56. Kompetisi Selingkuh

112 8 108
                                    

1 tahun kemudian...

Tak terasa setahun sudah Rishi dan Rhea tinggal di Manali. Menjalani hidup berdua tanpa gangguan para penjahat—seperti yang Rishi impikan. Di sini, Rishi bekerja bersama warga lokal yang adalah tetangga mereka. Menjadi sopir yang mengantar para turis, menyewakan atribut musim dingin, atau apa saja yang penting bukan kejahatan.

Hari ini, Rishi terpaksa libur bekerja karena Rhea merengek minta pulang ke Bhopal, tapi tidak Rishi setujui. Untuk itu, Rhea terus-terusan memegangi tangan Rishi agar tidak bisa pergi.

"Ayolah, Sayang, Rishi-ku, suamiku yang tampan, yang baik, tidak sombong, sayang istri, Rishi Villain-ku, kita ke Bhopal, ya? Ya...?" Rhea tak ada letihnya membujuk, merengek, dan memohon pada Rishi agar menurutinya.

"Tidak, Rhea. Kita tidak akan ke sana," kata Rishi entah yang keberapa kalinya.

"Rishi, sudah setahun, aku ingin bertemu adik-adikku. Radha, Arzoo, mereka pasti juga ingin bertemu denganku. Kita pulang, ya ...? Ya ...?" Rhea mengeluarkan jurus tatapan memelas andalannya yang biasanya membuat Rishi tak tega.

Namun, kali ini sepertinya itu tidak berfungsi. Rishi tetap tidak mau.

"Ayolah, Rishi .... Sebagai gantinya, aku akan memberikanmu apa saja yang kau minta. Aku tidak akan marah-marah lagi seperti semalam. Aku tidak akan tidur duluan. Aku akan menuruti apa pun ajakanmu. Pokoknya aku tidak akan menolak. Sungguh," bujuk Rhea.

"Aku hanya mau kau, dan kau sudah jadi istriku," Rishi terkekeh.

Rhea bersedekap dada dan berbalik membelakangi Rishi. Rishi pun merengkuh Rhea dari belakang dan menyimpan kepalanya di pundak Rhea.

"Ish, pergi sana! Singkirkan kepalamu!" ketus Rhea sambil melengos.

Rishi tertawa kecil tanpa berminat memindahkan kepalanya dari pundak Rhea. Justru, pelukannya itu makin dia eratkan, bahkan sesekali menciumi Rhea dari samping dan menggesekkan pipinya pada pipi Rhea—yang mana itu makin membuat Rhea kesal.

Tapi, tunggu, jangan kira Rishi sekejam itu sampai tidak mau menuruti keinginan istrinya. Sebenarnya, dia menolak karena Arzoo sendiri yang akan datang bersama Jai dan Sonu. Sengaja Rishi tidak memberitahu Rhea—untuk membuat kejutan sekaligus membuat istrinya itu kesal.

Tok

Tok

Tok

"Sudah, lepas! Sana buka pintunya," suruh Rhea.

"Tidak mau," tolak Rishi.

"Rishi!" jerit Rhea.

"Rhea!" Rishi menirukan Rhea.

Rhea menggeleng tak percaya dengan tingkah Rishi. "Awas kau, ya! Aku akan cari suami baru nanti," ancamnya seraya berjalan ke arah pintu.

Cklek.

"Kakak!"

Kerucutan kesal di bibir Rhea dalam sekejap berubah menjadi senyum sumringah. "Arzoo?"

"Aku merindukanmu, Kak!" Mereka langsung berpelukan ala orang lama tidak bertemu.

"Bagaimana kabarmu, Kak? Baik-baik saja, kan? Kau sudah tidak sedih lagi, kan? Tentu saja, sudah satu tahun. Rasanya lama sekali ya kita tidak bertemu," oceh Arzoo.

"Iya. Dan lihat, kau semakin gendut saja," Rhea terkekeh.

Arzoo melotot, lalu mengerucutkan bibirnya. "Aku tidak gendut," rajuknya.

"Iya, iya, bercanda."

"RISHI~ Temanku, sahabatku, kakakku, aku merindukanmu~" Sonu muncul dari balik pintu dan berlari-lari slow motion—sangat dramatis seperti dalam film—menghampiri Rishi, lalu memeluknya. Tak lama kemudian, Jai muncul dan ikut berpelukan juga.

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang