39. Mulai Terbongkar

115 8 128
                                    

"Sudah pagi," Arzoo mengucek matanya malas. Pandangannya jatuh ke ponselnya yang sudah tidak lagi menyala. Seingat Arzoo, ia semalam menonton film karena tidak bisa tidur, dan entah bagaimana dia malah ketiduran.

"Eh, apa? Pagi?" Secepat kilat Arzoo berlari keluar kamarnya, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, dan hanya mendapati Rhea sedang merebus air.

"Kak, di mana kak Katrina?"

"Dia sudah pulang tadi," jawab Rhea.

"Pulang?"

Rhea mengangguk.

Tanpa menunggu 2 detik, Arzoo berlari lagi ke kamarnya. Ia lempar buku dan apa saja yang ada di meja untuk mencari charger.

"Ya Tuhan, apa kau mengambil chargerku? Aku harus menyalakan ponsel dan memberitahu Sonu," keluh Arzoo.

"Kakak pinjam charger!" Arzoo menerobos masuk ke kamar Rhea, dan Rhea tidak sempat mencegahnya.

"Ponsel ini akan meledak jika aku menelpon sambil mengecas, sebaiknya kukirim pesan saja, Sonu kan selalu online," gumam Arzoo sambil sibuk mengetik.

Pesan terkirim, Arzoo meninggalkan ponselnya divsitu dan keluar untuk melihat Rhea memasak sekalian belajar. Ya, kau tidak salah dengar, belajar memasak. Arzoo ingat permintaan Radha sebelum pergi ke Mumbai kemarin.

---

Sonu tengah merebus air untuk membuat kopi. Sembari menunggu air mendidih, dia memainkan ponselnya untuk sekadar mengecek pesan yang masuk. Dan benar saja, pesan beruntun masuk tak kurang dari 5 detik.

[Sonaa ...!]

[Hey Sona, hey Sona, bangun!]

[Penyihir itu pulang ke
rumahnya, cepat kejar!]

[Sonu-Sona, cepat!!]

Setelah membaca pesan dari Arzoo, Sonu langsung mematikan kompor, persetan dengan kopi, mengejar Katrina lebih penting.

Dia menggedor pintu kamar mandi sekeras mungkin agar manusia di dalamnya cepat keluar. Tidak ada sejarahnya keluar rumah tanpa mandi bagi seorang Sonu, atau nanti pesonanya akan menurun di mata para gadis.

"Jai, kau mandi nanti saja. Cepat keluar! Penyihir itu sedang pulang, aku harus mengejarnya!" teriaknya sambil terus menggedor pintu.

"Penyihir?"

"Tidak usah pura-pura amnesia kau, Katrina, Jai!"

Pintu terbuka, tapi yang keluar bukan Jai, melainkan Rishi.

"Mau kau apakan Katrina?" tanya Rishi.

Sonu terkejut, tapi itu hanya berlangsung beberapa detik. "Tanya Jai," ucapnya sambil menerobos masuk.

Rishi menggaruk tak gatal kepalanya. Sonu menyukai Katrina, atau bagaimana? Apa dia harus memberitahu Rhea soal ini? Tapi tidak, pertama Rishi harus bertanya dulu pada Jai seperti kata Sonu.

-----

Sonu kini sudah berada di tempatnya biasa mengintai Katrina-belakang tiang listrik.

Tapi tunggu, kenapa sangat sepi? Apa Katrina sudah pergi ke tempat kerjanya yang misterius itu? Sonu merutuki dirinya sendiri, tahu begini harusnya dia tidak usah mandi tadi.

Sonu mengedarkan pandangannya ke sekeliling, barangkali ada orang yang bisa ditanyai. Matanya tertuju ke satu orang yang tengah berjalan ke arah rumah samping Katrina. Nenek-nenek 'Katrina Kaif' waktu itu.

"Nek," sapa Sonu.

"Iya, Nak, ada yang bisa nenek bantu?" balas Nenek itu ramah. Benar dugaan Sonu, nenek itu sudah melupakannya.

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang