Renata POV

4.1K 269 57
                                    

☆ Renata

Kenapa jadi gini? Seingatku tadi kita lagi belajar bareng kayak biasanya tapi kenapa..

"Hmmmfpttt.. Leon..mmhh."

"Hmm?"

Leona melumat bibirku dengan sangat lahap membuatku kewalahan karena tingkahnya. Demi Tuhan aku nggak tahu harus gimana! Ini pertama kalinya buatku dan aku juga belum pernah belajar hal-hal semacam ini.

Tadinya, Leona hanya mengecup lembut bibirku seperti biasanya. Aku diemin aja karena kupikir dia gak akan bertindak sampai sejauh ini.

Kini lidahnya mulai meminta akses ke dalam mulutku, aku tetap mengatupkan bibirku rapat-rapat karena ini sudah keterlaluan! Rasanya aku kehabisan oksigen, aku memukul bahunya bertubi-tubi agar dia melepaskan tautan bibirnya.

"Hahh.. hahh..."

Aku menghirup oksigen sebanyak-banyaknya dan menatap mata Leona yang tengah menatapku.

"Sorry Ren tapi gue gak tahan lagi," ucapnya serak, matanya menggelap. Belum sempat aku membalas perkataannya tapi dia sudah membungkam mulutku lagi dengan ciuman panasnya dan menahan tengkukku untuk memperdalam ciumannya.

"Hmmmmpphh..."

Kali ini ciumannya lebih kasar dan lebih menuntut dari sebelumnya. Perlahan dia mendorongku agar berbaring di sofa lalu menggigit bibir bawahku, mau tidak mau akupun membuka mulutku sehingga lidahnya dapat melesak masuk ke dalam mulutku, mengabsen deretan gigiku dan mengajak lidahku untuk bermain.

Entah apa yang merasukiku sehingga aku terhanyut dengan perlakuannya dan mulai membalas ciumannya sebisaku. Kurasakan tanggannya mulai bergerilya menyentuh setiap inci tubuhku. Ciumannya turun ke leherku.

"L-Leon.. ahh.." desahku.

Rasanya geli dan juga sakit, sepertinya dia menggigit leherku. Ciumannya kini beralih ke telingaku, dia menggigit telingaku juga dan mengulumnya?

"Emh.. Leonahh.."

Dia berhenti sejenak dari kegiatannya.

"Gue suka suara desah lo," ucapnya dengan seringai di wajahnya lalu kembali mencium bibirku.

Aku merasakan benda yang hangat menyentuh kulit payudaraku. Aku berusaha melihat benda apa itu saat Leona melepaskan bibirku. Aku terkejut, sejak kapan dia melucuti pakaian bagian atasku? Ternyata tangannya-lah yang sejak tadi menyentuh payudaraku, dia mengusap dengan lembut kemudian meremasnya.

"Ahh.." Lagi, aku tak bisa menahan desahanku akibat ulahnya.

"Haus. Gue boleh minum kan Ren?" Tanya Leona di depan wajahku.

Jujur aku bingung dengan pertanyaannya, kalau dia haus ya tinggal minum saja iya kan? Tapi tiba-tiba aku terkesiap saat salah satu puncak payudaraku terasa dingin dan basah. Sedangkan payudaraku yang sebelahnya diremas dengan lembut.

"L-Leonahh.. geli.." lirihku sambil berusaha menjauhkan kepalanya. Aku tidak menyangka dia menyusu seperti bayi yang kehausan padaku. Apa enaknya coba? Apalagi tidak akan ada air yang keluar juga.

"Udah.. berhenti Le.. ohh.." Aku tak bisa melanjutkan ucapanku karena rasa gatal dan lembab yang muncul di bagian bawahku.

Leona sama sekali tidak berhenti. Dia terus membuatku merasakan perasaan yang sangat tidak nyaman, rasanya aku menginginkan sesuatu tapi entah apa itu. Aku terus menggeliat, sama sekali tak bisa diam.

Kulihat Leona menyeringai karena melihat kegelisahanku. Tangannya turun ke perutku, mengelus perut rataku dengan perlahan kemudian semakin menurun setelah merasa puas bermain di area perutku sampai...

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang