BAB 42: Kegigihan Seorang Vincent

2.1K 149 2
                                    

Stela mengembuskan napas lega ketika tidak melihat Dokter Donny keluar bersama dengan Vincent. Bagaimanapun, Bastian pasti tahu kalau dia adalah dokter ahli saraf. Bisa-bisa pria itu curiga ada yang tidak beres dengan Vincent.

"Saya lagi temani Vincent periksa, ada sedikit masalah dengan pencernaannya," jawab Stela terpaksa berbohong.

Bastian menatap bingung Vincent dan Stela bergantian. Bagaimana dengan Vincent? Sudah pasti pria itu bingung karena tidak ingat dengan Bastian. Dengan sigap dia melangkah mendekati istrinya.

"Maaf lama menunggu, Sayang," ujar Vincent memberi kecupan di kening Stela.

"Sayang?" Kening Bastian semakin berkerut mendengar panggilan Vincent, tidak seperti biasanya.

Jangan heran, pernikahan Vincent dan Stela digelar tertutup. Hingga saat ini belum ada pemberitaan tentang pernikahan mereka.

Vincent memandangi Stela seakan ingin berkata: Siapa dia dan apa hubungannya sama kamu?

"Saya dan Vincent baru saja menikah kemarin. Maaf jika belum sempat mengabarkan kepada Pak Bastian," ungkap Stela tahu ada iras cemburu di wajah suaminya.

Raut wajah Bastian tampak berubah mendengar ucapan Stela. Ada gurat tidak suka di parasnya. Stela tak sekalipun bercerita tentang kedekatannya dengan Vincent kepada Bastian.

"Ah benar, Pak Bastian. Kami baru menikah kemarin. Sayang sekali bulan madu kami berdua harus terganggu karena masalah pencernaan ini. Bersyukur kami masih ada rencana bulan madu lanjutan ke London." Vincent merangkul bahu Stela erat.

"Pak Bastian nggak bekerja? Biasanya jam segini anggota DPR lagi sibuk loh," kata Stela seakan memberi kode kepada suaminya tentang siapa Bastian.

"Oh, saya sedang check up bulanan. Biasa jaga kesehatan," sahut Bastian melihat Stela dan Vincent bergantian.

"Bagaimana hasil pemeriksaannya, Pak Vincent?" selidik Bastian.

"Hasilnya nanti baru keluar, Pak," balas Vincent tersenyum samar.

"Kita pergi sekarang, Vin?" ajak Stela khawatir jika nanti Dokter Donny keluar dari ruang Radiologi.

"Ya." Vincent mengangguk sebelum mengalihkan paras kepada Bastian. "Kami permisi dulu, Pak."

"Mari Pak Bastian. Kami pamit, karena ada keperluan sebentar," pamit Stela berusaha terlihat santai.

Bastian menganggukkan kepala, lalu mempersilakan suami istri itu pergi. Tak lama kemudian Dokter Donny keluar dari ruang Radiologi membawa hasil CT scan pemeriksaan Vincent.

"Ke mana mereka?" gumam Dokter Donny saat tidak melihat Stela dan Vincent.

Sang Dokter kembali melanjutkan langkah menuju ruangannya karena berpikir suami istri itu sudah ke sana terlebih dahulu. Sementara Bastian menatap curiga kepada dokter itu.

"Ada yang aneh. Kenapa sikap Vincent pertama melihatku seperti tidak pernah bertemu sebelumnya? Apakah benar dia tidak ingat sama sekali denganku? Atau ada sesuatu dengannya? Mungkinkah—" Bastian menyeringai saat kalimatnya belum sempurna.

Beralih kepada Vincent dan Stela yang kini sudah duduk di ruangan Dokter Donny. Beruntung ruangannya berada di sisi lain gedung rumah sakit, sehingga Bastian tidak tahu mereka berdua ke ruangan Dokter Ahli Saraf di rumah sakit Pondok Mekar.

"Maaf kami duluan ke sini, Dok. Tadi bertemu dengan Bastian Ervin di depan ruang Radiologi," ucap Stela begitu pria itu memasuki ruangan.

"Bastian Ervin ada di depan ruang Radiologi?" Dokter Donny melihat bingung Stela dan Vincent.

A MAN IN A TUXEDO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang