Sekitar pukul tujuh malam mereka pamit dari kediaman Park Jimin. Kondisi pria itu sudah mulai membaik setelah diurusi oleh adiknya. Jadi Aeyeon tidak perlu khawatir lagi. Alasan lainnya karena ia harus pergi bekerja setelah membolos tanpa kabar tempo hari.
Ia sudah siap dengan pakaiannya, celana panjang dan hoodie putih yang sedikit kebesaran seperti biasa. Tak lupa membawa tas kecil yang berisi baju waitress untuk diganti saat sudah sampai.
"Jungkook, aku pergi bekerja dulu." pamitnya yang memang ingin.
"Kau bekerja dimana? Kenapa bawa tas segala?" sahutnya setelah menoleh sebentar.
Aeyeon mengulum bibirnya sejenak sambil terus memasang slip shoesnya yang diletakkan di rak. "Rahasia." jawabnya setengah bercanda.
Jungkook memutar bola matanya dan membiarkan Aeyeon pergi dari apartemen.
~♡︎~
Bekerja di sebuah kelab malam memang tidak mudah. Betapa kesalnya harus mendengar dentuman musik yang terdengar nyaring, juga menghadapi orang-orang mabuk yang seringkali berbuat seenaknya. Aeyeon jadi tidak yakin kalau ia akan bertahan lama bekerja di dunia hiburan malam seperti ini.
Aeyeon hampir saja menangis saat ada seorang pria yang tiba-tiba menerjangnya dari belakang dan nyaris menciumnya jika saja seseorang yang dikenalnya tidak datang menolong.
"Kupikir aku tidak cocok bekerja disini, Eonnie." ringkihnya pada wanita berpakaian minim didepannya. Jung Yerim, pelayan disini. Pelayan dalam arti lain.
"Hmm, aku mengerti. Pasti sulit untukmu. Jika tidak kuat kau bisa mencari pekerjaan lain." ujarnya lembut sambil terus mengelus punggung Aeyeon layaknya seorang kakak perempuan bagi gadis itu.
"Aku juga berpikir begitu. Kalau nanti menunggu sampai gaji pertama dan aku langsung mengundurkan diri, bagaimana?" sahutnya seolah meminta pendapat.
"Itu ide bagus. Dan semoga bos mengizinkannya." balasnya tersenyum simpul.
Aeyeon mengangguk perlahan dan kembali meluruskan pandangannya kedepan. Saat ini mereka sedang berada di sebuah kawasan yang sepi dan hanya ada mereka berdua disini.
"Memangnya siapa orang yang merekomendasikanmu untuk bekerja di kelab malam?"
"Younghoon. Eonnie kenal, 'kan?"
"Aah.. dia. Tentu aku mengenalnya. Sepertinya dia salah sudah merekomendasikanmu untuk bekerja disini."
Aeyeon mengangguk pelan kemudian membuang napas dalam, "Kupikir begitu. Nanti aku akan bicara padanya kalau aku ingin mengundurkan diri dari sini."
"Itu lebih baik. Gadis sepertimu tidak baik bekerja disini. Kau pintar, cantik, berbakat. Banyak bidang pekerjaan diluar sana yang menunggumu. Jangan sampai kau jatuh kedalam lubang yang sama sepertiku. Jangan sampai itu terjadi." ujarnya kali ini dilengkapi elusan di belakang kepala Aeyeon.
"Eonnie, kau baik sekali."
"Kau itu mengingatkanku pada Adikku yang ada di Gwangju. Dia juga seumuran denganmu sepertinya."
"Benarkah?" Yerim hanya membalas dengan anggukkan.
Aeyeon melirik arlojinya yang melingkar di tangan kiri, sudah waktunya ia kembali ke apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [JJK]
FanfictionPark Aeyeon harus memilih satu di antara dua pilihan. Terus tinggal bersama sang kakak dengan hubungan terlarang mereka, atau justru tinggal bersama Jeon Jungkook yang notabene bukanlah siapa-siapanya. Jika Aeyeon memilih opsi kedua, maka ia harus r...