☆ Author
Sudah empat hari terlewati sejak Leona meninggalkan apartment Renata dan kembali menempati kamarnya di rumah Mario. Leona merasa lebih bebas untuk keluar di malam hari dibanding saat menginap di tempat Renata.
Tanpa sepengetahuan Renata, Leona kerap kali menyelinap keluar untuk ikut balap liar disaat Renata sudah terlelap dan kembali saat hampir menjelang subuh. Itulah kenapa kini gadis tomboy itu memiliki kantong mata, efek kurang tidur.
"Yon, hari ini lo ada acara apa?" Tanya Intan sambil memasukan buku dan alat tulisnya kedalam tas.
"Malmingan dong. Gue kan bukan jones kayak lo, hahaha."
"Gak usah ngeledek gue juga kali. Hati-hati aja lo ikutan jadi jomblo juga kayak gue!" Ketus Intan tak terima. "Ren, lo gak bosen apa maen sama anak ini mulu?" Lanjutnya setelah menepuk pundak Renata yang duduk di bangku depan mereka.
"Kenapa Tan? Kok lo keliatan kesel gitu?" Tanya Nadira yang ikut menoleh ke belakang.
"Si Yoyon tuh! Gue nanya baik-baik malah dikatain jones. Tapi emang iya sih, hehe."
"Abisnya lo gak ada pertanyaan lain apa selain kepo-in schedule gue?"
"Ish Yoyon, maksud gue itu kan baik mau ngajakin belajar bareng. Senin kita udah UTS loh!"
"Bener tuh kata Intan. Gue juga baru aja mau ngajakin Renata, gimana Nat?" Timpal Nadira.
"Ayo aja sih, gue gak keberatan kok," jawab Renata.
"No no no. Gak boleh, kita kan mau nonton Ren," larang Leona.
"Ya kan nontonnya bisa kita tunda besok aja, gimana?" Bujuk Renata.
"Gak mau! Kalo besok jadinya malem seninan bukan malem mingguan."
"Bagus kan Yon biar anti mainstream, hahaha."
"Diem lo!" Ketus Leona.
"Dih ngambek."
"Ya udah besok aja kita belajar barengnya. Setuju kan?" Nadira menengahi.
"Gue mah setuju-setuju aja. Yang penting Renata ikut biar gue bisa tanya-tanya," ucap Intan.
"Kalo mau tanya-tanya doang kan bisa sama gue juga, lagian nilai gue lebih bagus," sombong Leona.
"Ogah! Lo suka sok pinter kalo gue nanya-nanya." Leona mendengus mendengar jawaban Intan.
"Ok. Di apart gue aja ya biar bisa santai," tawar Renata.
Ke empat sahabat itu membubarkan diri setelah tak ada lagi yang keberatan dengan rencana belajar bersama itu. Sejujurnya Leona ingin memonopoli waktu Renata untuk terus bersama dengannya sebelum hal-hal yang tidak dia harapkan terjadi. Tapi dia sudah berjanji pada dirinya untuk tidak egois.
"Ren, kamu duluan aja ke parkirannya. Aku mau ketemu Ramon bentar."
"Iya, jangan lama-lama."
"Siap!"
Leona berlari kecil menuju ruang guru dan Renata lanjut berjalan menuju parkiran motor.
Drrrtttt drrrtttt
Ponsel di saku rok Renata bergetar. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya. Nomor asing. Tapi Renata tau pasti nomor siapa itu meskipun tak dia simpan dalam kontaknya.
"Ngapain sih tu cowok nelpon terus!" Serunya sambil me-reject panggilan masuk itu.
Renata memutuskan untuk berteduh di bawah pohon tak jauh dari motor Leona diparkir karena matahari siang itu cukup terik. Gadis mungil itu mengeluarkan modul fisika dan membaca kembali materi-materi yang tadi baru dipelajarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ? [Slow Update]
RomanceWARNING!! (GxG) Yang anti abaikan aja ya, tulisan gue gak bagus kok😊 Cerita tentang seorang gadis bernama Leona yang mencoba untuk menerima takdir yang dituliskan tuhan untuknya. Dia merupakan seorang gadis pembangkang dan selalu bertingkah semauny...