Udah Belum?

731 110 42
                                    

Bulan kemaren gue gak update yak?? Wkwk

☆ Author

"Hm.. enak ya malem-malem gini ngerokok?" Sindir Renata dengan halus.

"Hah? Eh.. nggak kok Ren, i-ini cuma ada yang minta dipegangin aja tadi." Elak Leona tak masuk akal sambil menyembunyikan tangannya dibelakang punggung.

"Hantu maksud lo? Kalo mau bohong yang bagus dikit."

"M-maksud gue.. argh nih gue buang sekarang," ucap Leona frustasi sambil melempar asal puntung rokok yang masih terbakar itu.

"LEON JANGAN DIBUANG SEMBARANGAN!" Pekik Renata.

"Yah telat Ren, udah jatuh tuh," balas Leona dengan polos.

"Huft terserah. Awas aja kalo tempat ini sampe kebakaran." Kesal Renata dengan tangan terlipat didadanya.

"Gak akan kok Ren, tenang aja. Cukup hati aku yang kebakaran, yang lain jangan, hehe."

"Gak lucu."

"Ya aku kan bukan badut Ren." Renata menatap tajam pada Leona yang terus membalas ucapannya. Sementara Leona yang mendapatkan tatapan tajam dari gadis di balkon sebelah hanya bisa meringis saja.

"Ekhem. Ren? Lo masih marah sama gue? Masih belum maafin gue?" Tanya Leona hati-hati.

Renata mengalihkan pandangannya pada langit gelap yang seolah menarik perhatiannya. "Menurut lo?" Tanyanya datar tanpa menatap sang lawan bicara.

Leona yang ditanya seperti itu jadi bingung sendiri. Dia merasa ragu untuk menjawab. Mau bilang 'udah' tapi sikap Renata masih cuek padanya, mau bilang 'belum' tapi gadisnya itu sudah tidak menghindarinya lagi. Jadi gimana perasaan Renata yang sebenarnya?

"Be-lum?!" Jawab Leona ragu.

Renata mendelik pada Leona dan berkata, "Sok tau."

Tuh kan salah?!

"Hah? Gimana gimana?" Bingung Leona tanpa mendapatkan jawaban sama sekali. "Maksud lo.. gue udah dimaafin gitu?" Lanjut Leona yang merasa tak percaya diri.

"Hm," gumam Renata sambil berbalik hendak masuk kedalam unitnya.

"SERIUS REN?!" Pekik Leona. "Ren tunggu, gue mau kesitu!"

Renata menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Leona.

"Gak u- LEON LO MAU NGAPAIN?!" Teriaknya saat melihat Leona sudah berdiri di pagar pembatas. Leona mengabaikan teriakan Renata dan..

Tap

Kedua kakinya berhasil mendarat di lantai balkon Renata. Sambil menyengir polos gadis tomboy itu berjalan menghampiri Renata yang masih terlihat syok.

Bugh bugh bugh..

Renata melayangkan kepalan tangannya bertubi-tubi kepada Leona.

"Aduduh.. sakit Ren."

"Nyebelin! Ngeselin! Lo mau bikin gue mati berdiri karena jantungan hah!" Ucap Renata tanpa menghentikan pukulannya.

"Stop Ren, udah." Leona membawa Renata kedalam dekapannya. "Maaf, maafin gue ya? Gue gak bermaksud gitu. Gue cuma terlalu seneng aja lo udah maafin gue."

Renata memukul lemah dada Leona sebelum akhirnya terisak pelan.

"Yah yah.. kok malah nangis sih Ren?" Sungguh tak peka gadis tomboy satu ini. Minta dicubit ginjalnya sama mbak Dinda.

"Jangan kayak gitu lagi, please." Pinta Renata dengan suara lirih.

"Iya gak akan lagi kok. Janji ini yang terakhir, maafin gue ya?" Renata mengangguk dan balas memeluk erat pinggang Leona, menyalurkan kerinduannya selama ini.

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang