I Love You

4K 313 153
                                    

☆ Author

Matahari masih terlelap tapi Leona sudah bersiap untuk melakukan kegiatan rutinnya. Tanpa membuat suara sedikitpun dia keluar dari villa dan mulai berlari di sekitaran pantai. Dia terus berlari sambil memikirkan cara untuk membuat sikap Renata kembali bersahabat dengannya.

Akhirnya dia tau alasan Renata menghindarinya. Semalam setelah mereka selesai bersenang-senang Nadira memberitahu hal yang membuat Renata kesal padanya secara diam-diam.

Setelah hampir sejam berlari tanpa henti, Leona menghempaskan tubuhnya dan berbaring di pasir pantai sambil menunggu momen matahari terbit.

"Kalo dipikir-pikir kan bukan gue yang bohongin dia tapi kok tetep gue salah mulu ya?" Monolognya.

"Gue mesti ngapain biar dia gak marah lagi? Duh ribet amat sih tu cewek."

A/N: Namanya juga cewek, pasti ribet Kil :3

Leona membangunkan tubuhnya dan duduk karena sebentar lagi matahari akan segera terbit, terlihat dari cahaya yang mulai berpendar di horison. Melihat matahari terbit merupakan pemandangan yang selalu disukainya saat dia berada di pantai. Dan salah satu alasan dia tak bisa membenci laut.

Lagi-lagi dia melamun saat melihat pemandangan itu sehingga tak sadar ada seseorang yang menghampirinya.

"KAK!" Teriak Alvi tepat didekat kuping Leona, membuat si empunya kuping tersentak kaget.

Leona menatap tajam gadis kecil di sebelahnya yang sedang tertawa tanpa rasa bersalah sama sekali.

"Heh bocah kecil, lo bisa gak sih sopan dikit sama orang tua!"

"Kakak kan bukan orangtua aku, ngapain harus sopan?"

"Salah ngomong gue," Leona menepuk jidatnya. "Maksud gue orang yang lebih tua."

"Gak bisa kak, soalnya kak Leon enak buat dijailin, hehe."

"Ya ya ya. Ngapain lo ke sini?"

"Kakak sendiri ngapain di sini?"

"Heh bocah, kalo ditanya itu dijawab bukannya nanya balik. Gak sopan banget lo!"

"Kakak yang gak sopan. Aku tuh punya nama! Lagian aku juga bukan bocah!" Leona mendelik mendengar protes gadis kecil di sebelahnya.

Entah kenapa sejak pertemuan kemarin keduanya bersikap seperti musuh bebuyutan. Mungkin karena Renata?

"Kakak suka sama kakak aku ya?" Tanya Alvi.

"Dih, anak kecil sok tau banget."

"Kalo emang bener mending kakak mundur aja deh."

"Kenapa mesti gitu?" Tanya Leona yang mulai penasaran.

"Kemaren aku merhatiin kakak sama kak Nata. Kak Nata keliatannya kesel banget sama kakak. Malah kalo feeling aku bener, kayaknya dari sejak berangkat kak Nata diemin kakak deh. Iya kan?"

"Itu cuma salah paham aja."

"Apapun itu aku gak akan restuin kakak sama kakak aku."

"Maksud lo apa sih?" Tanya Leona heran dengan ucapan dewasa gadis sepuluh tahun itu, sikapnya sangat berbeda dengan sikap anak-anak seusianya.

"Aku gak suka liat kak Nata murung apalagi sampe ngelamun. Aku rasa kakak bukan orang yang tepat buat bahagiain kakak aku."

"Terus maksud lo gue yang bikin Renata kayak gitu?"

"Mungkin," Alvi mengangkat bahunya acuh. "Selama di sini aku perhatiin cuma kak Leon aja yang di cuek-in sama kak Nata. Jadi aku minta kakak buat jauhin kak Nata," lanjutnya.

Can I ? [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang