Baper

925 110 64
                                    

☆ Author

"AAAAA... PANTAIII.." Teriak Fanny sambil berlari menuju tepi pantai begitu keluar dari mobil.

"Oii dewa petir, keluarin dulu barang-barang lo!" Seru Calvin.

"Keluarin aja sama lo, sekalian bawain ke kamar gue!" Balas Fanny tanpa memedulikan teman-temannya yang masih sibuk dengan barang mereka masing-masing.

"Yeh si ogeb. Kan gue gak tau lo booking kamar yang mana!" Ucap Calvin setelah berhasil mencekal tangan Fanny yang sudah bersiap membuka kaosnya.

"Ih ya lo tinggal tanya sama resepsionisnya aja sih! Ribet amat!" Kesal Fanny.

"Iya juga ya," gumam Calvin. "Eh tapi pokoknya lo aja yang tunjukin kamarnya, gak ada penolakan! Lagian lo gak malu apa maen buka-buka disini?" Tegas Calvin.

"Ngapain malu? Gue udah pake bikini kok. Lagian muka gue ini muka-muka bule, jadi orang-orang juga maklum kali." Fanny membela diri.

"Gak mau tau, bawa barang lo terus tunjukin kamarnya," paksa Calvin sambil menyeret Fanny kembali ke mobil.

Dengan wajah merengut Fanny memandu jalan untuk ketiga temannya.

"Gue aja yang bawa." Leona tiba-tiba merebut koper juga paper bag di kedua tangan Renata.

"Ehh?" Kaget Renata.

"Lumayan berat, lo mau pindahan? Terus ransel lo isinya apa aja?" Heran Leona.

"Ya barang-barang pribadi gue lah. Gue kan cewek jadi keperluannya banyak, gak kaya lo.. ups!"

'Gue juga cewek kali -_-' batin Leona.

"Emang gue kenapa?" Pancing Leona.

"Lo.. baik, hehe." Renata menggaruk lengannya salah tingkah.

"Yakin? Kata siapa gue baik?" Leona menaikkan sebelah alisnya, menunggu respon Renata.

"Em.. kata gue sih."

'Tapi lo juga jahat udah ninggalin gue,' lanjutnya dalam hati.

Leona yang melihat perubahan di raut wajah Renata mempercepat langkahnya dan berhenti tepat didepan Renata, membuat Renata menubruk dadanya karena tak siap.

Leona menurunkan paper bag dan koper ditangannya kemudian menangkup pipi gadis mungil dihadapannya.

"Serius amat sih? Gue kan bercanda doang, hehe," ucap Leona yang kemudian menepuk pelan kepala Renata, membuat gadis itu tersipu juga berdebar atas perlakuan dari Leona yang tiba-tiba.

"Lanjut yuk tuh mereka udah jauh." Renata hanya mengangguk kecil dan mengekor dibelakang Leona sambil menggigit bibir bawahnya, berusaha menetralkan degup yang kian kencang didadanya.

Sementara didepannya Leona tersenyum simpul. 'Oke gue bakal ikutin saran lo. Awas aja kalo gagal,' ucap batinnya.

Disisi lain, kedua temannya sibuk memperdebatkan hal yang tak penting.

"Owh sweet banget sih si Leon, bikin baper anak orang aja gak kayak cowok disebelah gue," sindir Fanny yang tak ditanggapi oleh Calvin.

"Ih sempak! Ayo dong bawain tas-tas gue, berat nih!" Pinta Fanny untuk kesekian kalinya.

"Ogah. Gue capek habis nyetir seharian." Tolak Calvin untuk kesekian kalinya juga.

"Lo gak gentle banget ih! Beruntungnya Renata ketemu cowok modelan si Leon, gue jadi pengen juga," gerutu Fanny.

"Halu jangan ketinggian," cibir Calvin pedas meski dalam hatinya terkekeh geli dengan sikap sahabat dari kecilnya ini.

"Bodo!" Kesal Fanny kemudian berjalan cepat meninggalkan teman-temannya.

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang