☆ Author
Lima hari telah berlalu sejak dirinya diliburkan, Leona lebih memilih manggung di cafe dan berjalan-jalan untuk menghabiskan waktu luangnya. Meski begitu dia tak pernah ketinggalan pelajaran karena sang kekasih yang teramat rajin itu selalu memberinya catatan materi yang tertinggal dan mengajaknya belajar bersama, padahal Leona sendiri juga tak peduli dengan pelajaran di sekolah sama sekali.
Leona juga selalu menanyakan keadaan sahabatnya di sekolah kepada Renata. Bukannya enggan menanyakan langsung pada Intan, tapi jika dia mengirim pesan akan selalu mendapat balasan 'gue gak apa-apa kok' atau 'gue baik-baik aja, gak usah lebay deh Yon' begitulah. Sehingga mau tak mau dia selalu menanyakannya pada Renata.
Contohnya seperti saat hari pertama dia di skors, ketika mampir ke apartement Renata setelah mengantarnya selesai bekerja.
"Ren, keadaan Intan gimana?
"Sama kayak biasanya cuma tadi pas istirahat dia gak makan bareng kita."
"Dia makan di kelas? Sendirian?"
"Gak tau, tapi begitu bel masuk bunyi dia baru dateng ke kelas."
Lalu keesokan harinya Leona bertanya lagi karena dia sama sekali belum bertemu dengan Intan yang biasanya rajin nongkrong di cafe.
"Ren, si Intan udah istirahat bareng kamu lagi belum?"
"Belum, dia masih suka istirahat sendiri. Aku ajak makan bareng juga dia nolak katanya mau ke perpus aja."
"Ish, tu anak kenapa sih?"
"Mungkin dia masih butuh waktu buat menyendiri."
"Ya semoga aja bener."
"Emang Intan gak punya temen selain kamu?" tanya Renata penasaran.
"Sejauh yang aku tau sih dia sama sekali gak punya temen, temenan sama aku juga gara-gara aku tolongin waktu dia di bully," papar Leona.
"Di bully? Kok aku gak tau disekolah ada pembullyan."
"Ya mungkin mereka pinter mainnya," jawab Leona acuh. "Aku temenan sama dia juga gara-gara aku tolongin waktu dia di bully," lanjutnya.
"Ohh, pantes aja dia nempel banget sama kamu." Renata sedikit mengrucutkan bibirnya.
Leona yang saat itu sedang tidak peka hanya menganggap ucapan Renata sebagai angin lalu. Jika saja dia tau kalau gadisnya itu cemburu setiap kali dirinya menanyakan keadaan Intan.
Ya. Renata merasa terlupakan, setiap hari selalu menanyakan kabar Intan. Dalam hati dia menggerutu, sebenernya pacar kamu siapa sih? Terus aja nanyain Intan sedangkan aku? Boro-boro nanya kabar, nanya aku udah makan apa belom juga nggak!
"Ren, udah dong belajarnya. Aku bosen nih belajar mulu," rengek Leona. Saat ini mereka berdua sedang belajar bersama di ruang istirahat karyawan cafe.
"Baru juga sepuluh menit udah ngeluh aja," ucap Renata setelah melihat jam di layar ponselnya yang menunjukan pukul 7.34 malam.
"Tapi aku bosen. Mending kita mesra-mesraan aja, gimana?" tanya Leona dengan alis yang dinaik-turunkan.
"Dasar mesum! Lagian ini tuh di tempat umum," tolak Renata yang sedikit kesal melihat candaan Leona.
"Berarti kalo bukan di tempat umum boleh dong?" tanya Leona dengan semangat empat lima.
"Y-ya nggak gitu juga." Renata mengelak.
"Aku gak mau tau, pokoknya nanti bakal aku tagih!"
"Gak bisa gitu dong!" bantah Renata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ? [Slow Update]
RomanceWARNING!! (GxG) Yang anti abaikan aja ya, tulisan gue gak bagus kok😊 Cerita tentang seorang gadis bernama Leona yang mencoba untuk menerima takdir yang dituliskan tuhan untuknya. Dia merupakan seorang gadis pembangkang dan selalu bertingkah semauny...