Baikan

2.1K 224 128
                                    

☆ Author

Leona mulai menggeliatkan tubuhnya dan mengerjapkan matanya perlahan sambil memindai ruangan yang di tempatinya kemudian duduk untuk mengumpulkan nyawanya.

"Hm baru jam sepuluh," ucapnya saat melihat jam yang menggantung di dinding. Tidurnya terasa nyenyak sekali, mungkin karena dia sudah membagi kekhawatiran yang dipendamnya selama ini.

Gadis tomboy itu lalu berdiri dan melakukan peregangan sejenak sebelum masuk ke dalam kamar mandi di kamar itu dan memutuskan untuk melakukan ritual mandinya.

Leona tak perlu menghabiskan waktu berlama-lama berada di kamar mandi. Selesai mandi dan memakai pakaian yang kemarin dipakainya, gadis itu memutuskan untuk keluar menikmati pemandangan dari balkon apartment itu.

Saat akan meraih handle pintu kamar itu pergerakannya terhenti oleh sticky note yang tertempel di pintu dan tangan kanannya terulur untuk melepas kertas itu.

Aku udah siapin sandwich di meja makan. Abisin, jangan sampe sisa!


Begitulah kalimat yang tertulis di kertas itu. Leona tersenyum melihat pesan dari Renata dan menghampiri meja belajar Renata kemudian meraih pulpen dan menulis..

Iya bawel :*


Setelah itu dia keluar dari kamar menuju meja makan. Sebelum menikmati sarapannya, Leona menempelkan sticky note tadi di pintu kulkas terlebih dahulu.

Setelah duduk dan meletakan gelas berisi air mineral Leona membuka tudung saji di meja makan. Dia melongo melihat roti isi yang disiapkan oleh Renata.

"Gila! Ini sih porsi tim basket, masa harus gue abisin semua?" Ujarnya, lalu mengambil sepotong roti isi dan melahapnya perlahan. "Hm.. enak," gumamnya.

Leona memutuskan sarapan sambil menonton TV dan mulai membawa piring sandwich itu beserta air minumnya ke sofa depan TV.

Tangan kanannya terus menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sementara tangan kirinya sibuk mengganti-ganti saluran di televisi.

Matanya yang fokus pada tayangan di depannya terlihat kosong. Jelas sekali kalau pikirannya sedang berkelana tak menentu, jiwanya sama sekali tak ada diruangan itu.

"Ehh abis?" Ucapnya saat tangannya tak mendapati lagi benda di atas piring didepannya.

"Gue makannya banyak juga ya?" ucapnya konyol.

Gadis itu mematikan TV yang sama sekali tak benar-benar di tontonnya dan berlalu ke dapur untuk mencuci piring bekas sarapannya.

Setelah dirasa tak ada yang bisa dia lakukan lagi, Leona memutuskan untuk jalan-jalan dan menenangkan pikirannya.

Kini gadis itu sudah duduk manis di atas motor matic-nya dan berkendara tanpa tujuan. Teriknya matahari sama sekali tak mengusiknya.

Lama melaju tanpa tujuan, gadis itu akhirnya memutuskan untuk mengunjungi danau yang sebelumnya dia datangi bersama Renata.

Mengambil tempat untuk duduk di rerumputan dan merenung. Itulah yang dilakukan oleh Leona sekarang.

Gadis tomboy itu menghela nafas lelah berkali-kali. Otaknya sedang memikirkan semua hal yang akan terjadi kedepannya. Entah itu hal baik atau hal buruk, yang pasti dia sedang mencari cara untuk bisa keluar dari masalahnya tanpa menyakiti siapapun, meskipun secara logika hal itu sama sekali tidak mungkin.

"Untung aja gue punya simpenan hasil kerja sama balapan, jadi gak perlu bergantung sama daddy lagi kalo-kalo gue di usir. Tapi apa daddy setega itu ngusir gue?" Ujarnya dan menghela nafas untuk kesekian kalinya.

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang