Meeting yang dimulai sejak satu jam lalu membuat Jungkook beberapa kali memaki karena tidak selesai-selesai. Matanya menatap jengkel pada seorang klien wanita berpakaian ketat didepan sana yang sedang menerangkan dengan bahasa yang terlalu bertele-tele.
"Tuan Jeon Jungkook, menurutmu bagaimana proyek ini?" untuk yang kesekian kalinya wanita itu bertanya. Lebih tepatnya sedang mencari perhatian Jungkook.
Pria Jeon yang rambutnya sudah dibasahi keringat itu berdecak. "Bagus." jawabnya singkat, padat, dan jelas.
"Kupikir kita harus membuat kesepakatan terlebih dahulu agar proyek berjalan dengan lancar. Bagaimana dengan kencan-"
"Bisakah kau menyelesaikan ini semua?! Aku masih punya banyak urusan diluar sana, Nona." kali ini Jungkook benar-benar tersulut emosi. Sudah muak akan perlakuan menjijikan wanita yang berusaha menggodanya itu.
Dapat ia lihat kalau wanita tersebut langsung bungkam begitu juga dengan pegawai lain yang mengikuti rapat. Suara Jungkook benar-benar menggelegar dan mengejutkan seperti layaknya petir.
"A-ah ya, baiklah."
Rapat kembali berjalan dengan lebih serius ketimbang tadi setelah Jungkook menyeru cukup keras. Setelah selesai, Jungkook segera keluar dari ruang rapat dan bergegas berjalan kearah basemant untuk mengambil mobilnya yang terparkir.
Dikemudikannya mobil hitam tersebut dengan kecepatan diatas rata-rata. Pandangannya terlihat penuh gairah emosi yang terpancar. Tak jarang juga memukul stir mobil lantaran ada mobil lain yang menghalangi jalannya.
"Sial." maki Jungkook setelah melihat jam tangannya dan disana waktu telah menunjukkan pukul 10 malam lewat dua menit. Ini semua karena wanita tadi yang terus menggodanya bak tidak punya harga diri.
Setelah mengemudi kurang dari 20 menit Jungkook sampai di tempat tujuan. Ia segera menaiki lift dengan langkah tak sabar setelah memarkirkan mobilnya di basemant.
Helaan napas pelan lolos begitu saja dari ranum tipisnya setelah mendorong kenop pintu dan menemukan seorang gadis berbalut blazer merah yang sedang tertidur nyenyak di atas sofa.
"Maaf membuatmu menunggu lama sayang," itu adalah kalimat manis pertama yang Jungkook keluarkan selama seharian ini. Pria itu berjalan menghampiri, kali ini dengan langkah tenang berikut tatapannya yang teduh. Dirinya yang penuh emosi seketika hilang ketika menatap wajah cantik sang gadis.
Entah apa yang mendorongnya untuk memberikan kecupan hangat yang berselang cukup lama di kening Aeyeon. Sembari memejam, Jungkook bergumam. "Bogoshipoyo."
Jungkook menyapukan tangan besarnya di atas kepala Aeyeon sembari tersenyum lembut. "Perlukah aku mengantarmu pulang? Padahal aku sudah menyiapkan rencananya secara matang tetapi kau malah tertidur seperti ini." tatapannya begitu tulus dan mulutnya sedikit terkekeh entah karena apa.
Kendati tubuh dan pikirannya yang begitu lelah akibat bekerja seharian di kantor, Jungkook tetap membawa Aeyeon ke gendongannya dan membawa gadis itu menuju mobil dengan posisi bridal style.
Setelah melihat orang yang begitu dirindukannya sejak lama, rasanya seperti semua rasa suntuknya hilang begitu saja.
Meskipun sudah malam, tetapi perusahaan ini ternyata masih tersisa beberapa karyawan yang mungkin lembur. Mereka semua tampak melihat kearah Jungkook dan Aeyeon layaknya melihat adegan romantis dalam sebuah movie.
Jungkook menelusupkan Aeyeon ke dalam mobilnya dengan hati-hati dan pelan tanpa berniat mengganggu tidurnya sedikitpun.
Di dalam perjalanan Jungkook tak berhenti tersenyum sambil sesekali melirik kearah Aeyeon yang masih saja memejamkan matanya dengan tenang. Yang membuat Jungkook terkadang terkekeh kecil adalah mulut Aeyeon yang sedikit terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [JJK]
FanfictionPark Aeyeon harus memilih satu di antara dua pilihan. Terus tinggal bersama sang kakak dengan hubungan terlarang mereka, atau justru tinggal bersama Jeon Jungkook yang notabene bukanlah siapa-siapanya. Jika Aeyeon memilih opsi kedua, maka ia harus r...