21. Tanpa Rhea

121 14 104
                                    

Semua orang menoleh ke sumber suara, termasuk Rishi yang langsung berhenti mendadak dari acara pukulnya itu. Di sana, Tuan Singh berdiri dengan beberapa penjaga di belakangnya.

"Tuan, dia sangat keterlaluan. Aku tidak masalah jika dia mengejekku, tapi Rhea? Aku bisa saja menghabisinya sekarang juga jika berani berkata begitu lagi," adu Rishi.

Tuan Singh mengangguk tanpa ekspresi. "Ya, aku mengerti. Poplu, Chotu, bawa Suresh ke dalam. Jai, Sonu, antar para gadis ini pulang ke rumahnya masing-masing, pastikan mereka sampai dalam keadaan selamat. Dan Rishi, kau bisa mencari Rhea sekarang, bawa juga bersamamu beberapa orangku," kata Tuan Singh.

Semua yang merasa namanya disebut langsung menurut tanpa menunggu perintah kedua, kecuali Rishi yang masih berdiri di tempatnya memukuli Suresh tadi. Dia tetap di situ karena menunggu Jai dan Sonu, juga Poplu dan Chotu kembali untuk bersama-sama mencari Rhea.

"Rhea, kau ke mana? Bukankah sudah kubilang untuk tetap di sana menungguku? Kenapa kau keras kepala sekali? Setidaknya jika kau mau pergi, maka beritahu aku," gumamnya khawatir.

Yang Rishi takutkan, jika Rhea diculik, dan tidak bersama Katrina. Ya, mungkin rata-rata temannya adalah penjahat baik, tapi musuhnya? Tidak bisa dipercaya. Apalagi ... ya, setelah Rakesh membocorkan beberapa informasi pada musuh, bisa saja para musuh itu yang menculik Rhea, kan?

Di sisi lain, Arzoo, Radha, Rohan, dan Meera sedang dalam perjalanan pulang dengan diantar Sonu. Lalu Alishka, Samaara, Mia, dan Shreya bersama Jai. Arzoo yang kesal pada Jai tidak mau pulang bersama manusia datar itu. Dia lebih memilih ikut Sonu yang setiap hari selalu diajaknya berdebat.

Bahkan selama perjalanan, Arzoo sama sekali tidak bicara, lain dengan Radha-Rohan yang sibuk bercerita tentang kemungkinan ke mana perginya Rhea dan Katrina.

"Mungkin kakakmu terlalu mengantuk, jadi dia pulang duluan," celetuk Sonu.

"Tidak mungkin, Sonu. Kakak biasanya juga pulang malam saat kerja," protes Radha.

"Kau kira aku tidak tahu, aku kan villain yang mengganggunya waktu itu," gumam Sonu sambil tertawa kecil, tetapi sangat pelan.

"Apa?" sahut Arzoo yang duduk di samping Sonu, sepertinya Arzoo dengar perkataan Sonu barusan.

"Hah? Apanya yang apa?" Sonu gelagapan.

"Kau bicara apa tadi?"

"Memang aku bicara apa?" tanya balik Sonu dengan wajah konyolnya itu.

"Lupakan," ketus Arzoo. Dia yang sudah kesal malah bertambah kesal gara-gara makhluk satu itu.

Tiba di rumah, Arzoo langsung masuk untuk berganti pakaian. Rasanya dia ingin sekali secepatnya melepas gaun berat ini. Atau seharusnya tadi ia bawa baju ganti saja, agar tidak perlu repot berlarian sambil terkurung dalam beratnya gaun ini.

Lain Arzoo, lain Radha. Radha menyusuri setiap sudut rumahnya untuk mencari Rhea. Barangkali yang dikatakan Sonu benar, Rhea pulang duluan.

Tak sampai 10 menit, Arzoo menyelesaikan acara mandi dan ganti pakaiannya. Dia berdiri di depan pintu kamar mandi dengan heran melihat Radha yang entah mencari apa di dalam kulkas.

"Radha, mencari apa?" tanyanya.

"Kelereng," jawab Radha tanpa menoleh.

"Apa? Jadi Rohan mengajakmu main kelereng malam-malam begini? Tidak bisa tunggu besok pagi?"

Radha mengalihkan fokusnya dari benda-benda di dalam kulkas, lalu berbalik menatap gemas Arzoo. "Aku mencari Kakak, untuk apa kelereng ada di dalam kulkas?"

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang