Chapter 49

1.5K 171 35
                                    

[Warning]
Part ini mengandung bulgos!🌚
Be wisely:")

•••

Ketika meraba tempat di sebelahnya, Aeyeon merasa tidak merasakan apapun. Matanya perlahan terbuka dan melihat ke seluruh penjuru ruangan untuk memastikan sesuatu, Aeyeon menguap sambil beranjak duduk. Dahi putihnya lantas mengernyit ketika tidak menemukan siapapun di sebelahnya. Tetapi setelah diperiksa, ternyata kasur tempat Jungkook tertidur semalam masih terasa hangat. Yang berarti, Jungkook belum lama meninggalkan ranjang.

Ketika mengalihkan tatapan ke jam dinding, ternyata waktu telah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Aeyeon keluar kamar mencari keberadaan Jungkook dengan tangan yang menguncir rambutnya dengan asal. Setelah berkeliling di dalam rumah, ia tidak menemukan adanya pria itu. Mendadak Aeyeon merasa takut, ia takut ditinggalkan sendiri di sini. Apalagi lokasi hotel dari rumahnya sangat jauh.

"Jungkook...?!" panggilnya sedikit berteriak seraya terus berjalan menuju halaman belakang. Tempat yang terdapat kolam dan kursi untuk bersantai. Lokasi yang cocok untuk menikmati sunrise atau sunset karena lokasinya yang strategis.

Barangkali menemukan Jungkook yang berada di kolam berenang, namun yang Aeyeon dapat hanyalah bukan apa-apa alias kosong. Sampai akhirnya, ia memekik nyaring ketika ada yang mendekap lalu menarik tubuhnya masuk ke dalam kolam dengan tiba-tiba.

Alhasil membuat seluruh tubuhnya basah kuyup, belum lagi sekarang wajahnya sudah pucat pasi ketika menyadari dasar kolam tidak tersentuh oleh kakinya. Namun anehnya, Aeyeon merasa tubuhnya melayang dan tidak tenggelam.

"Kau mencariku?"

Suara itu berhasil membuatnya membuka mata. Sepersekon kemudian Aeyeon melayangkan pukulan pada dada telanjang suaminya. Ah, syukurlah ini perbuatan Jungkook. Mematahkan prasangka buruknya tadi yang mengira ini adalah perbuatan hantu atau sesuatu yang berbahaya lainnya.

"Kau mengejutkanku!" pekiknya dengan wajah sebal juga memerah yang artinya sedang menahan marah. Aeyeon menggeliatkan tubuhnya mencoba melepas pelukan Jungkook, namun tetap didekap erat oleh pria itu yang malah membuatnya seperti ingin menangis. Tadi itu Aeyeon takut sekali.

"Jadi benar mau kulepaskan? Nanti kau bisa tenggelam, sayang. Kolamnya dalam."

Ujaran dari Jungkook berhasil membuat Aeyeon berhenti memberontak dan sekarang malah mengeratkan lingkaran tangannya pada leher pria itu. Tenggelam? Oh, tidak. Itu adalah malapetaka. Aeyeon cukup trauma mendengar kata tenggelam. Pasalnya sewaktu sekolah menengah dulu ia pernah tenggelam di danau saat camping kenaikan kelas.

"Astaga, maafkan aku, hmm? Aku tidak berniat mengangetkanmu. Sekarang jangan takut lagi, aku akan seperti ini agar kau tidak tenggelam." Jungkook meringis merasa bersalah saat rungunya mendengar suara isakan. Bibirnya terkekeh saat menyadari kalau Aeyeon sudah melingkarkan kakinya di pinggangnya dengan begitu erat. Sepertinya Aeyeon takut sekali.

"Menyebalkan."

Jungkook semakin mengeluarkan kekehannya tatkala mendengar umpatan kesal dari sang istri. Kepala Aeyeon ia angkat dari lehernya untuk menatapnya, dan ia menyempatkan diri untuk mengecup ranum itu.

"Kenapa kau tidak membangunkanku?" tanya Aeyeon dengan wajah kesal. Jungkook malah terkekeh dan sekarang menyempatkan anak rambut wanita itu yang menghalangi wajahnya ke belakang telinga.

"Kau kelihatan lelah sekali, sayang."

Mereka cukup lama terdiam saling menatap satu sama lain setelah Jungkook mengatakan itu. Sekarang keduanya sudah menjadi suami istri. Rasanya tidak menyangka sekali kalau akan sampai menikah seperti ini. Apakah mereka harus berterima kasih pada Park Jimin yang pada akhirnya mempertemukan mereka. Walaupun saat itu keadaannya tidak bisa juga dibilang baik. Intinya sekarang semua sudah normal, dan itu hanya masa lalu yang tidak perlu diingat lagi.

Sincerity [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang