Chapter 56 [END]

2.7K 159 16
                                    

Bayi dengan balutan baju imut yang kemarin Jungkook belikan itu merangkak perlahan ke arah ibunya yang sedang mencuci sesuatu di wastafel. Dengan tangannya yang mungil ia berusaha menggapai rok Aeyeon dan alhasil membuat empunya kaget dan segera menoleh ke belakang.

"Joonki? Astaga, kau mengagetkan Eomma, sayang." Aeyeon meraih Jeon Joonki—anak pertamanya untuk ia gendong dengan hati-hati. Joonki tampak langsung bertingkah manja dan itu membuat Aeyeon menjadi gemas. Jika sudah seperti ini Joonki terlihat sangat menggemaskan.

"Appa.." ucap Joonki dengan pengucapan yang kurang jelas karena masih belajar berbicara di usianya sekarang.

"Appa? Sebentar lagi Appa pulang, sayang. Tunggu sebentar, oke?" selagi berjalan menuju ruang tengah, Aeyeon bercanda bersama putranya. Sesekali ia menimpali ocehan tidak jelas yang dilontarkan Joonki. Di umurnya yang ke-enam bulan ini Joonki benar-benar belajar banyak hal baru.

"Kenapa Joonki bangun, hm? Pasti menunggu Appa, ya?" diletakkannya dengan hati-hati Joonki di atas karpet, kemudian Aeyeon merangkak sedikit untuk menggapai keranjang mainan yang terletak di pojok ruangan.

Kalau soal anaknya, Jungkook tidak tanggung-tanggung jika membelikan mainan. Lihat saja, bahkan se-keranjang ini mainan Joonki, padahal bocah kecil itu belum terlalu mengerti soal mainan. Paling hanya tidur, dan minum susu.

Tiba-tiba saja Joonki menangis dalam posisi duduk. Ah, Aeyeon tahu sekarang, ternyata penyebab Joonki bangun jam segini adalah karena dia lapar. Maka dari itu dengan sigap Aeyeon kembali mendudukkan Joonki di pangkuannya untuk ia susui dengan segera. Aeyeon sedikit kesusahan karena rambut panjangnya, ia lupa mengikatnya tadi.

"Kenapa tidak bilang daritadi kalau Ki lapar, hm? Biasanya Ki bilang," tuturnya sembari mengelus lembut kepala botak Joonki. Sudah lewat dua minggu semenjak Joonki di botak, dan sampai sekarang hanya tumbuh rambut-rambut kecil saja.

Joonki menyusu dengan tenang. Dan Aeyeon bersyukur karena itu, pasalnya kalau sedang menyusu Joonki seringkali tidak sabaran yang berakhir membuat putingnya sakit. Tak jarang juga Joonki mengigitnya, Jungkook bilang itu karena ibunya terlalu menggemaskan.

Astaga, ada-ada saja.

"Ah, sepertinya ayahmu sudah pulang." mendengar bel berbunyi, Aeyeon bangun dengan susah payah karena masih ada seorang bayi di pelukannya. Bukannya ia tidak tahu kalau Jungkook pasti mempunyai kunci rumah ini dan bisa membuka pintunya, Aeyeon hanya ingin menyambut suaminya yang baru saja pulang bekerja.

"Sayang.."

Kebiasaan sekali, Jungkook pasti akan langsung merengkuh istrinya yang membukakan pintu setiap dia pulang bekerja tanpa melihat apapun lagi. Kalau saja Aeyeon tidak segera menahan, mungkin saja Joonki sudah bangun oleh ulah ayahnya yang sembrono itu.

Seketika itu juga Jungkook membisu sembari mengatup mulutnya rapat-rapat ketika menyadari kalau Joonki sedang menyusu sekarang. Bukan hanya karena itu, sebenarnya karena Aeyeon melotot tajam juga.

"Anak Appa lapar rupanya." namun sedetik kemudian semuanya menjadi cair, keduanya menerbitkan senyuman masing-masing dan Jungkook mengelus kepala putranya dengan penuh kelembutan. Mereka lantas berjalan ke arah sofa, lalu duduk di sana. Tetapi Joonki belum juga menghentikan aksi mencari makannya, padahal sedari tadi kedua matanya sudah tertutup rapat.

"Kenapa kau ikut duduk? Mandi sana, Jungkook-ah." tegur Aeyeon yang melihat suaminya malah ikut duduk bersama mereka di sofa sembari melepaskan dua kancing teratas kemejanya.

"Sebentar dulu, aku lelah." jawabnya dengan suara khas orang lelah dan berlanjut menjatuhkan kepalanya di bahu telanjang sang istri—Aeyeon memang memakai dress tidur tanpa bahu sekarang. Musim panas seperti ini membuatnya lebih mudah gerah.

Sincerity [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang