BAB 38: Melewati Malam yang Mendebarkan

3K 201 2
                                    

Vincent kembali memagut bibir Stela dalam waktu yang lama. Tangannya kini mulai bergerak melepaskan kancing piyama yang dikenakan gadis itu satu per satu. Tidak sampai dua menit, bagian atas piyama terlepas dari tubuhnya.

Perlahan kepala mereka mulai berjarak saat Vincent memundurkan kepalanya ke belakang. Mata elang pria itu memandangi tubuh atas istrinya yang hanya tertutup di bagian sensitif. Senyuman terukir di bibir pria itu saat melihat kulit Stela yang putih, juga bahunya yang indah.

Stela masih memejamkan mata tidak berani memandang suaminya. Napas masih memburu karena aktivitas adu mulut barusan.

"Buka matamu, Stela," pinta Vincent dengan lembut tapi masih menyisakan kejantanan dari perkataannya.

"Heuh?" Mata Stela mulai mengerjap dan terbuka lebar.

"Kita ini udah suami istri, Stela. Kenapa kamu malu?" Vincent tersenyum lembut kepada istrinya.

"Ma-maaf, aku gugup banget," aku Stela tersenyum aneh.

"Kamu tidak mau buka baju saya?"

Jantung Stela semakin terpacu mendengar perkataan Vincent. Tangannya tampak bergetar saat bergerak memegang bagian pinggir bawah baju kaus pria itu.

Harus banget gue yang buka ya? Kenapa nggak buka sendiri aja sih? ceracau Stela dalam hati.

"Sebentar," katanya menarik lagi tangan yang tadi telah menyentuh baju kaus Vincent.

Pria itu tertawa melihat istrinya yang sedang gugup. Dia tahu persis, Stela belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Vincent mengambil tangan gadis itu lalu menggenggamnya erat. Sebuah kecupan diberikan di punggung tangannya bergantian.

"Rileks, Sayang. Ini juga pertama kali bagi saya."

Stela menundukkan kepala lesu. "Maaf ya. Aku ... malu. Rasanya deg-degan lihat kamu nggak pake atasan."

"Kalau begitu kita tunda dulu, bagaimana? Mau main COD?" usul Vincent. Dia harus meredam kembali hasrat yang mulai tersulut setelah aktivitas barusan.

Stela memandangi suaminya lama. Dia bisa melihat Vincent berusaha menahan keinginan untuk melakukan hal yang lebih lagi dari sekedar berciuman. Sementara Vincent masih menunggu jawaban dari istrinya.

Gadis itu menarik napas panjang, kemudian mengembuskannya perlahan. Setelah memejamkan mata, Stela memegang bagian bawah baju kaus suaminya, lalu menaikkannya ke atas. Dalam hitungan singkat, tubuh bagian atas Vincent terbuka.

"Buka mata kamu, Sayang," pinta Vincent tersenyum. Ternyata Stela memilih untuk melanjutkan kegiatan di malam pertama mereka daripada main game.

Perlahan mata cokelat lebar milik Stela terbuka. Tatapan matanya melihat ke wajah suaminya, lalu turun lambat-lambat ke bawah. Jantungnya kembali berdebar melihat otot menghiasi tubuh Vincent, terutama di bagian lengan, dada dan perut.

"Kamu baru pertama kali lihat pria telanjang dada ya?" goda Vincent melihat ekspresi tegang di wajah istrinya.

Kepala Stela mengangguk pelan. "Dua kali sih. Pertama waktu lihat kamu di dekat kolam renang dan yang kedua sekarang."

Vincent tertawa sebentar. Keduanya saling berpandangan hingga pria itu melabuhkan pagutan di bibir Stela sambil memberi sentuhan di area yang selama ini belum pernah dijamah oleh tangan laki-laki. Jarinya membuka kaitan pembungkus bagian atas istrinya. Dia menghentikan belaian di bibir Stela, lantas memandangi tubuhnya yang sudah tidak ada lagi pembatas.

Ternyata Stela menyilangkan kedua tangan di depan dada, menutupi wilayah yang sudah boleh dilihat oleh suaminya. Lagi-lagi sebuah senyuman tampak menghiasi wajah Vincent. Pria itu menurunkan tangan Stela yang mengepal erat.

A MAN IN A TUXEDO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang