Raut puas tergambar di wajah Stela saat keluar dari studio bioskop. Dia benar-benar menikmati film A Long With The Gods meski sempat terganggu, karena merasakan debaran saat pandangannya bertemu dengan Vincent tadi.
"Mau ke mana lagi?" tanya Stela.
"Makan yuk! Lapar," ajak Vincent.
"Oke."
"Kamu mau makan apa?"
"Apa aja. Lo lupa kalau gue ini makan apa aja asal halal?!"
Bibir Vincent mengerucut. "Kamu tahu, 'kan? Nggak semua video dan voice recording yang saya lihat ulang."
"Sorry, gue lupa." Stela memukul pelan kepalanya merasa bersalah.
"Lo suka makan Udon, nggak?"
Vincent mengangguk pelan. "Kamu mau makan itu?"
"Gue sama Uda Garry sering makan di Marugame Udon habis nonton."
Stela melangkah cepat ke arah eskalator.
"Wait!" ujar Vincent menghampiri Stela.
"Kamu sering hangout sama kakakmu ya?"
"Ya. Gue 'kan nggak punya siapa-siapa lagi di Jakarta. Tapi sesekali pernah pergi juga sama teman-teman yang kerja di rumah sakit."
Stela mengantri saat tiba di restoran yang menyediakan beraneka Udon dan jajanan Jepang lainnya. Restoran ini menjadi salah satu tempat favorit bagi pengunjung Grand Indonesia, karena Udon yang enak dan harganya juga terjangkau.
"Lo mau apa?" Stela menoleh ke arah Vincent yang berdiri di belakangnya.
Vincent mengambil Ebi tempura dan tiga tusuk Yakitori yang telah tersedia di counter tempura, kemudian diletakkan di atas nampan yang dipegang Stela.
"Ini saja," ucapnya, "sini saya yang bawa nampannya."
"Biar gue aja. Ini nggak berat kok." Stela tersenyum singkat.
Setelah mendapatkan tempat duduk, mereka memesan udon dan minuman.
"Kamu ambil kuliah kedokteran di mana?"
"Kedokteran Umum di Universitas Andalas Padang."
"Beasiswa?"
Stela menggeleng.
"Kedokteran Umum dan Spesialis biaya sendiri. Makanya gue harus kerja keras biar bisa melunasi pinjaman Papa," bisik Stela tapi cukup terdengar oleh Vincent.
"Wow! Pasti biayanya nggak sedikit ya?"
"Gitu deh. Makanya SK Papa sampai sekarang masih ketahan, padahal udah mau pensiun juga. Kasihan kadang lihat Papa kerja lagi, setelah pulang ngajar di sekolah. Lo tahu sendirilah gaji PNS 'kan ditakarin."
Vincent mengangguk cepat. "Kerja sampingan?"
"Ya. Ngajar les gitu. Kadang private juga, kalau ada yang minta diajarin di rumah sendiri."
"Kapan terakhir pulang kampung?"
"Lebaran tahun lalu. Lebaran tahun ini Papa yang ke Jakarta, karena Uda Garry nggak dapet cuti. Papa suka khawatir kalau anak gadisnya pulang kampung sendiri." Stela terkekeh.
"Nggak pengin pulang kampung?"
"Pengin sih, tapi 'kan gue nggak bisa pulang sekarang. Harus jagain lo."
Vincent menyandarkan punggung lalu melipat tangan.
"Bisa kok. Nanti kalau ada waktu pulang aja. Saya juga ikut."
KAMU SEDANG MEMBACA
A MAN IN A TUXEDO (TAMAT)
RomanceFollow akun penulis dulu yuk, sebelum dibaca ^^ *** Stela tak pernah membayangkan menikah dengan seorang penderita Anterograde Amnesia. Kontrak menjadi psikiater pribadi keluarga Oliver, tak hanya membuatnya harus menyamar sebagai sekretaris pribadi...