Close to You

965 116 58
                                    

☆ Author

"Loh Ren?!" Heran Fanny saat Renata yang sudah menghabiskan makanannya berjalan meninggalkan meja mereka. "Renata!" Panggilnya lagi yang tak ditanggapi oleh si empunya nama.

Fanny menatap bingung pada Calvin yang sama bingungnya, juga menatap Leona yang menghela nafas tanpa melepas pandangannya dari punggung Renata yang terus menjauh.

"Gak lo kejar?" Tanya Calvin setelah menyenggol lengan Leona untuk menarik perhatiannya.

"Ntar aja," jawab Leona singkat dan melanjutkan makannya. Calvin dan Fanny saling memandang setelah mendengar ucapan Leona.

"Kalian lagi berantem?" Tanya Fanny hati-hati, takut salah ucap.

"Kalian dah lama temenan sama Renata?" Bukannya menjawab pertanyaan Fanny, Leona malah balik bertanya.

"Kita kenal dari masih ospek sih dan ternyata satu jurusan juga," ucap Calvin mewakili Fanny yang mengangguk membenarkan.

"Terus gimana pandangan kalian sama dia?" Tanya Leona lagi tanpa mengehentikan kunyahannya.

"Dia temen sekaligus sahabat yang baik," sahut Fanny. "Dia juga baik ke semua orang, ya.. meskipun gak banyak ngomong dan gak banyak tingkah tapi dia suka nolong orang yang lagi butuh bantuan dan gak sombong dengan otak pinternya itu."

"Bener tuh, apalagi yayang Renata cantik, hehe," timpal Calvin yang dibalas gelengan kepala oleh Leona. "Lo tau? Banyak cowok yang naksir sama dia tapi ya gitu ditolakin semua, hahaha."

"Iya termasuk lo," timpal Fanny dengan tawa mengejek membuat Leona ikut tertawa, sedangkan Calvin memasang wajah cemberutnya.

"Ya itu kan karena gue gak tau kalo yayang gue udah ada yang punya. Dan ternyata yang punya sekinclong dia, pantes aja doi gak nyantol," jelas Calvin sambil melirik Leona yang masih asik dengan makanan di atas meja.

"Ya gue juga susah kali dapetinnya, hehe." Leona terkekeh geli mengingat kenangannya saat dulu dia 'pdkt' dengan Renata.

"Dulu dia tuh juteeeek banget, sikapnya dingin pula. Tapi tetep banyak yang suka meskipun gak bisa deketin karena ada pawangnya," lanjut Leona bercerita.

"Pawangnya? Bukan lo?" Tanya Fanny mulai kepo.

"Bukan gue, tapi abangnya." Fanny membulatkan mulutnya sambil mengangguk kecil. "Oh iya satu lagi."

"Apa?" Kompak Fanny dan Calvin.

"Dia juga suka kdrt sama gue, persis kayak lo," ucap Leona dengan dagu yang menunjuk pada Fanny.

"Jadi.." Leona merangkul pundak Calvin dan menarik mendekat padanya. "Lo jangan marah kalo cewek di depan lo itu suka mukulin lo. Itu artinya doi sayang sama lo," ujar Leona diakhiri dengan tawa kencang membuat beberapa orang melirik padanya. Sedangkan Calvin tersenyum menggoda pada Fanny yang kini cemberut dengan muka merahnya. Entah karena malu sebab mereka jadi perhatian orang-orang di kantin, entah karena marah.

"Kalian rese banget sih! Dan lo belom jawab pertanyaan gue tadi!" Tunjuk Fanny pada Leona.

"Hm?" Leona mengangkat kedua alisnya seolah tak mengerti maksud dari ucapan Fanny.

"Ish Leon! Sumpah gue kepo banget nih!! Lo sama Renata berantem apa gimana? Cerita dong, siapa tau kan gue bisa bantu," keukeuh Fanny.

Leona menggaruk keningnya yang tak terasa gatal sama sekali. Dia ragu, apakah teman-teman barunya yang merupakan sahabat Renata ini bisa dipercaya?

"Udah lo tenang aja, kita bakal tutup mulut," sahut Calvin sambil menggerakan tangannya di depan mulut, seolah mengunci mulutnya. "Kalo ntar si Tori gak mau bantu, masih ada gue kok. Gue temen yang setia, hehe."

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang