07. Patah Hati-nya Penjahat

173 18 59
                                    

Rhea sengaja langsung melangkah pulang tanpa memanggil adik-adiknya yang masih sibuk bercerita hingga tak melihatnya. Arzoo dan Radha malah akan bertanya macam-macam jika melihatnya pulang secepat ini.

Pintu kamarnya ditutup agak kasar serta dikunci. Rhea ingin mengurung diri, memikirkan ulang yang barusan terjadi, tapi bukan berarti memikirkan tawaran pernikahan dari Rishi.

"Rishi, Rishi, Rishi, kenapa dia menyukaiku? Pakai acara melamarku juga. Memangnya apa yang menarik di matanya dariku?" Rhea bermonolog.

Ia lalu bangkit dan melihat pantulan dirinya di cermin. Dia selalu berpakaian dan berdandan sederhana, tidak pernah berlebihan seperti para gadis seusianya. Ya, kata orang-orang dia memang cantik, dan bukankah banyak yang lebih cantik lagi?

Ah, entahlah, Rhea tidak mengerti. Mendadak penjahat seperti Rishi mengejar-ngejar dirinya, berkata mencintainya, dan parahnya langsung mengajak menikah. Oke, itu memang lebih baik daripada hubungan tanpa kepastian yang tidak jelas arahnya. Akan tetapi, mereka baru kenal sekitar 3 hari yang lalu. Tiga hari! Bayangkan saja.

"Dia serius dan mengerti arti kata-katanya tadi, kan? Atau hanya bercanda? Tapi dari matanya, kelihatan serius," gumam Rhea.

"Ah, sudahlah. Lebih baik aku menelpon Katrina." Rhea mengulurkan tangan ke tempat tidur, tapi benda yang dicarinya tidak ada.

"Ponselku ke mana?" gumamnya sambil garuk-garuk tengkuk tak gatal.

"Astaga, bukankah dibawa Radha? Rhea, kenapa kau ceroboh sekali? Bagaimana ini?" Rhea menggigit kukunya kebingungan sambil mondar-mandir.

"Ah, iya, aku dan Katrina kan ada janji, jangan-jangan Katrina tadi menelponku, dan diangkat Radha? Atau ... dia sudah memberitahu Radha yang sebenarnya? Tidak, tidak, itu tidak boleh terjadi," Rhea bergegas melangkah kembali ke taman. Sangat penting baginya mengambil ponselnya itu, persetan dengan serangan Radha dan Arzoo soal dia cepat pulang.

Deg!

Jantung Rhea hampir melompat keluar melihat sosok yang ia cari tengah mengobrol dengan kedua adiknya. Mereka tampak tertawa-tawa akrab.

Menahan kegugupan yang sudah di ambang batas, Rhea perlahan mendekati ketiga gadis itu.

"Itu kakak," tunjuk Arzoo yang pertama kali menyadari kedatangannya.

Katrina, Radha, Jai, dan Sonu menoleh. Tatapan semuanya baik-baik saja, kecuali Katrina. Meski tanpa bicara, tatapan itu serasa menceramahinya panjang, lebar, kali tinggi.

"Kak, Kak Katrina mencarimu," ucap Radha memberi tahu.

"Iya, aku lupa kami akan bertemu sekarang," Rhea memasang senyum kaku, lalu memberi isyarat dengan matanya agar Katrina pergi dari sini.

"Kami segera kembali," pamit Katrina pada orang-orang.

"Katrina, apa-apaan ini? Kenapa kau mengikutiku kemari?" Rhea kesal.

"Kau marah? Seharusnya itu dialogku. Dengar, kau setuju untuk menemuiku hari ini, tapi nyatanya, kau malah kencan dengan penjahat itu. Kenapa? Lupa? Atau tidak ingat?" omel Katrina lagi.

"Maaflah. Kau tahu sendiri, kan, bagaimana sifat Radha. Dia memaksaku untuk bertemu Rishi sekarang, katanya biar sekalian," jelas Rhea.

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang