Liburan (2)

861 105 30
                                    

Jarang-jarang kan gue double up?? Muehehehe

☆ Author

Sudah beberapa hari ini Fanny merasa heran dengan tingkah kedua temannya yang terlihat akur. Padahal biasanya kedua orang itu selalu marah-marah.

O..ke kita ralat, hanya satu orang saja yang selalu marah-marah karena yang satu lagi terlihat amat sangat bucin.

"Mereka kenapa?" Bisik Fanny pada Calvin karena sudah tak tahan dengan rasa penasarannya.

"Siapa yang kenapa?" Calvin balas bertanya tapi tak ditanggapi oleh Fanny.

"Kayaknya ada yang aneh deh," gumam Fanny sambil mengusap dagunya bak detektif bukan conan. Saat ini dia dan ketiga temannya sedang makan siang menjelang sore di kantin fakultas kedokteran.

"Akhirnya lo sadar juga kalo lo emang ane-Egh," ledek Calvin yang mendapat cubitan di perutnya.

"Bukan itu maksud gue sempak!" Pekik Fanny.

Leona dan Renata mengabaikan kedua temannya itu dan tetap asik melahap makanan mereka sambil sesekali berdiskusi.

"Le, kok lo bisa nyambung sih sama materi tadi?" Tanya Fanny penasaran.

"Otak dia kan perpustakaan nasional," jawab Renata yang kemudian menyuap makanannya dengan acuh. Leona hanya terkekeh mendengar ucapan gadis disampingnya.

"Wah mantep. Bagi dikit dong otak lo Le," timpal Calvin.

"Anjay Vin gue jadi gak nafsu makan gara-gara omongan lo," balas Leona membuat kening Calvin berkerut.

"Apa hubungannya anjir?" Heran Calvin.

"Lo minta otak gue. Gue jadi kebayang zombie yang makanin otak kan jadinya." Leona menggeser piringnya karena sudah merasa kenyang.

"Yee alesan, bilang aja lo udah kenyang. Lagian cewek lo duluan tuh yang ngomongin otak, malah jadi gue yang salah," balas Calvin tak mau disalahkan.

"Tetep aja lo yan-"

"Abisin," singkat Renata memotong ucapan Leona sembari menarik lagi piring berisi makanan milik Leona.

"Tapi Ren.. Iya gue abisin nih." Pasrah Leona yang mendapat tatapan tajam dari gadis mungil disampingnya. "Diem lo!" Seru Leona saat mendapati Calvin yang menahan tawa.

"Kalian lebay banget deh. Lagian bukan itu maksud gue tadi," sela Fanny.

"Lah terus apaan?" Heran Calvin.

"Lo sama lo," tunjuk Fanny pada Leona dan Renata. "Kalian udah baikan? Gue perhatiin beberapa hari ini kayaknya lo udah gak pernah marah-marah sama Leon lagi deh Ren. Beneran udah baikan ya?"

"Udah dong. Iya gak sayang?" Jawab Leona sambil merangkul pundak Renata.

"Gak usah berlebihan," ketus Renata membuat Leona terkekeh dan melepas rangkulannya.

"Sejak kapan? Kok gue gak dikasih tau?" Cecar Fanny.

"Ya lo sih keasikan molor," timpal Calvin.

"Kapan ih?" Tanya Fanny yang masih kepo.

"Mau tau aja sih Fan, lagian juga gak penting kok," ucap Renata santai.

"Kok gak penting?" Tanya Leona tak terima.

"Ya.. emang iya kan?" Jawab Renata ragu melihat wajah tak mengenakan disebelahnya.

"Jadi menurut kamu aku gak penting? Ralat hubungan kita gak penting?" Cecar Leona pura-pura serius, dia ingin menjahili Renata yang terlihat serba salah.

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang