Nasib sial kembali menimpa Aeyeon yang harus pulang sendiri. Younghoon tidak bisa mengantarnya karena ada urusan mendadak dirumah. Jadi berakhirlah begini, jalan kaki dengan langkah gontai menuju halte bus yang sialnya berjarak agak jauh dari lokasi kampus. Setidaknya bisa membuat kakinya kebas seusai sampai.
Belum lagi udara malam ini terbilang dingin, Aeyeon memakai rok pendek dan otomatis kakinya menggigil kedinginan.
"Tadi Younghoon mau bicara apa, ya?" monolognya tiba-tiba sambil tersenyum malu. Pipinya memerah dan satu tangannya meremat tali tas selempang yang dipakainya erat.
"Kalau dia balik menyukaiku, apakah itu mungkin?" lanjutnya menerawang kemudian menghela napas dalam.
Sampai beberapa detik kemudian terdengar bunyi klakson yang dibunyikan beberapa kali, membuat Aeyeon berdecak jengkel dan lantas mencari asal suara.
Baru membalikkan badan, dirinya langsung disoroti lampu mobil yang begitu terang sehingga terasa sangat silau dimatanya. Kemudian ia bisa melihat ada presensi tinggi yang turun dari mobil tersebut.
Aeyeon mulai mengambil ancang-ancang melangkahkan kaki mudur, takut-takut kalau pria itu adalah penculik.
"Pulang bersamaku."
Saat suara yang sangat familier itu terdengar, Aeyeon sontak terbelalak lalu menghela napas pelan. Syukurlah bukan penjahat.
Raut wajahnya berubah datar lalu menggeleng tegas, "Tidak."
Samar-samar Jungkook terlihat memainkan lidahnya didalam mulut dibawah penerangan jalan yang remang-remang. "Ini perintah kakakmu," ujarnya santai.
Bagaimana bisa Jungkook masih terlihat tampan di bawah temaramnya lampu jalanan? Tanpa sadar Aeyeon menggumamkan kalimat barusan didalam hati.
"Kapan dia mengatakannya?"
"Tadi, di telepon."
"Kau pasti bohong."
Jungkook membuang napas pendek melalui celah-celah giginya. "Itu terserah padamu. Ikut denganku atau merasakan dinginnya malam dan kau bisa saja diculik oleh penjahat disini."
Aeyeon sukses tertohok dan menjadi takut saat Jungkook membicarakan tentang penjahat. Lalu mengusap lengan bagian atasnya merasa merinding.
"Baiklah, aku ikut denganmu." pasrahnya lantaran tidak ada pilihan lain.
Jungkook mengangguk hampir tidak terlihat, lalu membalikkan badan dan masuk kedalam mobil. Melihat hal itu lantas membuat Aeyeon melakukan hal serupa.
"Kau habis berkencan?"
Percayalah kalau Jungkook menanyakannya hanya sekedar basa-basi.
"Kenapa kau ingin tahu?" balasnya sinis menatap Jungkook malas.
"Aku hanya bertanya."
"Dan aku tidak mau menjawab."
Tak ayal membuat Jungkook berdecih kesal. Baru kali ini ia diperlakukan sebegitu acuhnya oleh wanita.
"Lagipula aku sudah tahu," ucapnya dengan suara kecil. Namun Aeyeon tetap dapat mendengarnya.
"Apa katamu?" tanyanya mencoba memastikan.
"Tidak ada. Kau ini cerewet sekali."
Aeyeon memutar bola matanya jengah lalu kembali memfokuskan pandangan keluar jendela. Melihat wajah Jungkook serta mendengar ocehannya benar-benar membuat suasana hatinya memburuk.
Setelahnya suasana didalam mobil benar-benar hening dan hal itu membuat Aeyeon mengantuk. Apa lagi pewangi mobil Jungkook yang benar-benar menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [JJK]
أدب الهواةPark Aeyeon harus memilih satu di antara dua pilihan. Terus tinggal bersama sang kakak dengan hubungan terlarang mereka, atau justru tinggal bersama Jeon Jungkook yang notabene bukanlah siapa-siapanya. Jika Aeyeon memilih opsi kedua, maka ia harus r...