Sorry

1.5K 161 40
                                    

Tjiee yang di ghosting~
Miss me?! 👀

Renata

Aku berjalan kesana kemari tanpa henti di dalam kamar sambil terus bergumam dan menggigiti kuku ibu jariku dengan gelisah.

Gimana nggak gelisah coba?! Seingatku terakhir mereka ketemu aja pipi Leona sampai bengkak bekas ditampar sama papa, apalagi sekarang mereka cuma berdua di ruang kerja papa.

"Duh mereka lagi ngapain ya? Semoga aja Leona gak diapa-apain sama papa. Tapi tadi papa kayak marah gitu gak sih waktu liat Leona?! Duh gimana nih?!" Monologku.

"Ini salah aku. Coba tadi aku cepet usir dia, gak pake peluk-peluk dulu, huft."

Kalian penasaran gak kenapa Leona bisa nyasar bareng papa? Ayo kita kembali ke beberapa menit sebelumnya.

Setelah mendapat teguran dari papa perihal mobilnya yang menghalangi jalan, Leona segera memarkirkan mobilnya dengan rapi di portcar rumahku yang sangat luas ini. Disebelahnya sopir keluargaku juga turut parkir dengan rapi.

Setelah selesai dengan urusan parkir memarkir, aku dan Leona segera keluar dari dalam mobilnya dan Leona berniat untuk pamit pada papa tapi..

"Masuk!" Suara tegas papa memotong ucapan yang baru saja akan keluar dari bibir Leona. Tanpa membantah aku segera mengikuti perkataan papa untuk masuk ke dalam rumah.

"Kalau begitu saya permisi om, maaf jika kehadiran saya mengganggu." Sayup-sayup aku denger suara Leona yang ijin untuk pamit pulang.

"Siapa yang menyuruh anda pulang? Saya bilang masuk!" Aku sempat terdiam dengan dahi mengernyit dan menoleh ke arah mereka saat mendengar ucapan balasan dari papa.

Ya ampun kenapa tiba-tiba papa nyuruh dia masuk juga? Semoga aja gak ada hal buruk yang akan terjadi nanti. Aku berjalan dengan cepat menuju kamarku sebelum papa mendapati aku melirik pada mereka berdua.

Dan sekarang disinilah aku, berjalan kesana kemari dengan pikiran yang tertuju pada dua orang yang sangat aku sayangi itu.

"Udah lebih dari sepuluh menit. Apa mereka masih ngobrol ya?"

Karena penasaran akupun turun ke bawah tapi sebelumnya aku menuju ke dapur, meraih sebuah gelas dan mengisinya dengan air mineral untuk menghilangkan rasa haus yang ku tahan sedaritadi. Kebetulan sekali ada bibi yang sedang membuat minuman.

"Minuman buat siapa bi?" Tanyaku basa-basi. Kali aja buat Leona, ya kan?

"Buat tamunya bapak non."

"Tamunya papa?"

"Iya non, aden yang tadi dateng setelah non Nata." Aku hanya membulatkan mulutku saja kemudian meneguk air dalam gelas yang tadi ku ambil sambil terus memperhatikan gerak-gerik bibi. Aku rasa ini kesempatanku biar bisa ke ruang kerja papa.

"Biar Nata yang anter bi, sekalian mau ketemu papa." Tahanku saat bibi sudah bersiap mengangkat nampan dihadapannya.

"Ndak usah non, biar bibi saja yang bawa."

"Udah gak apa-apa bi, sekalian ini." Dengan sedikit memaksa, aku menarik nampan di meja ke arahku dan mulai membawanya.

Aku berhenti tepat didepan pintu ruang kerja papa. Jantungku rasanya deg-degan banget tapi aku penasaran sama obrolan mereka.

Setelah menarik dan menghembuskan nafas beberapa kali yang membuatku merasa cukup tenang, aku ketuk pintu di depanku dan mendapat sahutan dari papa.

"Loh Nata, kok kamu yang antar minumnya? Bibi kemana?" Tanya papa, dengan mukanya yang keliatan bingung.

"Hehe, iya pa. Tadi bibi lagi nanggung jadi Nata yang anter," alibiku sambil meletakkan cangkir-cangkir ke atas meja dan sesekali mencuri pandang pada orang dihadapanku yang terlihat amat sangat menyebalkan.

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang