Chapter 54

1.8K 182 19
                                    

Hari ini salju turun begitu lebat, semua jalan tertutup dengan benda putih dingin tersebut yang turun sejak sore kemarin. Hal tersebut membuat orang-orang sulit menjalankan aktivitasnya masing-masing, termasuk Jungkook yang terpaksa bekerja di rumah. Lagipula ibunya berhalangan datang ke rumah karena suatu alasan yang tidak bisa ditinggal, jadi sekalian saja di sini dirinya menemani sang istri yang sudah berbadan dua.

"Memangnya enak makan mie dingin saat turun salju begini?"

Ini bukan untuk yang pertama kalinya Aeyeon meminta sesuatu yang sedikit aneh saat hamil. Tetapi untuk kali ini Jungkook bukan hanya merasa aneh, namun juga khawatir kalau istrinya akan benar-benar memakan mie dingin disaat suhu sedang rendah seperti ini. Bahkan yang Jungkook tahu, Aeyeon sangatlah tidak suka dengan mie dingin. Katanya aneh saja, mana enak mie disajikan dalam keadaan dingin begitu.

"Tidak apa, Jungkook-ah. Sebentar lagi ini matang, apa kau mau?" sembari terus mengaduk mie yang telah ia letakkan di panci berisi air mendidih, Aeyeon menolehkan kepalanya pada Jungkook dengan senyuman lebar.

"Sepertinya tidak. Membayangkannya saja membuatku tidak selera makan." jawab Jungkook sejujur-jujurnya. Setelahnya Aeyeon dapat merasakan kalau ada sepasang lengan kekar yang melingkar di perutnya.

"Baby, kalau mau sesuatu jangan yang aneh-aneh ya. Apa kau tidak kasihan pada ibumu, hm? Kau harus tahu kalau ibumu ini tidak menyukai mie dingin, tetapi karena kau dia jadi mau memakannya."

Aeyeon terkekeh mendengar penurutan Jungkook pada anak mereka sembari terus mengelus lembut perut buncitnya.

"Apa pekerjaanmu sudah selesai semua?"

"Belum. Tapi aku ingin di sini saja bersamamu," sembari menjawab, Jungkook menggosokkan hidung mancungnya di tengkuk Aeyeon yang terekspos bebas karena sekarang rambutnya tengah di cepol ke atas.

"Itu geli."

"Biarkan saja. Aku sangat merindukanmu." kali ini Jungkook membuat gerakan lebih dengan cara mengecupi perpotongan lehernya beberapa kali.

"Aku selalu suka wangi tubuhmu, manis sekaligus seksi."

"A-akh"

Jungkook membalikkan tubuh istrinya setelah berhasil membuat wanita itu melenguh setengah memekik lantaran dirinya yang memberikan sebuah tanda. Aeyeon kelihatan pasrah, tidak menolak sama sekali dengan segala sentuhan yang suaminya berikan.

"Aku merindukanmu sayang.." Jungkook berucap sebelum akhirnya meraup dan memangut bibir istrinya untuk ia nikmati. Semua yang ada di tubuh Aeyeon adalah favoritnya. Dan yang paling utama, adalah bibir. Jungkook sangat suka dengan benda kemerahan tersebut yang seringkali melayangkan omelan kepadanya ketika ia berbuat sesuatu yang ceroboh.

"J-jung, hentikan.."

Aeyeon sudah panik ketika Jungkook mulai bermain di dadanya. Mereka tentu belum bisa melakukan dengan keadaan dirinya yang sudah hamil besar begini. Dokter mengatakan kalau itu akan beresiko, jadi lebih baik untuk tidak melakukannya atau akan terjadi hal yang tidak diinginkan pada janin mereka.

Aeyeon tahu kalau mereka sudah tidak melakukannya lagi dalam waktu yang lama. Terakhir kali saat kehamilannya berusia tiga bulan, dan sekarang sudah beranjak sembilan bulan kurang tiga minggu. Aeyeon tahu pasti Jungkook sangat merindukannya, dan ia pun sama.

"Cukup, Jeon! Ingat apa yang dokter katakan." terpaksa Aeyeon berbuat sedikit kasar dengan menarik kepala Jungkook dari dadanya yang sekarang tinggal tersisa bra maroon yang menutupinya.

Jungkook kelihatan frustasi, bahkan hembusan napasnya terasa begitu menyedihkan dengan keadaannya yang sekarang—menahan gejolak gairah yang memberontak di dalam dirinya.

Sincerity [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang