kamar dan terlihat Jungkook tengah berdiri dengan raut wajah jengkel. Mulut pria itu sudah terbuka, yang artinya hendak mengeluarkan sepatah kata.

"Jungkook, tolong belikan pembalut untukku di minimarket. Perutku sangat sakit jadi belum bisa membuatkanmu makanan. Tolong, ya?" ucapnya dengan nada memotong ucapan. Mimik wajahnya cukup membuat Jungkook iba, jujur saja.

"Apa? Tidak mau!" tolaknya tegas sambil menggelengkan kepala. Seorang Jeon Jungkook membelikan benda keramat wanita? Astaga, yang benar saja.

"Ayolah.. sekali ini saja. Aku sangat butuh bantuanmu," melasnya sembari menyodorkan beberapa lembar uang kedepan perut Jungkook.

Jungkook membuang napas pendek, kemudian menerima uang itu karena ia paling lemah jika ada perempuan yang memelas atau merengek padanya.

Pria bermarga Jeon itu membalikkan badan tanpa mengeluarkan sepatah katapun sebelumnya. Aeyeon sedikit bernapas lega dan menarik senyum melihat itu.

"Ingat beli yang warna ungu dan bersayap!" teriaknya mengingatkan. Jungkook yang sudah berjalan agak jauh darinya semoga masih dapat mendengar.

••00••

Jungkook tidak pernah menyangka kalau hal ini akan terjadi didalam kehidupannya. Bagaimana seorang dirinya yang dikenal angkuh dan dingin menyusuri rak-rak berisi pembalut wanita. Aish, konyol sekali.

Jika dilihat, sedari tadi wajahnya merona sekaligus kesal juga. Ia begitu malu saat pelanggan lain melihat kearahnya dengan tatapan menggoda. Dari mereka juga terdengar membisikkan;

"Lihatlah dia, baik sekali mau membelikan pembalut untuk istrinya."

"Betul-betul idaman. Sudah tampan, baik pula. Andai aku mempunyai suami sepertinya."

Jungkook tersenyum tanpa sebab. Istri katanya? Ck, ada-ada saja.

Oke, lupakan soal bisikan yang dapat membuat perutnya geli itu. Saat ini ia sedang fokus mencari pembalut berwarna ungu yang bersayap.

"Memangnya ada ya pembalut bersayap? Apa yang bisa terbang?" monolognya sambil mengambil salah satu pembalut dan membolak-balikannya mencari tahu.

"Permisi Tuan, apa anda mencari sesuatu?" Jungkook sontak menoleh ke asal suara, ia menggaruk tengkuk belakangnya terlihat malu.

"E-eum, aku mencari pembalut berwarna ungu dan bersayap." jawabnya dengan telinga memerah dan aksen malu-malu.

Seorang pramuniaga wanita itu tampak terkekeh, kemudian berjalan--menuntun Jungkook untuk beralih pada rak bagian lain.

"Yang ini?" tanyanya seraya menyodorkan sebuah pembalut wanita berbungkus ungu dengan beberapa gambar sayap di kemasannya. Jungkook yang tidak mengerti apa-apa hanya mampu mengangguk mengiyakan.

Setelah melihat berapa jumlah uang yang Aeyeon berikan, jadi ia memutuskan untuk mengambil dua pack dan membawanya ke kasir.

Sincerity [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang