Leona Side (2)

1.3K 162 23
                                    

Udah dibagi masih aja tetep panjang. Ya udahlah :I
Jadi.. bacalah ketika anda sedang teramat sangat gabut :v

☆ Author

Entah sudah berapa bulan Leona terkekang di negaranya sendiri dan gadis tomboy itu benar-benar meleburkan diri dengan pekerjaannya agar sedikit melupakan rasa rindunya pada Renata.

Wajahnya kini sedikit tirus akibat kelelahan juga pola makannya yang tidak teratur saking sibuknya untuk melupakan.

Tapi Leona selalu menyempatkan diri untuk membaca setiap pesan yang dikirim oleh Renata. Dia menjadikan cerita serta sapaan dari Renata sebagai obat rindunya meski dia masih belum membalas satu pesanpun.

Toktok..

"Masuk," terdengar suara bariton yang mempersilahkan.

"Ada apa daddy manggil aku?" Tanya Leona to the point tanpa berniat untuk duduk.

"Tadi Mario menelepon daddy, dia bilang Ujian Negara sudah dimulai." Leona menaikan alisnya tak sabar. "Daddy ingin kau menyelesaikan ujianmu."

"Kenapa? Tanggung sekali?!" Jawab Leona sinis.

"Kau harus memiliki ijazah untuk melanjutkan study-mu nanti. Daddy sudah bilang pada Mario kalau kau akan ke sana dan kau akan mengerjakan ujianmu di hari terakhir ujian nanti, setelah selesai kau harus langsung kembali kemari."

"Baiklah, apa ada lagi yang ingin daddy katakan?" Ucap Leona yang sudah malas berdebat dengan ayahnya.

"Tidak," singkat Viktor.

"Kalau begitu aku akan kembali ke ruanganku sekarang."

Leona keluar dari ruangan ayahnya dengan perasaan campur aduk. Dia senang karena akhirnya dia bisa melihat gadis pujaannya. Namun dia juga sedih karena tidak bisa menyapa gadisnya, dia tidak mau gadisnya kembali merasa kehilangan jika dia tiba-tiba muncul, menyapanya, kemudian menghilang tanpa kabar lagi.

Setelah sampai di ruangan yang ditempatinya, Leona memberi kabar pada Ramona agar wanita kaku itu menjemputnya ketika dia sampai di Indonesia nanti.

"Kok gue deg-degan ya?" Ucapnya diiringi tawa geli.

"Maaf Ren. Mungkin nanti aku gak bisa nyapa kamu." Gadis tomboy itu mengusap wallpaper ponselnya dan kembali menyelesaikan pekerjaan di kantor ayahnya agar dia bisa istirahat sejenak sebelum melanjutkan pekerjaan yang dikirim oleh Ramona.

Keesokan harinya, Leona yang baru saja sampai di mansion-nya bersiap untuk terbang ke Indonesia menggunakan pesawat pribadi milik keluarganya. Waktu sudah berganti malam, gadis itu sudah tau pasti kalau dia nanti tidak akan sempat untuk istirahat sehingga dia memutuskan untuk tidur selama perjalanan.

Pesawat yang membawa Leona sampai di Indonesia tepat jam enam pagi, terlihat Ramona yang sudah menunggunya di terminal kedatangan. Leona segera menghampiri dan berbasa-basi dengan wanita kaku itu.

"Thanks udah jemput gue," ucap Leona setelah mereka masuk ke dalam mobil.

"Sama-sama. Kamu mau langsung pergi ke sekolah?" Tanya Ramona sambil melajukan mobilnya.

"Yakali pagi-pagi gini gue udah nongkrong di sana. Ke rumah om Rio dulu, gue mau mandi bentar."

"Baiklah."

"Oh iya Mon, gimana keadaan di perusahaan bokapnya Renata? Apa gue perlu nanem modal lagi?" Tanya Leona dengan pandangan lurus ke depan.

"Kondisinya sekarang sudah stabil, berkat kerja keras kamu. Saya rasa kamu juga belum perlu menambah modal lagi."

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang