Seperti apa kata Younghoon beberapa hari lalu, Aeyeon merelakan tidur nyenyaknya terusik demi menjemput pria itu di bandara. Ia juga sudah mengenakan mantel tebal dan memesan kopi hangat karena udara semakin dingin. Selain itu kopi juga untuk mengusir kantuknya yang belum mereda.
"Aeyeon-ah!"
Suara yang tiba-tiba menyeru berhasil membuatnya langsung menolehkan pandangan ke asal suara. Terlihat presensi Younghoon yang berjalan mendekat sambil menarik koper besar kearahnya. Aeyeon berdiri, kemudian merentangkan kedua lengannya menerima pelukan Younghoon.
"Sudah lama menungguku?" tanya Younghoon begitu lembut setelah melepas pelukan dan kini mereka sudah saling menatap satu sama lain.
"Begitulah."
Younghoon tertawa gemas kemudian mengacak rambut Aeyeon. "Ayo pulang,"
"Memangnya disini kau punya rumah?" tanya Aeyeon di samping Younghoon yang tengah menarik tangannya untuk keluar dari bandara. Tak lupa juga sebelah tangannya yang menarik koper tadi.
"Tentu saja tidak. Tapi untuk sementara waktu aku menginap di rumahmu dulu. Jimin Hyung juga pasti mengizinkan." balasnya penuh percaya diri membuat Aeyeon berdecak beberapa kali.
"Terserah."
~♡︎~
Di hari yang sama seperti Younghoon yang pergi ke Jepang, Jungkook telah sampai bandara sejak beberapa menit lalu. Bedanya pria itu baru sampai jam tujuh pagi. Tentu saja ia tidak sendiri, di temani rekan kerja lainnya juga Jinhee yang ia ajak. Kalian mungkin masih ingat kalau Jinhee ingin sekali bertemu Aeyeon--lebih tepatnya Bomin.
"Cepat Kak, aku mengantuk sekali." seru Jinhee sambil mengucek matanya yang terasa berat. Jungkook mendesis sambil terus berusaha memutar kunci untuk membuka pintu apartemen.
"Padahal sepanjang perjalanan di dalam pesawat kau selalu tidur." desisnya sementara Jinhee tak membalas apapun melainkan memilih untuk membaringkan tubuh di atas sofa.
"Di pesawat perutku terus terasa mual, jadi aku tidak bisa tidur dengan benar." jawabnya dengan kedua mata yang sudah tertutup rapat.
Jungkook membiarkan hal itu dan ia duduk di sofa yang lain seraya menguarkan benda 6 inci dari saku celana. Berniat menelepon Park Jimin. Nomornya ia dapatkan dari Taehyung. Bodoh sekali memang, kenapa tidak minta dari kemarin-kemarin.
"Halo, Hyung, ini aku."
"Eoh, Jungkook? Dari mana kau mendapatkan nomor ponselku?"
"Dari Taehyung Hyung, Hyung." lidahnya terasa berbelit saat mengatakan kalimat barusan.
Jimin terdengar bergumam disana sebelum melanjutkan, "Biar kutebak, kau mencari Aeyeon?"
Jungkook agaknya sedikit tertegun mendapati Jimin yang begitu mudah menebaknya. Ia berdeham sebentar untuk melegakan tenggorokan. "B-begitulah,"
Terdengar kekehan renyah dari Jimin di seberang sana, "Dia sedang lari pagi bersama temannya." suaranya terdengar hati-hati dan sedikit ragu, takut menyakiti Jungkook.
Jungkook mengernyitkan keningnya dalam. Siapa teman yang Jimin maksud? "Bolehkah aku tahu siapa temannya itu, Hyung?"
Sempat ada jeda sebentar sebelum Jimin menjawab dengan suara dalam. "Kim Younghoon."
Jungkook sudah menduga sebelumnya kalau nama itu yang akan Jimin sebut. Sial. Hatinya terasa panas sekarang. Ia cemburu. Dalam hatinya berdecak, apakah pria itu selalu mengikuti Aeyeon kemana saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [JJK]
FanfictionPark Aeyeon harus memilih satu di antara dua pilihan. Terus tinggal bersama sang kakak dengan hubungan terlarang mereka, atau justru tinggal bersama Jeon Jungkook yang notabene bukanlah siapa-siapanya. Jika Aeyeon memilih opsi kedua, maka ia harus r...