Menjadi seorang photografer adalah impian Aeyeon sejak dulu. Memotret itu sudah menjadi kepingan hidupnya sejak kecil, itu karena sang ibu juga yang memiliki kebiasaan sama. Selain itu juga dengan memotret Aeyeon bisa sedikit mengobati rasa rindu pada Ibunya yang sudah pergi sejak dulu. Seakan sang Ibu ada di sisinya sembari memamerkan senyum manis yang kerapkali membuatnya terus menjalani hidup ini dengan penuh semangat.
Hingga kini, Aeyeon diterima menjadi seorang photografer fashion. Sebuah perusahaan yang cukup bergengsi di Korea Selatan merekrutnya karena mereka tertarik dengan hasil jepretannya yang ia pasang di beberapa media.
"Hasil jepretanmu selalu bagus, Aeyeon-ssi."
Dipuji seperti itu membuat Aeyeon menerbitkan senyuman senang. Ia menundukkan kepala tanda terima kasih, "Kamsahamnida."
Pria setengah baya didepannya membalas senyum dengan tak kalah manis. "Ini sudah jam istirahat. Sebaiknya kau istirahat dulu sebelum nanti lanjut memotret lagi." ujarnya sambil melirik jam dinding yang menggantung.
"Ah, ya. Baiklah. Aku permisi," Aeyeon menunduk sekali lagi lalu berjalan meninggalkan dan memutuskan pergi ke sebuah kafe di pinggir jalan yang terletak tak jauh dari gedung perusahaannya. Kafe itu tak hanya menyediakan minuman-minuman sejenis kopi saja, berbagai jenis makanan pun tersedia di sana.
"Aku ingin bulgogi dan satu mangkuk nasi." ucapnya pada pelayan yang menghampiri setelah dirinya duduk disebuah meja kosong.
"Mohon tunggu sebentar." balas pelayan itu ramah kemudian berbalik badan meninggalkan.
Aeyeon memilih tempat duduk yang terletak bersebelahan dengan kaca. Selagi menunggu ia mengedarkan pandangannya ke pekarangan sekedar menghilangkan bosan. Cuaca hari ini begitu bagus, hangat dan rasanya sejuk mengingat ini adalah musim semi.
Di tengah pandangannya yang mengedar menatapi orang yang berlalu lalang, Aeyeon harus dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang sejujurnya sangatlah ia rindukan. Rahangnya melorot begitu saja bersamaan dengan relung dadanya yang secara tiba-tiba terasa begitu sesak. Yang dilihatnya adalah Jeon Jungkook tengah keluar dari sebuah mobil mewah dengan setelan rumahan namun masih terlihat formal memasuki sebuah gedung rumah sakit yang jaraknya hanya beberapa meter dengan gedung perusahaannya.
Namun Jungkook tak sendiri, dia bersama seorang perempuan yang perutnya besar dan seorang anak laki-laki dengan umur sekitar tiga tahun di gendongannya.
"Jadi dia benar-benar sudah menikah?" kendati suaranya terdengar sarkas dan baik-baik saja, namun terselip suara yang gemetar di dalamnya. Melihat itu saja sudah cukup membuat hatinya terasa remuk.
Aeyeon langsung dapat menebak kalau Jungkook sedang menemani istrinya mengecek kandungan. Ya. Kelihatannya memang begitu.
Jungkook dan wanita itu terlihat bahagia. Tak jarang juga dirinya melihat mereka tertawa bersama. Menurutnya Jungkook sangat jahat. Dia sudah menikah dan menemukan kebahagiannya, sementara dirinya masih sendiri ditemani bayang-bayang akan pria itu di sisinya.
Benar-benar tidak adil.
"Menyebalkan sekali." erangnya dengan perasaan kacau seraya menenggelamkan wajah di kedua tangan yang ditelungkupkan di atas meja. Jika lebih lama lagi menatap mereka, Aeyeon tak menjamin kalau dirinya akan baik-baik saja setelah ini.
~♡~
Aeyeon pulang kerja dengan wajah suntuk dan lesu. Ia harus menunggu bus selama 30 menit lebih karena menolak Younghoon yang hendak menjemputnya. Ini sudah pukul sembilan malam, dan perutnya sangat terasa keroncongan sekarang. Siang tadi ia tidak selera makan, alhasil makanan bekasnya diberikan pada kucing yang tak sengaja ditemuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [JJK]
FanfictionPark Aeyeon harus memilih satu di antara dua pilihan. Terus tinggal bersama sang kakak dengan hubungan terlarang mereka, atau justru tinggal bersama Jeon Jungkook yang notabene bukanlah siapa-siapanya. Jika Aeyeon memilih opsi kedua, maka ia harus r...