Pulang

1.5K 177 108
                                    

Haihai..
Ini update-an terakhir gue. Gue mau hiatus dulu sampe hari raya qurban :)

☆ Author

Intan menghentikan mobil yang dikendarainya tepat di depan gerbang tinggi rumah mewah itu.

"Di sini rumahnya Yon?" Tanyanya sambil menoleh ke arah Leona yang duduk di belakang bersama Renata yang sudah terlelap di pangkuannya.

"Hm, lo klakson aja biar dibukain sama pak satpam."

Intan mengikuti ucapan Leona, tak lama seorang satpam berusia lima puluhan keluar dan menghampiri jendela mobil mereka.

"Malem pak, kita temennya Renata. Mau nganterin dia pulang nih," ucap Intan sopan.

"Oh sebentar ya non," balas si satpam setelah melihat Renata yang duduk di kursi belakang untuk memastikan ucapan gadis berkacamata itu.

Setelah gerbang terbuka, Intan kembali melajukan mobil itu dan berhenti tepat di depan undakan menuju pintu kokoh rumah tersebut.

"Tan, tolong lo telpon Nadira ya. Biar dia bisa nemenin Renata, gue masuk dulu." Leona keluar sambil menggendong Renata ala bridal style.

Tanpa merasa kesulitan gadis tomboy itu menekan bel rumah yang segera terbuka, menampakkan wanita cantik berusia empat puluhan yang bisa dipastikan nyonya di rumah itu.

"Rena?!" Ucap Lidya terkejut sekaligus lega melihat putrinya pulang dengan selamat.

"Malem tante, saya mau antar Renata."

"Ayo bawa masuk saja nak, tolong antarkan ke kamar-"

"Sedang apa anda di rumah saya?! Apa yang anda lakukan pada putri saya?!" Terdengar suara dingin Arya yang memotong ucapan Lidya.

"Mungkin sebaiknya om tanyakan pada calon menantu kebanggaan om yang brengsek itu," ucap Leona tak kalah dingin.

"Kurang ajar!"

Plak..

Sebuah tamparan mendarat di pipi Leona. Lidya terkesiap melihat tingkah suaminya, begitu juga Intan yang hendak masuk ke dalam untuk menyusul Leona dengan amplop coklat di tangannya.

"Begitukah cara anda berbicara pada orang tua?!" Geram Arya.

"Maaf om, saya sedang berusaha menahan emosi saya untuk tidak memaki om karena sudah membuat putri om jadi seperti ini," tegas Leona.

"Jangan mengada-ada! Kapan saya membuat putri saya jadi seperti itu? Kemarikan putri saya!" Leona beringsut mundur saat Arya ingin meraih tubuh Renata.

"Sejak om menjodohkannya dengan laki-laki brengsek seperti Aldo. Dan tolong biar saya aja yang antar," pinta Leona.

"Tidak! Cepat kemarikan putri saya!"

"Saya mohon om," ucap Leona memelas. "Setelah ini saya janji gak akan menemui Renata lagi, tapi dengan syarat om membatalkan pertunangannya dengan Aldo dan mencari laki-laki yang benar-benar baik untuk putri om," tegas Leona berharap dapat menghapus sedikit ego Arya. Arya terlihat mempertimbangkan ucapan Leona.

"Mas," tegur Lidya.

"Huft, baiklah antar dia, Lidya."

"Biar Vivi aja yang antar, yah," ucap Alvi yang tiba-tiba muncul di belakang mereka. "Ayo kak."

"Tunggu. Saya pegang janji anda." Tahan Arya membuat Leona tersenyum tipis.

"Makasih om. Saya harap om juga mau mengabulkan persyaratan saya tadi."

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang