Hari ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah kakak karena ingin mengambil satu barangku yang tertinggal. Setelah menikah, aku tentu tinggal dengan Jungkook. Masih di apartemen, tapi Jungkook bilang kalau dia sedang membangun rumah dan jika sudah jadi kami bisa pindah.
Semalam baru saja aku mendapatkan berita bahagia dari kakak, dia bilang kalau Hyejung Eonnie tengah hamil dan usia kandungannya sudah menginjak empat minggu. Tentu aku bahagia mendengarnya, sebentar lagi aku akan menjadi Aunty.
Kalau kandungan Hyejung Eonnie sudah menginjak empat minggu, itu berarti dia hanya berbeda satu minggu denganku. Ya, aku juga tengah hamil sekarang. Sekitar tiga minggu lalu aku merasakan perubahan dalam diriku. Seperti telat mendapatkan haid, dan yang paling mencolok adalah muntah di pagi hari. Karena hal itu aku memutuskan untuk periksa ke dokter dan aku terkejut saat mendapat hasilnya. Aku hamil.
Ada perasaan senang yang melingkupiku saat itu. Tentu saja, aku senang aku hamil dan itu artinya sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu. Tetapi aku belum memberitahu Jungkook sampai sekarang. Tepat disaat itu pula aku ingat kalau hari ulang tahunnya tinggal beberapa hari lagi. Jadi aku memutuskan untuk menundanya dan menunggu sampai hari itu tiba. Aku berniat memberinya kejutan.
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh siang, Jungkook sudah berangkat ke kantor sejak jam delapan tadi. Setelah dari rumah kakakku, tujuanku selanjutnya adalah ke studio. Setelah menikah pun aku masih bekerja, dan untunglah Jungkook mengizinkannya asalkan aku tidak boleh terlalu lelah.
Menuju studio dengan taksi membutuhkan waktu kurang dari 45 menit dari rumah Kak Jimin, sedangkan kalau dari apartemen akan lebih lama. Mungkin sekitar satu jam. Setelah benda besi berjalan yang tengah ku tumpangi saat ini berhenti, lantas aku segera memberikan uang dan turun. Hari ini studio cukup ramai, banyak penggemar dari model pemotretanku yang datang. Wajar saja, dia adalah bintang iklan tampan yang banyak digemari wanita.
Mungkin aku harus merasa bangga disaat para perempuan itu berkerumun dan meneriaki Minseo, sementara aku bisa dengan leluasa bisa bertemu dengannya. Ah, tidak. Astaga! Ingat kalau kau sudah punya suami, Aeyeon! Segera ku singkirkan pemikiran gila tersebut dan langsung masuk ke studio.
Teman-temanku menyambut dengan ramah dan gembira. Aku tersenyum membalasnya lalu meletakkan tas kameraku di atas meja. Lalu kuhampiri salah satu rekanku yang tampak tengah memeriksa kameranya.
"Apa yang kemarin lancar?"
Tampaknya dia terkejut dengan seruan serta pukulan ringanku di bahunya. Tetapi sesaat kemudian, dia menatapku dengan wajah terkejut.
"Astaga, Yeon! Maafkan aku tidak datang ke pernikahanmu kemarin,"
Bibirku mengulas senyum, lalu menepuk bahunya sekali lagi. "Tak apa! Aku tahu kau sibuk." jawabku berusaha untuk memberitahunya kalau aku mengerti dan tidak keberatan. Temanku yang satu ini memang tidak enakan, dia mudah sekali merasa bersalah.
"Noona!"
Aku sontak menoleh ke arah sumber suara ketika suara yang sangat ku kenal mengudara. Bibirku menarik senyum saat mendapatinya, lalu aku pamit pada temanku. Dia melambai ke arahku, lalu kubalas dengan hal serupa. Dia memang se-friendly itu.
"Sekali lagi maaf ya, Yeon!"
"Iya, tidak apa!" aku tertawa kecil saat temanku yang tadi kembali menyeru maaf. Astaga, dia benar-benar.
"Kau sudah selesai di make-up, Seo?"
Tibalah aku di hadapan Jung Minseo, model pemotretanku yang seringkali kubahas dan yang menjadi bahan adu mulutku dengan Jungkook kemarin. Lucu jika mengingat bagaimana cemburunya Jungkook saat aku menceritakan rekan kerjaku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [JJK]
FanfictionPark Aeyeon harus memilih satu di antara dua pilihan. Terus tinggal bersama sang kakak dengan hubungan terlarang mereka, atau justru tinggal bersama Jeon Jungkook yang notabene bukanlah siapa-siapanya. Jika Aeyeon memilih opsi kedua, maka ia harus r...