☆ Renata
"Sebenernya kamu kenapa sih? Sikap kamu tadi aneh banget."
Aku terus mengusap lembut rambut Leona yang kini sudah tidur lelap sekali. Kami bermalam di penginapan dekat pantai karena sudah terlalu malam untuk pulang. Sepertinya Leona sudah merencanakan hal ini, lihat saja dia membawa piyamanya.
"Kamu tau gak kalo ucapan kamu tadi bikin aku takut? Aku gak mau kamu ilang dari hidup aku. Kamu orang pertama yang buat aku percaya lagi sama cinta setelah apa yang terjadi sama mama papa aku. Orang pertama yang bikin aku jatuh cinta sampe rasanya aku gak bisa kalo gak liat kamu, gak denger suara kamu."
Tanganku beralih mengusap pipi mulusnya dan terus memperhatikan wajahnya. Eh, sejak kapan dia memiliki kantong mata? Aku tidak menyadari hal itu sama sekali. Aku terus mengusap pipinya sampai tak terasa mataku terpejam dengan sendirinya.
Rasanya baru beberapa menit aku tertidur tapi aku merasakan seseorang terus menciumi seluruh wajahku.
"Nghh.. Leon diem, aku masih ngantuk," aku merengek dengan mata yang masih rapat.
"Bangun sayang, ini udah siang. Kita harus cepet pulang biar gak kejebak macet."
Sayang? Aku gak salah denger kan? Sejak kapan Leona manggil aku kayak gitu? Aku membuka mataku dan mengerjap perlahan. Wajah Leona begitu dekat sekali saat mataku terbuka dengan sempurna membuatku kembali terpejam karena malu.
"Ihh malah merem lagi! Ngode minta di cium ya?"
"Nggak ya! Muka kamu ngapain deket banget!" Kataku masih memejamkan mata. Leona hanya terkekeh saja.
"Nih muka aku udah jauh. Sekarang kamu bangun terus mandi, udah jam sembilan." Ucapan Leona membuatku membelalakan mata lebar-lebar.
"Jam sembilan?! Kok udah siang sih, padahal kayaknya aku baru aja tidur."
Tentu aku kaget karena kupikir ini masih subuh, ternyata aku sudah tidur delapan jam lebih.
"Kamu capek banget ya sampe ngebo gitu?" Aku memasang wajah cemberut karena ucapan Leona.
"Gak usah cemberut sayang, nanti aku cium beneran nih," ancamnya.
"Aku baru bangun jadi gak usah mesum deh!"
"Ohh jadi kalo udah lama bangunnya boleh dong?" Dia malah senyum-senyum, manis sih tapi aku yang malu.
"Udah sana cepet mandi dulu."
Aku segera bangun dari kasur dan mulai beranjak menuju kamar mandi. Aku berhenti di depan pintu kamar mandi, ingin menanyakan sesuatu karena.. sumpah kok pagi ini dia manis banget sih?!
"Leon."
"Iya, kenapa sayang? Mau ngajak mandi bareng? Duh aku udah mandi nih, tapi gak apa-apa deh mandi lagi bareng kamu juga. Ayo."
"Ish bukan itu, dasar nyebelin!"
"Lah terus apa?"
"Gak tau ah, gak jadi!"
Aku segera masuk ke dalam kamar mandi. Tak lupa pintunya aku kunci, takut tiba-tiba kebuka sendiri, kan serem.
Aku memulai ritual mandiku tapi pikiranku tak lepas dari Leona. Sebenarnya ada apa dengan dia? Aku suka perlakuan manisnya itu tapi rasanya ada sesuatu yang mengganjal. Sikapnya terasa seperti laut yang tenang sebelum badai.
Lima belas menit lebih waktu yang kuhabiskan di kamar mandi saat ini. Aku memakai kembali pakaian yang kupakai semalam dan segera keluar. Saat keluar aku melihat Leona yang sibuk dengan ponselnya, hm.. pasti main game lagi! Kecanduan banget sih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ? [Slow Update]
RomanceWARNING!! (GxG) Yang anti abaikan aja ya, tulisan gue gak bagus kok😊 Cerita tentang seorang gadis bernama Leona yang mencoba untuk menerima takdir yang dituliskan tuhan untuknya. Dia merupakan seorang gadis pembangkang dan selalu bertingkah semauny...