☆ Author
Pria paruh baya itu tersenyum bahagia dengan mata berkaca melihat anak gadisnya yang selama ini dia abaikan tersenyum bahagia.
"Kamu gak apa-apa mas?" Sang istri yang menemani di sampingnya mulai membuka suara.
Arya mengusap kedua matanya yang berkaca dengan jari telunjuk dan ibu jari sebelum perhatiannya beralih pada sang istri.
"Aku cuma berharap semoga hal ini bisa menebus kesalahan-kesalahan aku selama ini sama putri sulung kita."
"Kamu sudah melakukan yang terbaik. Putri kita pasti mengerti hal itu." Lidya menenangkan suaminya dengan suara lembut.
Dalam hati Arya bersyukur karena dulu mengikuti keinginan Renata yang memaksa dirinya agar meminang Lidya yang saat itu menjadi sekretarisnya untuk menjadi ibu sambung bagi putrinya.
"Mas, sepertinya calon besan kita mengajak bergabung." Arya menoleh pada meja bundar dimana tedapat pasangan suami istri Sorokin juga pasangan Rio dan Nadine.
"Ayo kita kesana." Ajak Arya sambil mengandeng tangan istrinya.
3 tahun lalu...
Arya yang sedang berusaha mencari investor baru untuk mengganti kerugian setelah insiden Aldo yang hampir melecehkan Renata mendapatkan tamu tak diundang. Gadis berusia dua puluhan dengan wajah tegas yang tiba-tiba menawarkan kerjasama dengan perusahaannya.
"Apa anak itu yang menyuruh anda?" Tanya Arya langsung pada intinya.
Gadis itu menggeleng. "Dulu memang dia yang menyuruh saya, tapi kali ini anak itu tidak tahu apa-apa."
Arya mengernyitkan keningnya.
"Anak itu tak ada di negara ini. Sepertinya dia sedang menepati janjinya pada seseorang," ucap gadis tersebut dengan tenang.
Dalam kepalanya Arya menunjuk dirinya sendiri karena memang terakhir mereka bertemu, Leona berjanji untuk tidak menemui putrinya lagi. Diam-diam dia terkesan dengan ketegasan Leona.
"Saya kemari atas perintah Mr. Sorokin."
"Mr. Sorokin?" Heran Arya, dia tahu benar kalau pebisnis ulung itu tidak pernah berinvestasi dengan asal. Pria itu selalu memeriksa latar belakang perusahaan yang akan diajak untuk bekerjasama.
"Iya. Dia melakukannya tanpa sepengetahuan Leon."
"Tapi kenapa?"
"Entahlah. Mungkin untuk menebus rasa bersalah pada anaknya. Sejak kecil Leon mendapat didikan yang keras dari ayahnya." Ramona sengaja mengangkat nama Leona untuk melihat reaksi pria dihadapannya.
Arya termenung mendengar ucapan Ramona. Dia merasa tersentil karena dirinya juga melakukan hal yang sama pada putrinya.
"Ini dokumen perjanjian yang diberikan oleh Mr. Sorokin, saya rasa kedua perusahaan akan sama-sama di untungkan." Ramona menyodorkan map yang baru diambil dari tasnya.
Arya membaca dokumen itu dengan teliti, dia terkejut karena keuntungan yang akan didapat oleh perusahaannya jauh lebih besar dari perkiraannya.
"Apa ini tidak salah?" Tanyanya pada Ramona.
"Saya rasa tidak ada kesalahan sama sekali. Mr. Sorokin selalu berfikir dua kali sebelum menyetujui sesuatu."
Arya segera menandatangani dokumen itu setelah mendengar jawaban dari Ramona.
"Terima kasih sudah menawarkan kerjasama dengan perusahaan kami, tolong sampaikan juga rasa terima kasih saya pada Mr. Sorokin." Arya berdiri dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Ramona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ? [Slow Update]
RomanceWARNING!! (GxG) Yang anti abaikan aja ya, tulisan gue gak bagus kok😊 Cerita tentang seorang gadis bernama Leona yang mencoba untuk menerima takdir yang dituliskan tuhan untuknya. Dia merupakan seorang gadis pembangkang dan selalu bertingkah semauny...