Chapter 36 [M]

4.1K 205 37
                                    

Mentari cerah pagi ini sudah menampakkan sinarnya sejak tadi. Suara burung berkicauan dengan indah pun mulai terdengar bersamaan dengan pemandangan bunga di musim semi yang sangat indah untuk dilihat pagi ini.

Namun hal tersebut tampaknya tidak membuat kedua sejoli yang sama-sama naked itu tergugah untuk membuka mata. Mereka masih saling memeluk seperti semalam setelah menyelesaikan aktivitas panas yang berlangsung lumayan lama.

Guratan lelah tercetak jelas di paras rupawan Jungkook karena malam tadi dia benar-benar melakukan tugasnya dengan baik. Membuat Aeyeon kepayahan dan terus memohon kepadanya lagi dan lagi.

Tapi agaknya bunyi telepon yang begitu nyaring cukup membuat Aeyeon langsung terusik dan menyesuaikan cahaya kamar yang begitu terang sejak semalam.

Lantas ia mengambil ponselnya yang bahkan lupa diletakkan dimana. Namun gadis itu tetap dapat menemukannya dan langsung menggeser ikon hijau tanpa melihat siapa nama sang penelepon.

"Siapa?"

Suara rendah nan serak itu berhasil membuat Aeyeon tersentak dan langsung sadar kalau di sampingnya masih ada Jungkook sejak semalam.

"Kenapa kau tidak pulang malam tadi? Kau membuatku khawatir. Cepat beri tahu aku dimana kau sekarang, aku akan menjemputmu."

Pertanyaan itu menyapa telinga Aeyeon dengan lancar dan jelas. Ah, Aeyeon baru sadar kalau yang sedang menjadi lawan bicaranya adalah Younghoon. Dari nada bicaranya, Younghoon terdengar khawatir.

"A-aku.." Aeyeon berucap terbata, ia bingung hendak menjawab apa dan bagaimana. Kalau jujur, pasti Younghoon langsung marah padanya.

"Untuk apa dia meneleponmu pagi-pagi buta seperti ini?" tahu-tahu Jungkook menyahut dengan nada sinis. Sedangkan kedua matanya masih terpejam dengan nyaman. Lengan kekarnya masih senantiasa melingkari perut rata Aeyeon-memeluknya dengan posesif seolah tidak mengizinkannya kemana-mana.

Aeyeon sangat berharap kalau suara rendah barusan tidak didengar Younghoon di seberang sana. Ayolah, pasti nanti urusannya tidak akan baik-baik saja.

"Di mana kau sekarang, Aeyeon? Biar aku menjemputmu."

Aeyeon sempat membuang napas lega karena merasa Younghoon tidak mendengar ucapan Jungkook. Sedang bibirnya di gigit kuat-kuat-berusaha menahan ringisannya agar tidak keluar manakala pinggangnya mulai diremas dengan kuat oleh Jungkook.

"Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri, Younghoon-ah." jawabnya dengan suara lembut. Jungkook tentu mendengarnya, kedua netra bulatnya sontak terbuka dan langsung mengarahkan tetapan tajam pada Aeyeon yang dengan manis berbicara bersama Younghoon di seberang sana.

"Yang benar? Tapi setidaknya beritahu aku di mana kau menginap supaya aku tidak khawatir padamu." sahutnya yang lagi-lagi dengan suara cemas. Ucapan Younghoon disusul dengan decakan Jungkook beberapa detik setelahnya.

Aeyeon menoleh pada Jungkook yang ternyata sedang menatapnya tajam. Seusai meneguk ludah kasar karena tremor akan tatapan itu, bibirnya terbuka seolah mengatakan; Jangan bicara dulu.

Jungkook hanya menatapnya tajam tanpa merespons apapun. Suasana hatinya mulai memburuk.

"Aku menginap di rumah teman-hmmph"

Jungkook tidak tahan lagi. Hatinya terlanjur memanas sebab terbakar api cemburu melihat bagaimana gadisnya memperlakukan pria lain dengan selembut itu. Baginya, Aeyeon hanya boleh seperti itu padanya.

Sincerity [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang