Setelah sampai tujuan, mereka berdua masih saling menutup mulut dan saling diam layaknya pasangan yang tengah bertengkar. Yah, kurang lebih seperti itu.
Aeyeon dan Jungkook dipersilahkan masuk oleh pelayan, tentu saja. Setelah itu barulah mereka disambut dengan suara lembut yang sangat terdengar keibuan. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jisu, wanita anggun nan cantik yang baru-baru ini Aeyeon kagumi.
"Akhirnya kalian datang juga," Aeyeon sedikit terkejut saat ibu Jungkook memeluknya secara tiba-tiba. Walau hal tersebut terjadi dalam beberapa detik saja.
"Hari ini hari libur, jadi kuliahmu juga libur, 'kan?"
Jungkook dan Aeyeon saling tatap dalam beberapa sekon, "Ibu bertanya pada siapa?" timpal Jungkook kemudian.
"Bomin," jawabnya disertai senyum gembira sembari menatap orang yang dimaksud. Oke, itu cukup membuat Jungkook merasa terasingkan oleh ibunya sendiri.
"Oh, astaga! Ada apa dengan keningmu? Itu berdarah.." Ibu Jungkook memekik tatkala melihat sebuah darah kecil di kening Aeyeon. Gadis itu ikut kaget kemudian menyentuh keningnya dan benar, ada bercak kemerahan disana.
"Ini harus segera diobati, kalau tidak nanti infeksi." Jisu bersiap menarik Aeyeon menuju ruang tengah, sebelum Jungkook yang dengan cepat menghalaunya.
"Tidak apa, Bu. Biar aku saja yang mengobatinya," ujarnya menangkis pelan lengan ibunya, setelah itu mereka berdua berjalan beriringan menuju lantai dua dengan Jungkook yang merangkul bahu Aeyeon. Ia melakukannya agar mereka terlihat seperti teman sesama jenis didepan ibunya.
"Kenapa kau membawaku kemari?" Aeyeon menghempaskan tangan Jungkook dan ia melangkah lebih mundur menjauhi pria itu.
"Lukamu ada karenaku, jadi aku hanya ingin bertanggung jawab dengan mengobatinya." jawabnya sembari mengacak laci meja bermaksud mencari kotak P3K.
Apa? Serius, Jungkook sepeduli itu? Aeyeon hanya mengendikkan kedua bahunya tidak percaya.
"Sekarang duduk, dan jangan bergerak." ujarnya menekan pelan sebelah pundak Aeyeon mengisyaratkan agar gadis itu duduk di bibir ranjang miliknya.
Jungkook mulai mengambil sebuah kapas dan juga cairan antiseptik, kemudian mulai mendekatkan diri pada Aeyeon. Mengobati luka kecilnya dengan seksama dan juga tenang.
"Sshh,"
Otomatis pergerakan tangannya terhenti manakala mendengar ringisan pelan dari Aeyeon.
"Itu agak sakit, pelan-pelan." cicitnya menatap Jungkook polos seperti anak kecil.
"Oke," balasnya mengangguk dua kali dan kembali menepuk-nepuk pelan luka itu menggunakan cairan antiseptik.
Aeyeon rasa dirinya sudah gila. Bagaimana bisa jantungnya berdebar kencang saat menatap Jungkook sedekat ini. Kurang ajar sekali. Bahkan deru napas hangat pria itu dengan lancang menerpa permukaan kulit wajahnya dengan sensual. Terlebih fokusnya terus terarah pada bibir tipis semerah delima yang sedikit pecah-pecah itu.
Salahkan saja pikirannya yang terlalu kotor.
Sementara itu Jungkook sudah selesai dengan urusannya mengoleskan cairan antiseptik, selanjutnya menutupi luka itu dengan kapas dan merekatkannya menggunakan plester.
Setelahnya ia terkejut dalam hati saat melihat Aeyeon sedang menatap bagian wajahnya dengan sangat intens. Ia membiarkan hal itu sampai lima menit berlalu.
Perlahan satu sudut bibir tipis itu terangkat membentuk senyuman miring. Aeyeon belum juga sadar akan hal itu, ia masih asik menelisik pahatan sempurna pada wajah pria didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [JJK]
FanfictionPark Aeyeon harus memilih satu di antara dua pilihan. Terus tinggal bersama sang kakak dengan hubungan terlarang mereka, atau justru tinggal bersama Jeon Jungkook yang notabene bukanlah siapa-siapanya. Jika Aeyeon memilih opsi kedua, maka ia harus r...