Awal Mula Dendam

1.5K 159 134
                                    

Finally double update 🎉🎉
Mampus gue, 4544 kata. Happy reading..

☆ Author

Pagi itu, Leona yang baru saja memarkirkan motornya terdiam saat ekor matanya menangkap bayangan Renata yang akan turun dari motor sport yang mengantarnya. Dadanya kembali terasa sesak karena kini bukan dirinya lagi yang mengantar jemput gadis itu.

Dia masih diam memperhatikan interaksi antara Renata dan juga Aldo. Bibirnya mengembangkan senyum puas saat melihat Renata menepis kasar tangan Aldo yang hampir menyentuh rambutnya sebelum gadis mungil itu akhirnya bergegas dengan cepat meninggalkan pria yang mengantarnya tadi.

Leona menyeringai dan memberikan jari tengahnya pada Aldo saat pria itu tak sengaja menangkap kehadiran dirinya di sana. Kemudian gadis tomboy itu berjalan dengan angkuh menyusul gadisnya.

"Pagi Ren, pagi Dir," sapanya riang dengan senyum lebar di wajahnya dan berlalu untuk duduk di kursinya.

"Pagi," jawab kedua gadis itu. Nadira menjawab dengan kedua alis yang terangkat bingung sementara Renata menjawab dengan alis berkerut dan wajah cemberut karena pagi ini moodnya sudah buruk gara-gara Aldo.

"Lo kenapa deh Nat, masih pagi gini udah cemberut aja?" Tanya Nadira.

"Gak apa-apa. Gue cuma lagi kesel aja sama Aldo."

"Nat, Nat. Mau sampe kapan coba lo kayak gini? Saran dari gue sih mending lo bilang aja sama bokap lo kalo lo gak bisa sama Aldo. Baru tunangan aja lo udah kayak gini, gimana kalo nanti lo udah merit sama dia? Gue gak mau liat lo sedih mulu, Nat."

"It's okay, Dir. Gue baik-baik aja kok. Nanti kalo gue udah gak sanggup, gue pasti bakal bilang sama papa," jawab Renata dengan senyum terulas di bibirnya.

"Ya tapi kan-"

"Ada Vivi yang jagain gue terus kok. Lo gak usah khawatir ya," sela Renata.

"Huft, terserah lo aja deh. Susah emang kalo ngomong sama orang yang keras kepala kayak lo." Nadira menyerah dan kembali membalas chat dari Nico.

Leona yang mencuri dengar pembicaraan kedua orang yang duduk di bangku depannya pun tak bisa berbuat apa-apa. Karena sekarang dia bukan siapa-siapa lagi bagi Renata, tapi dia berjanji pada dirinya akan terus menjaga dan memastikan pemilik hatinya itu baik-baik saja.

Pelajaran sudah masuk ke jam pelajaran biologi. Bu Sartiah yang merupakan guru biologi kelas tiga meminta anak-anak di kelas XII IPA 1 untuk membuat rangkuman materi bioteknologi di perpustakaan.

Guru yang satu itu memang lebih suka mengajak anak muridnya belajar di luar ruang kelas agar tidak bosan. Terkadang dia mengajar di lab biologi, di kebun sekolah maupun perpustakaan dan hal itu disambut dengan baik oleh murid-muridnya karena dapat menyegarkan otak mereka dari ruang kelas yang terasa sumpek.

Teman sekelas Leona berjalan dengan tertib menuju perpustakaan. Sesampainya di sana, mereka berlomba-lomba mencari buku paket yang mereka butuhkan agar tugasnya segera selesai. Salah satu hal yang mereka sukai dari guru biologi itu adalah mereka bisa bebas istirahat selama pelajaran biologi asalkan tugas yang diberi sudah diselesaikan dengan baik.

"Gue udah dapet nih Nat!" Seru Nadira menghampiri Renata dengan buku di tangannya.

"Ya udah, lo kerjain duluan aja. Gue masih nyari lagi buku yang lain," jawab Renata.

"Ayolah Nat, satu buku emang gak cukup?" Renata menggedikan bahunya dengan mata yang tak lepas dari berbagai judul buku yang tertata rapi di rak depannya.

"Dasar miss perfect. Ya udah gue duluan ya."

"Oke." Nadira meninggalkan Renata yang asik sendiri dan mencari tempat duduk untuk mengerjakan tugasnya.

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang