☆ Author
Satu hari.. dua hari... bahkan sudah lebih dari seminggu pun berlalu.
Dan selama itu pula Leona sama sekali tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Gadis tomboy itu terus berusaha memperbaiki hubungannya dengan Renata. Dia mengikuti kemanapun Renata pergi ketika dirinya sedang senggang alias gabut, baik dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Dia mengikuti Renata saat pulang kampus, saat kegiatan kampus dengan teman-temannya, bahkan saat gadis itu buang air pun dia ikut dan menunggu di depan toilet.
Hm.. berniat jadi stalker profesional nampaknya tokoh kesayangan kita ini.
Tak lupa, Leona juga selalu rutin membelikan makan siang untuk gadisnya hingga mengirimkan cemilan malam-malam lewat delivery order. Namun sayangnya takdir belum berpihak padanya, usahanya belum membuahkan hasil.
Sejujurnya Renata merasa sedikit terganggu dengan tingkah laku Leona, tapi dia mencoba mengabaikan keberadaan Leona disekitarnya tanpa mengeluarkan protes lagi karena dirasa percuma saja mengusir gadis keras kepala itu. Lagipula dia ingin melihat sejauh mana Leona berjuang untuk mendapatkan maaf darinya.
Mudah bagi Leona untuk berada disekitar Renata. Tentu itu semua berkat campur tangan dari Fanny dan Calvin yang memberikan berbagai macam alasan agar Leona selalu ikut jika mereka pergi hang out untuk melepas stres.
Pernah suatu hari Leona nekat ikut semua kelas yang dihadiri oleh Renata dan kedua temannya. Akan tetapi bukannya menyimak dosen yang mengajar, dia malah terus menatap Renata yang mana membuat gadis mungil itu risih sampai-sampai bulu romanya terasa meremang.
Dan ketika dosen menegurnya pun Leona tetap saja acuh. Mentang-mentang bisa menjawab semua pertanyaan si dosen hingga dosen itu malas menanggapinya. Ya memang, enak sekali punya otak encer seperti Leona.
Dan sekarang.. karena saking kesalnya dibuntuti oleh Leona kemanapun, terlintas sebuah ide di kepala Renata untuk mengerjai gadis tomboynya itu.
Renata yang tahu kalau setiap pulang dari kampus Leona selalu mengikuti mobilnya dari belakang, sengaja menepikan mobilnya di sebuah taman tak jauh dari lampu merah dimana banyak terdapat 'makhluk jadi-jadian.' Taman yang merupakan tempat favoritnya dan Fanny jika mereka hang out berdua.
Suasana sore di taman itu tak terlalu ramai juga tak sepi, cukup untuk bisa mendapat penghiburan dengan melihat anak-anak jalanan yang asik bernyanyi tanpa beban. Renata mencari spot terbaik untuk duduk menikmati angin sore dan suara musik yang dimainkan.
Selang beberapa saat, Leona ikut duduk di sampingnya lalu mengulurkan cone es krim rasa strawberry ditangannya ke arah Renata sambil memperlihatkan senyum bodoh.
Renata menatap wajah dan tangan Leona yang menjulur bergantian sebelum akhirnya menghela nafas. "Sampe kapan sih lo mau berhenti ngikutin gue? Gue bukan putri kerajaan yang mesti dikawal kemana-mana!"
"Hehe. Ambil dong Ren, keburu es krimnya mencair nih."
'Gak nyambung banget, ditanya apa jawabnya apa,' batin Renata.
"Nah gitu dong, kan jadi makin manis," ucap Leona saat Renata mengambil alih es krim dan menjilatnya. "Ren, lo emang bukan putri kerajaan tapi ratu dihati gue, jadi gue pengen mastiin kalo ratu gue pulang dengan selamat."
Blush..
Gombal memang. Tapi tetep aja yang duduk di sebelah hidungnya udah terbang.
Renata memalingkan wajahnya yang terlihat memerah, memakan es krimnya dengan salah tingkah.
"Ciee blushing," goda Leona.
'Ck sialan, receh banget padahal tapi kenapa jantung aku malah kesenengan gini sih?' batin Renata lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ? [Slow Update]
RomanceWARNING!! (GxG) Yang anti abaikan aja ya, tulisan gue gak bagus kok😊 Cerita tentang seorang gadis bernama Leona yang mencoba untuk menerima takdir yang dituliskan tuhan untuknya. Dia merupakan seorang gadis pembangkang dan selalu bertingkah semauny...