Part 30- List Dendam

1.6K 268 44
                                    

Awal nya enggak mau update tapi kesan nya seenak nya sendiri aku kalau enggak update, kasihan kalian nungguin.


✍✍✍


You POV


Draco benar benar mengantar ku sampai  batas pintu masuk tangga asrama bahkan dia menunggu ku berganti pakaian. Aku benar benar couple an dengan Draco yaitu Turtleneck polos hitam.

Merasa yakin sudah dengan penampilan ku, aku bergegas menghampiri Draco dibawah kasihan dia sendiri di depan pintu.

"Lama banget sih" sungut Draco terlihat jelas dia risi dilihat anak anak Ravenclaw disini.

Aku langsung merangkul leher Draco agak menunduk karena aku agak pendekan dikit dari dia.

"Santai dong! sakit nih leher woi!"

"Diem ah, banyak banget komen sih" balas ku cepat, Draco diam ia pasrah aku geret leher nya begini.

"Nah gini dong, nurut" aku mengacak acak rambut Draco gemas.

"Untung saja kembaran, lebih tua lagi ck. Kenapa sih enggak aku dulu yang lahir biar bisa kamu nurutin aku" aku terkekeh pelan mendengar keluh Draco.

"Jangan tukar, enggak enak jadi seorang kakak menurut ku, Draco. Banyak yang harus dipikirkan"


Termasuk kebahagiaan adik paling utama dibandingkan diri sendiri seorang kakak.


"Apaan enak tuh jadi yang lebih tua menurut ku" aku langsung membekap mulut Draco agar diam. "Cerewet sekali tipe seorang adik" aku tahu Draco mau protes tambah aku bekap lebih erat dan akhirnya dia mengigit ku melirik ku sinis.

Aku tersenyum saja habis di gigit tangan ku, enggak masalah gigitan dia juga enggak sakit banget lebih tepat nya biasa saja. Kita saling bercanda sepanjang perjalanan menuju Dapur karena Draco ingin membuat Coklat panas, katanya tadi kepanasan pakai ini eh malah mau buat Coklat panas. Suka suka Draco aja deh.


"DRACO!" aku dan Draco sontak menoleh ke depan melihat seseorang berlari ke arah kami.

"Oh Pucey, ada apa?" tanya Draco melihat laki laki seperti kakak kelas Draco nih soalnya terlihat dari sragam nya agak beda dikit.

"Dipanggil Professor Snape sekarang"

"Ngapain sih?" Draco terlihat tidak suka, aku memukul punggung nya pelan. "Gak boleh gitu, sana temuin sama bapak batis sendiri gitu banget mukanya" Omel ku.

Draco memajukan bibirnya membuat ku gemas ingin menaboknya. "Suka suka aku lah"

Aku menggeleng kepala melihat tingkah kekanak-kanakan Draco saat ini, "Draco kamu harus kesana, Professor Snape guru mu loh belum lagi ayah batis mu juga. Kualat nanti enggak kesana" aku berusaha menasehati Draco agar ke sana.

"Nah bener kata kembaran mu, by the way kembaran mu cantik juga ya. Boleh kenalan enggak? Ak–"

Plak

"Gak usah modus you, pucey. Mau duel mantra nih? Aku siap tongkat kebetulan nih" Draco memukul kepala Adrian, aku meringis melihat nya mana lagi Draco tampang tampang gak main main bicara mau duel mantra.

Precious Soul [Harryxyou]- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang