Memulai Kembali

1.3K 173 82
                                    

☆ Author

"Pagi bang!" Sapa Renata kemudian mengecup pipi Gilang dan menunjukkan senyum lebar dibibirnya.

"Ciee ceria banget? Udah bisa senyum-senyum nih ceritanya?" Ucap Gilang begitu Renata selesai memasang safety belt-nya.

"Iya dong bang, aku kan lagi seneng," balas Renata masih dengan senyum diwajahnya.

"Seneng kenapa sih? Cerita dong Nat, gue jadi kepo nih!" Seru Gilang penasaran. Pasalnya kemarin-kemarin wajah gadis di sampingnya itu terus murung, senyum pun hanya senyum tipis saja.

"Tau gak bang?" Baru saja Renata akan bercerita tapi sudah di sela oleh laki-laki di balik kemudi itu.

"Mana gue tau?!" Sahut Gilang polos.

"Ish ya iyalah mana abang tau! Aku baru mau cerita udah dipotong aja!" Dumalnya. Gilang terkekeh melihat wajah cemberut Renata.

"Hehe sorry deh. Abisnya gue heran, kenapa sih lo kalo mau cerita pasti awalnya harus nanya dulu?" Gilang melirik Renata yang masih cemberut. "Jangan cemberut dong, lanjutin gih ceritanya."

"Makanya gak usah nyahut dulu, dengerin aja kenapa sih!"

"Iya iya sorry, gue ngaku salah." Tangan kiri Gilang mengusap pelan puncak kepala gadis di sampingnya. "Jadi kenapa pagi-pagi tuan putri ini udah ceria?"

Renata memalingkan wajahnya ke arah Gilang dengan senyum cerianya yang seketika kembali lagi.

"Abang tau gak?" Kali ini Gilang memilih bungkam daripada salah lagi. "Tadi waktu mau pergi kerja papa ngusap-usap rambut aku loh, persis kayak yang abang lakuin barusan," ujarnya antusias bak anak kecil yang bercerita telah dibelikan mainan baru oleh papanya.

"Wow?! Om Arya kesambet apaan tuh?" Respon Gilang tanpa menyadari ucapannya sendiri. "Awh sakit Nat!" Renata mencubit lengan Gilang cukup keras.

"Abisnya abang nyebelin! Kok malah ngatain papa kesambet?!" Ujar Renata dan kembali cemberut.

"Yah jangan cemberut lagi dong Nat. Sorry ya? Gue tadi refleks, sumpah deh gak ada maksud buat ngatain om Arya." Gilang mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kirinya.

"Ya udah aku maafin, tapi awas kalo nyebelin lagi!"

Gilang beringsut mendekat ke arah jendela di samping kanannya karena Renata tidak pernah main-main dengan ucapannya. Laki-laki itu takut kena cubit lagi.

Sementara di sisi kirinya, Renata kembali tersenyum sambil mengingat kejadian semalam yang merupakan awal dari hubungan dengan papanya mulai membaik.

Tadi malam, Renata yang bermimpi buruk -sama seperti malam-malam sebelumnya- terbangun saat mendapati belaian lembut sebuah tangan yang terasa begitu hangat di kepalanya. Awalnya dia pikir itu bagian dari mimpinya, karena dimalam sebelumnya pun dia memimpikan belaian lembut itu. Tapi setetes air yang jatuh diwajahnya mengusik gadis itu hingga akhirnya gadis itu mengerjapkan matanya agar fokus.

Saat kesadarannya cukup terkumpul, Renata mendapati papanya yang sedang duduk disampingnya dengan sebelah tangan yang mengusap matanya.

"Papa?" Panggil Renata saat itu, membuat papanya terkejut karena tertangkap basah sedang berada di kamarnya.

"Papa cuma mau kembalikan hp kamu saja," balas Arya salah tingkah dan buru-buru keluar dari kamar putrinya itu. Jujur saja, pria itu masih belum punya muka untuk menatap langsung mata putrinya. Dia masih begitu merasa bersalah.

Saat itu Renata hanya bisa menatap papanya saja tanpa berani untuk menahannya. Dalam diam, dia memikirkan sikap papanya yang akhir-akhir ini terkesan menghindarinya. Tanpa sengaja, tangannya menyentuh pipinya yang terasa basah.

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang