☆ Author
"LEON!!"
Suara bariton yang terdengar menggelegar di ruangan itu membuat sepasang kekasih yang sedang asik bercumbu langsung melepaskan pagutan bibir mereka seketika dan berdiri dengan tegang.
Renata yang begitu terkejut menundukan kepalanya karena merasa malu dan juga takut dengan kehadiran para orang dewasa di ruangan itu. Sedangkan Leona yang sama terkejutnya maju beberapa langkah menghampiri pria yang terlihat masih muda dan tampan di usianya yang menginjak empat puluh delapan tahun.
"D-daddy?" ucap Leona terbata. Dia sama sekali tak menyangka ayahnya akan berkunjung untuk menemui dirinya.
PLAKK
"VIKTOR/KAK VIKTOR," Haruna -ibunya Leona- dan Mario yang berdiri di belakang pria itu berteriak dengan kompak, tak menyangka pria yang sangat mereka hormati akan menampar anak gadisnya sendiri sekuat itu.
Keras sekali suara tamparan itu terdengar membuat Renata terkesiap dengan mata membelalak lebar dan tangan yang menutupi mulutnya sendiri. Jika dirinyalah yang ditampar sekeras itu maka dia tak yakin masih sanggup berdiri dengan kokoh saking kuatnya tenaga yang digunakan untuk menampar.
Leona masih berdiri mematung dengan wajah yang berpaling ke arah kanan. Selama delapan belas tahun dia hidup, baru kali ini ayahnya menamparnya.
"Jadi begini kelakuan kamu selama diasingkan? Benar-benar mengecewakan! Daddy pikir kamu sudah berubah tapi ternyata.. huft! Ini sudah kedua kalinya kamu mengecewakan daddy dengan kelakuanmu yang seperti ini!" tutur Viktor dengan suara tegas yang sarat akan amarah didalamnya.
"Kedua kalinya? Apa maksud daddy?" tanya Leona dengan mengernyitkan keningnya, menuntut penjelasan.
"Gadis Levin itu. Apa kamu pikir daddy tidak tahu hubungan menjijikkan kalian?!" Tubuh Leona menegang mendengar penuturan ayahnya.
"A-apa maksud daddy?"
"Jangan pura-pura bodoh Leon! Daddy selalu mengawasi gerak-gerikmu."
"Apa Ramon yang bilang sama daddy?"
"Kamu tidak perlu tahu siapa yang memberi informasi itu pada daddy. Sekarang daddy hanya ingin kamu menghentikan kelakuan menyimpang kamu ini!"
"Sorry dad, I can't. Leon mencintai dia, Leon merasa bahagia berada didekatnya dan Leon cuma ingin terus bersamanya," ucap Leona tanpa ragu sedikitpun.
"Leon, turuti perintah daddy! Jangan sampai daddy berbuat kasar lagi sama kamu! Daddy yakin kamu tidak ingin kan gadis ini bernasib sama seperti gadis Levin itu?" Gertak Viktor.
Perlahan raut wajah Leona menegang, rahangnya mengeras dan emosinya muncul mendengar ucapan ayahnya barusan. Renata yang tak mengerti dengan bahasa asing yang ayah dan anak itu pergunakan hanya bisa menyimak dalam diam.
"Jangan bilang daddy ada hubungannya dengan kematian Nata?!" ucap Leona dengan mata terpejam, mencoba menahan emosinya yang terasa sudah di ubun-ubun.
"Kamu menuduh daddy? Daddy hanya memberi sebuah peringatan kecil saja padanya, tidak lebih. Tapi memang gadis itu saja yang bodoh, memilih mati hanya karena sebuah peringatan kecil, hahaha." Leona mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
"Leon gak nyangka kalau daddy sepicik itu. Silahkan kalau daddy mau tampar Leon lagi, atau sekalian aja daddy pukulin Leon biar daddy puas. Tapi Leon tetep gak akan turuti keinginan daddy jadi jangan coba-coba daddy mengusik gadis ini," ucap Leona dengan tenang dan penuh penekanan pada setiap kalimatnya, sementara emosi Viktor yang tadi sempat turun kembali memuncak mendengar penuturan anak gadisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ? [Slow Update]
RomanceWARNING!! (GxG) Yang anti abaikan aja ya, tulisan gue gak bagus kok😊 Cerita tentang seorang gadis bernama Leona yang mencoba untuk menerima takdir yang dituliskan tuhan untuknya. Dia merupakan seorang gadis pembangkang dan selalu bertingkah semauny...