☆ Author
Mentari belum menampakan sinarnya saat seorang gadis kecil memasuki kamar beraroma vanila yang didominasi oleh warna merah muda.
"Kakak bangun!" Seru gadis kecil itu setelah naik ke atas kasur milik kakaknya.
"Ngh.. kenapa Vi?" Gumam Renata dengan mata terpejam. Semalam dia susah tidur sehingga saat ini dia masih mengantuk.
"Ayo kita jogging kak mumpung masih pagi."
"Bentar lagi deh Vi, kakak masih ngantuk."
"Hm.. ya udah deh aku jogging sendiri aja," ujar Alvi berpura-pura.
"Iya iya kakak bangun nih!" Seru Renata dengan lemas sambil mencoba untuk duduk.
"Lemes banget sih kak. Kakak gak bisa tidur ya?" Tanya Alvi yang hanya dibalas gumaman oleh Renata yang masih mengumpulkan nyawanya.
"Berapa jam kakak nangis? Mata kakak bengkak banget tuh," tanya Alvi lagi sambil terkekeh.
"Keliatan banget ya Vi?"
"Banget. Ya udah mending kakak tidur lagi aja, Vivi gak apa-apa kok sendirian."
"Gak boleh nanti kamu diculik!" Tegas Renata.
"Ish siapa juga yang mau culik aku?! Ya udah deh aku tidur lagi aja nemenin kakak." Alvi pun berbaring disebelah Renata, membuat Renata menggelengkan kepalanya.
"Sini kak tidur lagi biar pas bangun nanti lebih seger." Ucapan adiknya memang benar, saat ini Renata butuh tidur sebelum memulai kegiatan hari ini. Dengan menurut dia kembali berbaring dan memeluk adiknya.
"Kakak tau kalo kakak gak sendirian kan? Kakak punya Vivi, bunda, bang Gilang, kak Dira, bahkan sekarang kakak punya kak Leon, hehe."
Renata membenarkan ucapan adiknya dalam hati, dia tidak sendirian. Begitu banyak orang yang menyayangi dirinya, juga menerima kelainan seksualnya.
"Jadi kakak jangan sedih sendirian ya?! Kakak bisa berbagi apapun sama Vivi, meskipun Vivi masih kecil dan mungkin gak ngerti masalahnya." Renata terkekeh mendengar kecerewetan adiknya.
"Iya Vii. Udah ah, kamu masih kecil jadi jangan mikirin masalah yang berat-berat dulu. Semalem kakak udah cerita sama bunda kok, jangan khawatir ya!"
"Vivi sayaaaaang banget sama kakak." Alvi mengecup lama pipi sang kakak.
"Kakak juga sayaaaang banget sama Vivi." Renata balas mengecup pipi adiknya setelah Alvi menjauhkan wajahnya.
"Lebih sayang mana sama kak Leon?"
"Kok bawa-bawa Leon? Apa hubungannya coba?"
"Gak ada sih, Vivi cuma pengen tau aja."
"Kakak gak bisa milih, kakak sayang kalian berdua, hehe."
"Kak, gimana rasanya pacaran sama kak Leon?" Tanya Alvi penasaran.
"Ya gitu deh. Rasanya seneng banget tapi kadang kesel juga sih. Kakak juga makin sayang sama dia sampe bingung harus gimana," lirih Renata di akhir kalimatnya.
"You'll be fine. Semuanya bakal baik-baik aja kak, Vivi janji sama kakak."
"Makasih Vi, kakak seneng punya adik kayak kamu. Sekarang kita jogging yuk!" Ajak Renata yang tiba-tiba saja bersemangat.
"Gak jadi tidur kak?" Heran Alvi.
Renata menggeleng. "Em, udah jam segini. Kalo tidur lagi takut kebablasan, kakak udah janjian mau belajar bareng sama temen-temen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ? [Slow Update]
RomanceWARNING!! (GxG) Yang anti abaikan aja ya, tulisan gue gak bagus kok😊 Cerita tentang seorang gadis bernama Leona yang mencoba untuk menerima takdir yang dituliskan tuhan untuknya. Dia merupakan seorang gadis pembangkang dan selalu bertingkah semauny...