"Sekarang, antarkan minuman ini ke meja yang ada disana. Bawa dengan hati-hati," Younghoon berujar sembari menunjuk sebuah meja yang ditempati pria-pria berjas mahal dengan beberapa wanita berpakaian kurang bahan disekitar mereka.
Aeyeon mengangguk patuh, lalu mulai melangkahkan kakinya hati-hati lantaran membawa sebuah nampan berisi wine termahal disini. Jika terjatuh sedikit saja, habislah sudah.
"Permisi Tuan, ini minumannya." ucapnya sembari meletakkan beberapa botol wine beserta gelas diatas meja seusai sampai.
Seketika kegaduhan yang mereka buat terhenti karena pria yang menduduki meja itu mengalihkan seluruh atensinya pada Aeyeon yang masih sibuk menyusun gelas bir diatas meja.
"Siapa namamu, Cantik?"
Aeyeon sukses bergidik geli mendengar itu, ia hanya menunduk kaku tanpa sedikitpun berniat menjawab dan hendak melangkah pergi.
"Dia hanya pelayan baru disini. Kau 'kan hanya milikku malam ini." sahut seorang wanita yang sedang bergelayut manja pada pria yang menanyai Aeyeon barusan. Sungguh, rasanya perut Aeyeon terasa dikocok sekarang. Terasa mual mendengar kalimat yang baginya menjijikan itu.
"S-selamat menikmati, Tuan." setelah menundukkan badan, Aeyeon buru-buru melangkah pergi sebelum ia kembali mendengar serta melihat hal yang menjijikan lagi seperti tadi.
"Bagaimana? Menyenangkan, bukan?" tanya Younghoon dengan raut sumringah setelah Aeyeon sampai dihadapannya. Dibalas tatapan sinis dari Aeyeon dengan segera.
"Menyenangkan pantatmu!" timpalnya dongkol sembari meletakkan nampan diatas pantry dengan cukup kasar.
"Kenapa? Kau digoda oleh mereka, ya?" tebak Younghoon memposisikan wajahnya tepat didepan wajah Aeyeon, membuat napas gadis itu sempat terhenti di tenggorokan.
"Begitulah. Kurasa aku tidak akan betah bekerja disini," jawabnya setengah terbata sembari meliarkan pandangan--menghindari tatapan Younghoon.
"Begitu, ya? Jangan hiraukan saja mereka. Bilang saja kalau kau sedang sibuk. Atau kalau sudah kelewatan, kau bisa melapor padaku dan aku akan mengatakan keluh kesahmu pada pemilik club ini, dia teman baikku." ujarnya dengan bibir yang sedikit maju. Bukan apa-apa, ia juga merasa khawatir pada Aeyeon.
"Hm, baiklah." jawab Aeyeon yang bingung harus mengatakan apa lagi. Younghoon kini sudah memberi jarak antara mereka.
"Kurasa kau tidak perlu memakai nama aslimu saat bekerja disini. Itu berbahaya," papar Younghoon dengan setengah berbisik.
"Berbahaya kenapa?"
"Kau tahu, disini itu adalah kawasan berbahaya. Jika salah satu dari mereka misalnya menyukaimu, dan mereka akan mencari tahu tentangmu, itu pasti akan berbahaya. Jadi kusarankan untuk memakai nama samaran saja," ujarnya lagi dengan raut serius.
"Begitukah? Lalu menurutmu apa nama yang cocok untukku?"
"Bagaimana kalau Jeane? Jeane Park, itu sangat cocok untukmu." usul Younghoon segera dengan senyuman sumringah. Aeyeon terdiam mencerna. Bukan pilihan yang buruk.
Ia mengendikkan bahunya seolah tidak ada pilihan lain, "Baiklah, aku akan memakai nama itu selama bekerja disini."
~♡︎~
Suasana didalam rumah besar keluarga Jeon sangat menegangkan saat ini. Jeon Jungkook, lelaki itu sedang terduduk pasrah diatas kursi dengan meja menjulang dihadapannya. Sedangkan disebrang sana, duduk seorang wanita berumur 48 tahun namun masih terlihat anggun nan cantik diusianya yang sekarang. Jeon Jisu, ibu kandung Jeon Jungkook dan putri bungsunya, Jeon Jinhee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [JJK]
FanfictionPark Aeyeon harus memilih satu di antara dua pilihan. Terus tinggal bersama sang kakak dengan hubungan terlarang mereka, atau justru tinggal bersama Jeon Jungkook yang notabene bukanlah siapa-siapanya. Jika Aeyeon memilih opsi kedua, maka ia harus r...