14. Dua-dua

165 13 80
                                    

Dengan kesal Rhea melajukan motornya ke rumah Rishi. Akan tetapi, baru beberapa meter di jalan raya, mendadak dia berhenti dan menepi.

"Bagaimana caraku ke rumah Rishi? Bahkan aku tidak tahu di mana rumahnya," gumam Rhea. Entah kenapa dia baru sadar tidak tahu di mana penjahat itu tinggal.

"Oh Rhea, kenapa kau jadi bodoh begini?!" rutuknya pada diri sendiri.

Rhea terus berpikir, dia bertanya pada siapa alamat rumah Rishi? Apa mungkin di rumah Tuannya? Rhea tahu di mana rumah Tuannya, tapi tidak, mau apa dia ke sana malam-malam begini? Melabrak Rishi? Bagaimana jika Rishi tidak di sana? Lucu sekali dia datang tanpa hasil.

Drrrttt ... drrrttt.

Rhea terlonjak kaget, selain Arzoo, ponselnya juga selalu mengangetkan. Langsung ia ambil benda itu dari dalam tas-nya. Tertera di sana nomor asing. Mungkinkah itu Rishi? Ah, kenapa juga Rhea malah terus memikirkan Rishi?! Tapi itu tidak salah, bukankah dia memang mau ke rumah Rishi?

"Halo?"

"Halo, Rhea, ini Rishi. Aku ingin memberitahumu---"

"Diam kau, Penjahat! Di mana kau sembunyikan adik-adikku? Ha, katakan! Di mana kau sembunyikan Radha dan Arzoo? Ini sudah larut malam, tapi rumahku masih sepi, mereka tidak ada di rumah. Dan jawabannya, mereka pasti ada bersamamu, kan? Jawab, Rishi! Katakan di mana kau sembunyikan Radha dan Arzoo? Sudah cukup kau memanfaatkan mereka untuk kepentinganmu mendekatiku. Sekarang kembalikan adik-adikku! Aku tidak mau mereka jadi anak buah tidak jelasmu, sudah cukup 2 pria itu saja pasukanmu!" potong Rhea sambil mengoceh tanpa henti.

Di seberang sana, Rishi tertawa kecil mendengar ocehan Rhea. Ini untuk pertama kalinya Rhea mengomel dan bicara panjang lebar padanya.

"Kenapa malah tertawa? Katakan di mana Arzoo dan Radha?"

"Sudah cukup mengomelnya? Bisa kujawab apa yang kau tanyakan? Atau kau masih belum selesai mengomel?"

"Ya, tentu saja. Cepat katakan, di mana adik-adikku?"

"Pertama Arzoo, aku tidak tahu ada di mana adikmu itu. Seharian ini aku juga tidak melihatnya, dan ya, dia tidak kusembunyikan sama sekali. Sungguh. Lalu Radha, Radha sedang berada di rumah temannya, adik temannya ulang tahun. Karena ini sudah malam, Radha tidak bisa pulang. Maafkan aku, dia memintaku menjemputnya, tapi aku sedang tidak bisa, jadi dia menginap di sana. Oke, Kakak Rhea, apa penjelasanku sudah cukup?"

Rhea terdiam, jujur dia merasa sedikit malu mengomel tanpa sebab pada penjahat itu. Ah, ya, bahkan dia juga menyebut Rishi penjahat, tapi memang benar, kan? Rishi seorang penjahat.

"Terima kasih dan maaf," kata Rhea.

"Tentu, tentu, tidak masalah. Jika butuh sesuatu hubungi saja aku. Oh, ya, jangan lupa simpan nomorku. Bye, Rhea~" ucap Rishi setengah menggoda Rhea.

Rhea mematikan teleponnya, walau status Rishi adalah penjahat, tapi Rhea percaya sepenuhnya pada pria itu.

Tidak, sebelum itu, dia harus memastikan yang Rishi katakan adalah benar. Ya, Rhea akan menghubungi teman-teman Radha. Tapi, tunggu, Rishi tidak bilang teman yang mana. Teman Radha ada banyak, haruskah Rhea telfon semuanya?

"Bodoh, kau bodoh, Rhea!" makinya.

Sekarang mana mungkin Rhea menelfon Rishi lagi, atau pria itu akan kesenangan dan mungkin mengiranya sudah membuka hati untuknya.

"Alishka," gumam Rhea.

Kebetulan saat itu Alishka online, jadi secepat kilat Rhea menelfonnya.

"Iya, Kak Rhea, ada apa?" sahut Alishka dari seberang sana.

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang