Extra Part 1

1.2K 104 45
                                    

☆ Author

Beberapa minggu kemudian..

Renata dan kedua temannya sedang mengisi perut di kafe tak jauh dari area kampus mereka. Seharian ini ketiga orang itu disibukan dengan praktikum juga materi kuliah dikampusnya.

"Tumben banget akhir-akhir ini cowok lo gak ikut nimbrung," celetuk Fanny yang di-iyakan oleh Calvin.

"Kita kan lagi sibuk-sibuknya sama tugas kuliah, dia juga pasti sama," jawab Renata lugas.

"Bener juga sih. Tapi kok gue ngerasa kayak ada yang aneh sama lo deh," ucap Calvin yang merasa sedikit curiga dengan sikap Renata.

"Aneh?" Ucap Renata dan Fanny kompak.

"He-em."

"Aneh gimana maksud lo?" Tanya Fanny mewakili pertanyaan Renata.

"Sikap Renata kayaknya berubah. Bener gak Ren?" Tanya Calvin penasaran.

"Gue dari dulu emang kayak gini kan? Gak ada yang berubah kok," elak Renata.

"Iya bener, gak berubah kok." Bela Fanny.

"Tori.. Tori, lo kan gak peka jadi gak akan ngerasa. Jujur nih ya, gue ngerasa sikap lo jadi kayak Renata sebelum ketemu sama si Leon deh. Maksud gue lo keliatan gak seceria kayak biasanya kalo lagi bareng si Leon. Meskipun sikap lo masih sama tapi aura lo beda."

"Aura, aura. Sok cenayang lo, pake sempak aja masih kebalik!" Tutur Fanny yang dibalas delikan oleh Calvin. "Kali aja kan temen kita ini galau karena jarang ketemu ama cowoknya sebab sama-sama sibuk. Iya gak Ren?" Putus Fanny seenaknya.

Renata hanya mengangguk saja biar cepat. Gadis itu menghabiskan makanannya dengan tak berselera.

☆☆☆

"Lo yakin gak mau bareng kita?" Tanya Fanny untuk kedua kalinya.

"Gue mau jalan-jalan dulu sebentar," jawab Renata untuk kedua kalinya juga.

"Ya udah kita ikut deh," putus Calvin.

"Ayo!" Renata hendak berjalan meninggalkan kafe.

"Eh Ren, mobil gue di sana!" Seru Calvin saat melihat Renata berbalik arah.

"Kenapa pake mobil? Kan kita mau jalan-jalan," ucap Renata yang mendapat tatapan aneh dari kedua temannya.

"Jadi maksud lo jalan-jalan itu pake kaki?" Tanya Fanny memastikan dugaannya.

"Ya iyalah, namanya juga jalan-jalan!"

"Buset dah!" Kompak Fanny dan Calvin.

"Kalo gitu gue gak jadi ikut deh, hehe. Perut gue kekenyangan, gak kuat buat jalan kaki," ucap Fanny.

"Iya gak apa-apa. Kalian pulang aja deh, udah malem. Rumah kalian kan jauh," saran Renata, padahal dia memang sedang ingin sendiri.

"Terus lo gimana?" Tanya Calvin yang khawatir terjadi sesuatu pada temannya.

"Apart gue gak sejauh rumah kalian. Lagian gue cuma jalan bentar doang biar makanan gue turun."

"Ya udah kita duluan ya, lo kabarin kita kalo udah sampe apart lo," ucap Calvin dengan berat hati.

Renata mengangguk. "Kalian hati-hati."

Renata berjalan dengan langkah pelan sambil menikmati angin malam. Setelah perpisahannya dengan Leona beberapa waktu lalu, dia merasakan kekosongan dalam hatinya. Meskipun saat pulang ke rumahnya kebahagiaan itu dia dapat dari keluarganya tapi tetap saja kekosongan itu masih ada. Apalagi dia sudah tidak pernah melihat Leona lagi semenjak hari itu, bahkan di kampusnya pun.

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang