BAB 55: Berjumpa Kembali

2.7K 186 4
                                    

Air mata menetes di sudut mata Stela saat melihat sepasang mata elang yang mengingatkan kepada Vincent. Tubuhnya masih tergantung dengan posisi condong ke belakang, tertahan di tangan pria itu.

"Maaf, tadi saya buru-buru jadi tidak melihat Mbak berjalan dari arah berlawanan," ucap suara bariton yang sangat mirip dengan Vincent.

Pria itu kembali menarik tubuh Stela ke posisi berdiri. Sementara mata cokelat lebar miliknya masih memandang paras yang benar-benar mirip dengan suaminya itu.

Gue pasti sedang berhalusinasi sekarang. Kenapa mata, suara dan wajah orang ini mirip dengan Vincent? batin Stela saat tubuhnya diam terpaku tanpa reaksi apa-apa.

"Mbak? Halo? Mbak baik-baik saja, 'kan?" Pria mirip dengan Vincent itu menggoyang-goyangkan tangan di depan wajah Stela.

"Eh? Ya," jawabnya singkat.

Pria itu mengamati pakaian Stela, kemudian beralih ke wajahnya yang tampak pucat.

"Mbak dirawat di ruangan mana? Saya akan mengantar Mbak, jika nggak keberatan. Wajah Mbak pucat," tawarnya dengan raut wajah khawatir.

"Di bagian kebidanan," sahut Stela dengan raut wajah bingung.

Dia berpikir apakah saat ini sedang berhalusinasi atau memang Vincent yang berdiri di depannya sekarang?

Pria itu mengulurkan tangan mempersilakan Stela berjalan menuju ruangan tempatnya dirawat. Bagai terhipnotis, Stela tak lagi ingat apa tujuannya ke ruangan dokter ahli saraf.

Ini beneran Vincent atau gimana sih? gumam Stela lagi dalam hati.

"Mbak sedang hamil?" kata pria mirip Vincent itu menyentakkan lamunan Stela.

Stela hanya mengangguk pelan tanpa menjawab dengan suara.

"Suami Mbak ke mana? Kenapa sendirian saja?"

Beneran Vincent nggak sih? Kok bawel banget? Apa mungkin memang ini karakter aslinya? bisik Stela pada diri sendiri.

Dia kembali menoleh ke arah pria itu. Wajahnya masih sama dan....

Stela menutup bibir yang menganga saat pikirannya kembali fokus dengan pria yang berjalan di sampingnya ini. Langkah wanita itu berhenti, lantas menatap orang itu lekat.

"Vincent?" desisnya pelan.

Kedua tangannya terangkat ke atas ingin menyentuh wajah Vincent. Setelah sadar, Stela kembali menurunkannya lagi.

"Mbak kenal saya?" Vincent melihat Stela dengan kening berkerut.

Stela menggelengkan kepala, lalu mempercepat langkah menuju kamar. Jantung berdebar dengan kencang. Dua rasa kini berperang di dalam diri. Rindu yang mendorong untuk memeluk pria yang selama ini membuatnya tidak tenang. Takut yang mencegahnya melakukan itu, khawatir ditolak lagi seperti sebelumnya.

"Tunggu, Mbak," cegah Vincent berlari mendekati Stela.

Entah kenapa sejak bertemu dengan Stela tadi, seakan ada magnet yang menariknya kepada wanita itu. Ada rasa nyaman menyelusup ke relung hati Vincent.

"Mas nggak perlu repot-repot mengantarkan. Saya bisa sendiri," tolak Stela halus.

"Mbak pucat sekali, bahaya jika pergi sendiri. Apalagi bagian kebidanan masih di ujung sana," paksa Vincent enggan meninggalkan Stela.

Wanita itu hanya bisa mendesah pelan saat Vincent tidak mau beranjak dari sampingnya.

"Mbak kenal saya?" ulang Vincent lagi.

Stela menggelengkan kepala.

"Tadi tahu nama saya."

Langkah Stela kembali berhenti. Dia menarik napas singkat dan berkata, "Tahu dari TV."

A MAN IN A TUXEDO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang